11

662 80 10
                                    

"Mengerikan... Sangat mengerikan... Sungguh keajaiban tak satu pun dari mereka mati... Tak pernah dengar yang seperti ini... Untung benar kau ada di sana Snape... "

"Terima kasih, Pak Menteri. "

"Order Of Merlin, kelas dua, kurasa. Kelas pertama kalau bisa kuatur dengan kelicikan! "

"Terima kasih banyak Pak Menteri. "

"Black telah menyihir mereka, saya langsung menyadarinya. Mantra Confundus kalau dilihat dari tingkag mereka. Mereka rupanya berpikir ada kemungkinan Black tak bersalah. Mereka tak bisa dipersalahkan. Meskipun demikian, campur tangan mereka bisa saja memberi kesempatan Black lolos.. Jelas mereka mengira bisa menangkap Black dengan berempat saja.. Mereka sudah terlalu sering dibiarkan sebelum ini... Saya khawatir itu membuat mereka memiliki tinggi diri mereka sendiri... Dan tentu saja Potter selalu diberi banyak sekali kelonggaran oleh kepala sekolah.. "

"Ah, Snape.. Harry Potter, kau tahu sendiri... Kita semua jadi sedikit lunak kalau berhadapan dengan dia. "

"Tetapi-baiklah baginya kalau diberi begitu banyak perlakuan khusus? Saya sendiri berusaha memperlakukannya seperti murid-murid lainnya. Dan murid-murid lain akan diskors-paling tidak-karena membawa teman-temannya ke dalam bahaya besar seperti itu. Bayangkan, Pak Menteri; melanggar peraturan sekolah, padahal segala hal dilakukan untuk melindunginya meninggalkan sekolah, malam hari, bergaul dengan manusia serigala dan pembunuh-dan saya punya alasan untuk percaya dia selama ini mengunjungi Hogsmeade secara ilegal juga.. "

"Wah, wah... Kita lihat nanti, Snape, kita lihat nanti... Anak itu jelas telah bertindak bodoh.. Apalagi Miss Heaverly yang dulu katanya tak suka melanggar peraturan, sekarang jadi ikut-ikutan melanggar peraturan.. "

"Entahlah, aku tak tahu juga dengan jalan pikirannya. "

Asya membuka matanya dengan samar-samar. Dia berbaring di atas nakas rumah sakit. Hal pertama yang ia lihat adalah teman-temannya juga terbaring di rumah sakit. Dia bisa melihat Pansy dan Draco yang duduk di kursi sambil membaca buku. Hey sejak kapan mereka dekat?. Dia juga melihat Madam Pomfrey yang tengah mengobati kaki Ron. Di sebelah kanan kirinya terbaring Harry dan Hermione yang sepertinya juga sudah sadar.

Dia melihat ke arah pintu yang sedikit terbuka, dan suara Cornelius Fudge dan Snape menembus melalui celahnya dan koridor di luar.

"Asya! Kau sudah sadar? Syukurlah"ucap Pansy yang berlari mendekati Asya dan memeluknya erat. Di susul Draco dan Madam Pomfrey yang berjalan mendekatinya.

"Ah, kalian sudah bangun."ucap Madam Pomfrey.

Asya hanya tersenyum manis lalu mengangguk lemah.

"Kau tahu? Aku dan Draco seharian mencarimu. Aku khawatir kau diculik. Aku sampai tak bisa tenang. Yakan, Drake?" ucap Pansy, air matanya menetes. Draco mengangguk tampak raut wajah khawatir.

Asya terkekeh kecil. "Sejak kapan kalian barengan?  Ku kira kalian tak akan bisa akur." keduanya salah tingkah.

"A-Aku. "Ucap Pansy gugup.

"Sudah-sudah. Miss Heaverly mari saya periksa dulu."ucap Madam Pomfrey.

"Kondisimu masih lemah, kau jangan banyak bergerak dulu. Dan sekarang kau harus minum ramuannya dulu"tambahnya sambil menyodorkan sebotol ramuan.

Asya menatap jijik botol ramuan itu. "Ewhh... Aku tak suka ramuan."ucap Asya.

"Salah sendiri, suka sekali berada di rumah sakit ini."ucap Pansy.

"Sekarang kau tak boleh sakit lagi! Aku dimarahi Dad habis-habisan gara-gara tak bisa menjagamu."ucap Draco kesal.

"Hahaha, kasian deh. Sayang banget sama Uncle."

Be Mine (A Severus Snape)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang