8

754 80 5
                                    

"Daddy!"seru Asya lalu menghambur ke pelukan ayahnya.

"Daddy udah lama di sini?"tanya Asya.

"Baru saja, dan langsung ke ruangan Dumbledore." ucap ayah.

"Terus gimana soal paman Lucius? Apa ia sudah mencabut tuntutannya?"tanya Asya.

"Maafkan Dad, nak. Dad sudah berusaha meyakinkannya dan juga kementerian lebih mempercayai Lucius, Dad tak bisa berbuat apa-apa, walaupun jabatan Dad tinggi di kementerian tapi tetap saja Dad kalah tentang persoalan ini." ucap ayah.

"Tidak papa, Dad. Dad sudah melakukannya untukku, aku sangat menghargainya."ucap Asya yang masih memeluk ayahnya.

"Ngomong-ngomong di mana ketiga temanmu yang dari Gryffindor itu?"tanya ayah.

"Mereka di-oh astaga aku lupa kalau mereka mengunjungi Hagrid, hari ini Buckbeak akan dihukum mati, aku akan segera menyusul mereka. Dad, Asya pergi dulu ya." ucap Asya kemudian mencium pipi kanan Ayahnya. Ayahnya hanya mengangguk lalu tersenyum manis, sangat manis.

Asya berlali menyusuri lorong koridor untuk segera menuju pondok Hagrid. Namun tiba-tiba ia menabrak dad bidang seseorang.

Bruk

Sontak Asya terjatuh ke lantai.

"Aduh.. Kalo jalan liat-liat dong."gerutu Asya yang masih belum menyadari siapa yang ia tabrak.

"Seharusnya kau, Miss Heaverly. Kau punya mata tapi tak digunakan untuk melihat."ucap Snape datar. Asya yang menyadari suara tersebut langsung mendongakkan kepalanya. Ia mendapati seorang pria berbaju serba hitam sedang menatapnya dengan tajam.

"M-maaf professor saya tengah terburu-buru."ucap Asya lalu berdiri

"Potong 5 point dari Slytherin."ucap Snape.

"Yeah, terima kasih professor. T-tapi saya buru-buru professor, permisi." ucap Asya lalu melangkahkan kakinya namun tangannya tiba-tiba ditarik dan sontak ia berbalik dan lagi-lagi menabrak dada bidang Snape.

"Mau ke mana kau? Apa kau lupa tugasmu sebagai asisten?"tanya Snape

"Em.. Professor ini hari libur sekolah, kau juga tak memberiku libur?"tanya Asya yang masih menatap dada milik Snape.

"Tidak." ucapnya singkat.

"Oh kalau begitu aku minta izin sehari ini saja untuk libur."kata Asya menatap Snape.

"Tidak."ucap Snape datar.

"Oh ayolah professor aku harus menemui Harry, Ron, dan Hermione. Mereka ke pondok Hagrid dan hari ini Buckbeak akan dihukum mati, please professor." rengek Asya sembari menampilkan puppy eyes nya. Snape yang tak tahan dengan atensi imut milik Asya langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Baiklah, ku beri libur kau hari ini."ucap Snape lalu meninggalkan Asya. Kemudian Asya bergegas menuju pondok Hagrid. Sesampainya di sana Asya mengetuk pintu kayu tersebut.

Tok tok tok

Seketika pintu terbuka dan menampilkan sosok Hagrid. Ia mempersilahkan Asya masuk dan di sana sudah ada Harry, Ron, dan Hermione.

"Asya, kami dari tadi mencarimu, ku kira kau sudah berada di sini." ucap Hermione

"Tadi aku ke ruangan kepala sekolah dulu untuk menemui Dad."ucap Asya.

"Terus gimana soal tuntutannya?"tanya Ron.

"Soal itu-maafkan aku teman, tapi paman tetap tak mau mencabut tuntutannya, aku juga sudah meminta bantuan pada Dad tapi hasilnya juga nihil. Maafkan aku juga Hagrid." ucap Asya sedih sembari menundukkan kepalanya.

Be Mine (A Severus Snape)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang