17

567 71 33
                                    

Asya melangkahkan kakinya menuju kereta yang akan mengantarkannya ke peron 9¾. Namun tiba-tiba seseorang mencekal tangannya dan menariknya hingga Asya menabrak dada bidang seorang pria berpakaian serba hitam.

"P-professor?!"

"Berjanjilah untuk mengirimkan surat kepadaku jika kau sudah sampai." ucap Snape mengangkat dagu Asya.

"I-iya." ucap Asya dengan suara sedikit gemetar.

"Bagus," ucap Snape lalu mengeluarkan sesuatu dari balik jubahnya lalu menyerahkannya pada Asya.

"Coklat?" tanya Asya yang belum menerima pemberian Snape.

"Terimalah, aku tahu kau suka coklat."

Dengan sekejab, Asya menyambar coklat itu dan memasukkan kedalam tasnya. Snape terkekeh kecil melihat gadis dihadapannya ini.

"Cepat pergilah sebelum keretamu berangkat, atau kau mau tinggal di sini dan menghabiskan waktu bersamaku huh?" ucap Snape sembari tersenyum jahil.

"Eh tidak-tidak, aku mau pulang. Babay sampai jumpa, Prof." ucap Asya lalu berlari menyusul teman-temannya.

#*#*#

Dua minggu berlalu, kini Asya dan keluarganya menghabiskan musim panas bersama mengunjungi sebuah museum yang terletak di kota London. Semuanya nampak gembira terkecuali Asya. Ia merasa bosan dan jenuh karena setiap liburan orang tuanya selalu mengajaknya ke museum atau tidak ke perpustakaan atau ke tempat-tempat yang bersejarah. Asya hanya ingin mengunjungi tempat-tempat wisata dan bermain di wahana menghilangkan segala beban pikirannya. Namun apalah daya, kedua orang tuanya melarang untuk mengunjungi tempat-tempat yang menurut mereka tak bermanfaat.

"Mom bolehkah sekali saja Asya pergi ke bioskop?" rengek Asya kepada ibunya.

"Tidak."

"Mom.. Dad..." ucap Asya seraya menampilkan puppy eyes nya yang selalu menjadi andalannya untuk meluluhkan hati seseorang.

"Tid—"

"Permisi.." ucap seseorang dari belakang yang memotong pembicaraan John. Seorang pria berpakaian serba hitam tetapi kini ia tidak memakai jubahnya, ia memakai kemeja dengan lengan yang digulung beserta jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Sungguh siapa saja yang melihatnya akan tersepona eh terpesona dengan penampilannya tak terkecuali bagi kaum hawa.

Asya dan kedua orang tuanya menoleh ke belakang. "Severus?" ucap John. Ia menghadap Snape dan merangkulnya.

"Lama kita tidak bertemu.." ucap John dan Snape membalas pelukannya.

"Senang bertemu denganmu kembali John.." John perlahan melepas pelukannya.

"Oh ya ngomong-ngomong kau kenapa kemari?" tanya John.

"Aku ingin mengajak Asya berjalan-jalan, bolehkah? Aku ingin mengajaknya ke suatu tempat dan mungkin di situ ia akan banyak menambah wawasannya." ucap Snape. Asya melotot ke arah Snape. John dan Claudia berpandangan.

"Baiklah kalau begitu, kalian boleh jalan-jalan. Tapi ingat jangan pulang kemalaman. Jaga dia Severus." ucap John seraya menepuk-nepuk pundak Snape.

"Pasti."

Snape dan Asya keluar dari museum dan berjalan beriringan.

"Kau mau bawa aku kemana? Aku bosan belajar belajar dan belajar terus kan aku sudah pintar. Aku sudah muak dengan Dad dan Mom yang selalu mengajaku ketempat seperti itu dan kini giliran kau. Arkhh!  Lama-lama aku jadi stress.." gerutu Asya selama diperjalanan.

"Cih sombong. Aku akan mengajakmu ke bioskop.."

"Kau serius, Sir?!" Snape mengerling ke arah Asya dan mengangguk.

Be Mine (A Severus Snape)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang