20

665 61 195
                                    

"Sir, kita harus memberinya nama."ucap Asya menatap wajah bayi perempuan yang berada digendongannya. Mereka baru saja pulang dari Diagon Alley.

"Kira-kira nama apa yang cocok?"tambahnya.

Snape nampak berfikir sejenak, "Bagaimana kalau Evelyn Glennie Snape."

"Nama yang bagus. "Ucap Asya.

"Adaline Laurie Snape nama untuk anak kita nanti."Ucap Snape menggoda Asya.

Asya melirik sinis ke arah Snape, "Aku baru berusia 14 tahun, Sir. "

"Kalau kita rencanakan dari sekarang apa salahnya?"

"Terserah."
Mereka memasuki halaman Mansion milik Asya, semua maid dan penjaga gerbang menatap pasangan itu penuh tanda tanya karena ada seorang bayi yang bersama mereka.

"Maaf miss, bayi siapa yang kau bawa?"ucap Emma sang maid.

"Kami menemukannya di Diagon Alley, ada seseorang yang sengaja meninggalkan bayi ini di sana."Ucap Asya.

"Awhh kasihan sekali."ucap Emma menatap iba kepada bayi perempuan itu.

"Kau bisa membantuku mengurus bayi ini? Aku belum terlalu mahir dalam mengurusnya."ucap Asya sembari mengusap rambut sang bayi.

"Dengan senang hati, Miss."

"Baiklah kalau begitu boleh minta tolong buatkan susu untuknya dan antarkan ke kamarku."ucap Asya, Snape menyerahkan kantong belanjaan nya kepada Emma.

"Dan sekalian buatkan secangkir coklat hangat untuk kami berdua."tambahnya.

Snape dan Asya menuju ke kamar dan meletakkan bayi di kasur. Tak lama Emma datang membawa pesanan nya dan segera keluar. Asya berbaring dan mulai menyusukan nya dengan dot yang dibawa Emma tadi.

Snape menatap keduanya dengan perasaan bahagia, ia bisa membayangkan kejadian itu apabila dirinya dan Asya berkeluarga nantinya. Tapi sedetik kemudian perasaan bahagiannya digantikan dengan perasaan khawatir.

Asya melirik Snape yang nampak sedih lantas berucap.

"Sir ada apa?"

Lamunan Snape buyar, "Oh tidak apa-apa aku hanya memikirkan sesuatu."

"Tentang apa?"

"Aku hanya memikirkan bagaimana reaksi ayah dan ibumu jika mereka tahu kita membawa seorang bayi yang tidak diketahui asalnya. Apakah mereka akan menyukainya atau malah tidak."ucap Snape. "Jika tidak, lantas kita bawa kemana anak ini. Orang tuanya saja kita tidak tahu. "

Asya menepuk bahu Snape, "Tenang saja aku akan membicarakannya kepada Mom dan Dad. Semoga saja mereka bisa menerima kehadiran bayi ini di tengah-tengah kita. "

"Kita tidak melakukan hal-hal diluar batas kok. Jadi tidak usah khawatir."tambahnya. Snape mengangguk dan ikut berbaring di samping Evelyn sembari menepuk-nepuk pantatnya untuk menidurkan.

"Aku akan menyuruh bibi Cissy ke sini. Ia harus mengajariku cara mengurus bayi. "Ucap Asya.

Snape mengerutkan dahinya, "Bukankah kau sudah meminta Emma untuk membantumu? Kenapa sekarang Narcissa yang kau suruh?"

"Aku lebih suka jika bibi Cissy Yang mengajariku cara mengurus bayi. Emma bisa ku suruh untuk membantuku sedikit-sedikit."ucapnya sembari mengusap kening Evelyn.

"Aku juga akan membantumu mengurus Evelyn. "Ucap Snape.

Asya mengerutkan dahinya, "Kau mau mengurus bayi? Yang benar saja."

Snape memutar bola matanya, "Tentu saja, aku ayahnya. Ia harus mendapatkan perhatian lebih oleh kedua orang tuanya. "

"Terserah kau."

Be Mine (A Severus Snape)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang