"Diamlah Draco. " ucap Asya melototi Draco.
"Ooohhhh!" pekik Lavender Brown.
Makhluk ajaib yang pernah mereka lihat berjalan ke arah mereka. Asya terkagum-kagum dengan makhluk itu. Tubuh bagian belakang, kaki depan, dan ekor mereka seperti kuda.
Namun sayap, kepala, dan cakarnya seperti elang raksasa dan paruhnya yang tajam berwarna baja dan matanya jingga cerah.
Makhluk itu memakai kalung tebal disekeliling lehernya. Yang dikaitkan dengan rantai panjang, dan ujung rantai ini dipegang oleh Hagrid.
"Majulah! " seru Hagrid sembari mencegah makhluk itu mendekati anak-anak. Semua mundur sedikit ketika Hagrid tiba di depan mereka.
"Hippogriff! "Seru Hagrid dengan gembira. "Cantik bukan?"
Harry mulai mengagumi makhluk yang setengah kudu dan setengah elang itu. Bulunya yang cerah dan berkilat.
Abu-abu tua, perunggu, putih kelabu agak merah jambu, coklat, dan hitam legam.
"Nah, sekarang kalian majulah sedikit. "
Tidak seorangpun yang maju. Meskipun demikian Harry, Ron, Hermione, Asya memberanikan diri mendekati pagar dengan hati-hati.
"Hal pertama yang harus kalian ketahui ialah mereka angkuh. " ucap Hagrid.
"Ia mudah tersinggung. Dan jangan pernah kalian hina Hippogriff, karena mereka tak segan menghabisi kalian. " ucap Hagrid kembali.
Malfoy dan kedua pengawalnya Crabbe dan Goyle tak mendengarkan dan malah asik berbisik-bisik.
"Kalian harus selalu tunggu sampai Hippogriff bergerak terlebih dahulu, "
"Kalian berjalan kearahnya, dan membungkuk, dan kalian tunggu. Jika ia balas membungkuk, berarti kalian diizinkan menyentuhnya. Jika tidak membungkuk, cepat-cepat kalian pergi, karena kalau kena cakarnya itu sangat sakit, "
"Baik siapa yang mau coba terlebih dahulu?"
Namun tak ada yang maju, malah mereka melangkah mundur, dan hanya Harry yang terdiam di tempat."Oh, Harry kau mau coba?" tanya Hagrid
"Yeah, aku akan coba." kata Harry melangkah ke arah Hippogriff itu dengan hati-hati.
Terdengar helaan dari belakang, Lavender dan Parvati berbisik,"Oh jangan Harry, ingat daun tehBuckbeak"Bagus, Harry! " seru Hagrid. "Baiklah kita lihat bagaimana kau berkenalan dengan Buckbeak. "
Hagrid melepas rantai, menarik Hippogriff menjauh dari yang lain dan melepas kalung kulitnya. Anak-anak lain dibalik pagar menahan napas. Mata Malfoy menyipit jahat.
Seketika Harry berhasil meluluhkan Hippogriff dan tak lama ia terbang menjauh dari pandangan.
Kira-kira 15 menit berlalu akhirnya Buckbeak kembali ke tanah.
"Well done, Harry!" teriak Hagrid, sementara semua anak-anak kecuali Malfoy bersorak riuh. "Oke, siapa yang akan mencoba lagi?"
"Ini sangat gampang, " kata Malfoy melecehkan. Asya merasa akan terjadi sesuatu pada Malfoy. "Aku sudah tahu ini pasti gampang, kalau Potter bisa melakukannya. Taruhan, kau tak berbahaya sama sekali kan?"
"Iyakan, makhluk jelek kasar?"
Secepat kilat cakar baja itu menyerang Malfoy. Asya mendorong tubuh Malfoy sampai terjatuh, asya yang dibawah, Malfoy yang ada di atas."Awww kau menindihku, Draco!."ucap Asya lalu mendorong Draco menjauh.
Hagrid berusaha memaksa Buckbeak itu memakai kalung lehernya lagi, sementara Buckbeak berusaha menyerang Malfoy yang tergeletak di rumput karena gagal menyerangnya.
"Aku hampir mati! Lihatlah aku! Dia hampir membunuhku. "Ucap Draco seraya menujuk luka sedikit di lengannya.
"Diamlah. Hanya luka sedikit tak terlalu parah. Makannya lain kali dengarin, Bodoh!"ucap Asya kesal seraya mengibas-ngibaskan jubahnya yang kotor.
Anak-anak Slytherin berteriak-teriak saking kesalnya kepada Hagrid.
"Dia harus dipecat! " kata Pansy.
"Salah Malfoy sendiri! Siapa suruh meremehkan Hippogriff?" tukas Dean Thomas.
Mereka segera menuju kastil dan memasuki Aula depan yang kosong.
******
Di rumah sakit, Malfoy mendapatkan pengobatan dari Madam Pomfrey. Dan Asya menemaninya."Bagaimana dengan Draco madam? Apa dia baik-baik saja?" tanya Asya.
"Ia baik-baik saja, lukanya tidak terlalu parah."
"Madam, apakah aku boleh menitip Draco sebentar, aku ingin keluar."
"Kau mau kemana, Sya? ."rengek Malfoy.
"Aku cuma mau kembali ke asrama. Nanti aku akan kesini bersama Pansy."
"Jangan lama-lama."
Keesokan harinya, Malfoy sudah diperbolehkan meninggalkan rumah sakit. Asya menjemputnya lalu berjalan menuju kelas ramuan. Tangan Malfoy di bopong dengan kain.
"Kenapa tanganmu di bopong? Patah? Perasaan gak parah deh. Kau berlebihan."
"Sakitt tau."
Asya dan Malfoy memasuki kelas dan mendapati Prof. Snape yang telah berada di kelas.
"Bagaimana keadaan kalianmu, Drake?"ucap Pansy khawatir.
"Tidak terlalu baik."ucapnya datar.
"Duduklah, Malfoy." kata Snape. Mengacuhkan Asya yang masih berdiri.
'Aku gak disuruh duduk nih?'tanya Asya dalam hati. Tentu Snape mendengarnya.
"Duduklah Ms. Heaverly."ucapnya datar tanpa menoleh ke arah Asya.
Mereka membuat ramuan baru hari ini. Cairan penyusut. Malfoy meletakkan kualinya dekat dengan Asya, Ron, Pansy,dan Harry. Hermione agak berjauhan, ia bersama Neville.
"Sir, saya perlu bantuan untuk memotong-motong akar daisy ini, karena tangan saya... "
"Mr. Weasley potongkan akar Malfoy," kata Snape tanpa menoleh ke arah mereka.
"Lenganmu tidak apa-apa Malfoy." ia mendesis kepada Malfoy.
"Apakah kau tak mendengarkan yang dikatakan professor Snape tadi?"
Ron langsung menyambar pisaunya, menarik akar-akar daist Malfoy dan memotongnya sembarangan membuat potongannya tidak beraturan.
"Professor, Weasley merusak akar saya. "
Snape mendatangi mereka memandang akar, dan kemudian terseyum masam ke arah Ron."Tukar akar dengan Malfoy, Weasley. "
"Tapi sir.. "
"Sekarang!" kata Snape dengan suaranya yang menyeramkan.
"Dan sir, saya perlu Shrivelfig ini di kupaskan."kata Malfoy.
"Potter kupasjab Shrivelfig Malfoy." kata Snape dengan pandangan jijik seperti biasanya.
"Malfoy berhentilah menyusahkan orang lain!" ucap Asya di telinga Malfoy.
"Kalau begitu kau saja yang membantuku. "Ucap Malfoy tersenyum menggoda.
"Enyahlah, Malfoy."ucap Asya kesal.
"Ahh rupanya kau masih kesal kepadaku 'manis'. " ucap Malfoy dengan penekanan kata 'manis' lalu tersenyum jail.
Melihat hal itu Asya ingin sekali melempar pisau di genggamannya ke arah Malfoy. Untung ia masih ingat kalau Malfoy adalah sepupunya. Sepupu paling ia benci. Namun ia tetap menyayanginya.
Tanpa diduga Snape menghampiri meja Asya, memperhatikannya dengan lamat-lamat.
"Berhentilah memandangiku, Professor. Aku tahu aku cantik."ucap Asya percaya diri.
"Jangan terlalu percaya diri. Aku hanyak memperhatikan caramu melakukannya."
"Dan jangan berpikir yang tidak-tidak Mrs. Heaverly"tambahnya.
See you next ya 🖤
Jangan bosen-bosen buat baca and jangan lupa kasih vote.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Mine (A Severus Snape)
Teen FictionNatasya Claudia Heavenly. Gadis yang berasal dari asrama Slytherin yang ikut berpetualang dengan The Trio Golden. Seorang gadis yang mampu memikat hati seorang pria dingin bernama Severus Snape. Akankah takdir mempersatukan mereka? Yuk baca ceritan...