9

647 72 8
                                    

"JANGAN! " teriak Harry. Ia menendang Crookshanks, membayar kucing itu melompat ke tepi, mendesis. Harry menyambar tongkatnya.

Pintu berdebam terbuka diiringi semburan api merah dan Harry berputar tepat ketika Prof. Lupin menyerbu masuk ke dalam ruangan, wajahnya pucat tak berdarah, tongkatnya terangkat, siap.

Matanya sekilas menatap Ron berbaring di lantai, kemudian menatap Asya dan Hermione yang berada di dekat pintu, menatap Harry yang berdiri dengan tongkat teracung di atas Black, dan kemudian menatap Black sendiri, yang rebah dan berdarah di kaki Harry.

"Expelliarmus!" Lupub berteriak.

Sekali lagi tongkat Harry melayang lepas dari tangannya, begitu ketika tongkat lainnya yang dipegang Hermione. Lupin menangkapnya dengan tangkas, kemudian berjalan masuk, menatap Black, dengan Croockshanks yang masih mendekam di dada melindunginya.

Asya masih berdiri di dekat pintu. Entahlah nyalinya tak cukup kuat untuk menghentikan semua ini.

Kemudian Lupin bicara, dengan suara ganjil. Suara bergetar menahan emosi. "Di manakah dia, Sirius?"

Wajah Black tanpa ekspresi. Selama beberapa detik, dia sama sekali tak bergerak. Kemudian, dengan sangat perlahan, dia mengangkat tangannya yang kosong, dan menunjuk lurus ke arah Ron.

Tercengang, Harry mengerling Ron, yang tampak bingung. Begitu pun dengan Asya dan Hermione menatap Ron dengab ekspresi bingung.

"Tapi, kalau begitu.... " Lupin bergumam, menatap Black tajam-tajam seakan berusaha membaca pikirannya, "kenapa selama ini dia tak memperlihatkan diri? Kecuali... "

Mata Lupin tiba-tiba melebat, seakan dia melihat sesuatu melampaui Black, sesuatu yang tak bisa dilihat orang lain.

"Kecuali dialah orangnya...  Kecuali kalian berdua bertukar tempat... Tanpa memberitahu aku?"

Sangat perlahan, matanya yang cekung tak pernah meninggalkan Lupin, Black menangguk.

"Professor Lupin." Harry menyela dengan keras, "Apa yang...?" Harry menoleh ke arah Lupin dan tidak menyelesaikan pertanyaannya karena yang dilihatnya membuat kata-katanya macet tersumbat di kerongkongannya.

Lupin menurunkan tongkatnya, berjalan mendatangi Black, menyambar tangannya, menarik berdiri sehingga Crookshanks terjatuh ke lantai, dan memeluknya seperti memeluk kakaknya sendiri.

Hati Harry mencelos.

"Profesor Lupin?" ucap Asya yang kaget tak menyangka dengan apa yang dilakukan oleh professor favoritnya ini.

"AKU TAK PERCAYA!" teriak Hermione.

Lupin melepas Black dan menoleh ke arah Hermione dan Asya.

Hermione menunjuk Lupin. Matanya liar. "Anda-Anda...?"

"Hermione.. "

"Jadi selama ini. Anda dan dia!" teriak Asya.

"Natasya, tenanglah.."

"Saya tidak mengatakan kepada siapapun!" jerit Hermione. "Selama ini saya melindungi Anda... "

"Hermione, tolong dengarkan aku!"teriak Lupin, "Aku bisa menjelaskan."

"Tak ada yang perlu dijelaskan, Sir! Semuanya sudah jelas. Anda dan dia bersekongkol untuk membunuh Harry!"teriak Asya.

"No, Asya. Ini tidak seperti apa yang kau pikirkan."ucap Lupin pelan

Harry bisa merasakan tubuhnya gemetar, bukan karena ketakutan melainkan karena gelombang baru kemarahan.

"Saya mempercayai Anda," Harry berteriak kepada Lupin, suaranya bergetar di luar kendali. "Dan selama ini Anda temannya!"

Be Mine (A Severus Snape)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang