16

559 77 17
                                    

Sudah hampir pagi, Asya tak kunjung memejamkan matanya. Di depannya, ada setumpuk buku yang akan ia pelajari untuk menghadapi ujian kali ini. Ia hanya membaca sekilas untuk sekedar memahami intinya saja. Tidak ada yang menemaninya belajar, teman-temannya masih bergelut dengan mimpinya. Dini hari memang waktu yang tepat untuk belajar karena otak masih segar dan belum banyak fikiran.

Asya berbeda dengan Hermione. Hermione yang terobsesi dengan nilai, sedangkan Asya tidak. Hermione yang lebih suka berteman dengan buku, sedangkan Asya tidak. Ia tentu tak terlalu memikirkan dengan nilainya. Ia lebih suka mengandalkan logikanya dalam ujian ketimbang harus membaca beratus ratus halaman untuk menemukan jawaban. Jika pun ia membaca buku, ia hanya akan membaca sekilas.

Jika dipikir-pikir memang sebaiknya Asya ditempatkan di asrama Ravenclaw. Namun topi seleksi malah menempatkannya di Slytherin karena memang dijiwanya mengalir darah Malfoy yang juga merupakan seorang Slytherin.

Setelah 15 menit belajar, ia lebih memilih untuk membaringkan dirinya di kasur dan mulai memejamkan matanya.

3 jam kemudian

"Asya bangun!" teriak Pansy sembari mengguncang-guncang tubuh Asya.

Asya membuka matanya dan meregangkan tubuhnya, "Ini masih jam berapa?"

"Astaga! 30 menit lagi sarapan Asya dan kau belum bersiap-siap."

"Masih 30 menit, sebentar lagi."ucap Asya kembali membenamkan wajahnya di bantal.
Pansy yang geram langsung saja menimpuk kepala Asya menggunakan bantal.

"Heh ini ujian. Kau tak mau kan terlambat? Kau harus banyak-banyak mengisi tenagamu sebelum otakmu habis terkuras karena mengerjakan ujian,"

Asya bangkit dengan mata yang masih berusaha menahan kantuk,"Iya iya aku mau mandi."

Asya menuju ke kamar mandi dan setelah itu ia keluar bersiap-siap memakai seragamnya. Tak lama ia keluar dari asrama dan menuju Great Hall bersama Pansy dan Astoria. Tak lupa dengan Draco yang mengikutinya dari belakang bersama kedua bodyguardnya.

Mereka membuka pintu Aula dan ternyata sudah banyak anak yang tengah menunggu untuk sarapan, tak lupa juga dengan para professor yang datang menuju meja para guru. Asya mengedarkan pandangannya ke tempat duduk para guru, sontak matanya menatap salah satu bangku yang kosong disebelah Professor McGonagall. Siapa lagi jika bukan Snape.

Asya bertanya-tanya kepada dirinya sendiri. Kemana pria itu? Tidak biasanya ia tak datang untuk sarapan. Namun, Asya berusaha mengacuhkannya dan melanjutkan perjalanannya menuju meja asrama Slytherin.

Setelah acara sarapan selesai, semua murid dipersilahkan untuk menuju kelasnya masing-masing untuk mengikuti ujian. Tak terkecuali Asya, Pansy, dan Draco. Ujian pertama kali ini adalah Transfigurasi.

#*#*#*

Beberapa hari berlalu, ujian telah usai. Kini saatnya pemeringkatan. Terlihat Professor Dumbledore tengah menaiki mimbarnya bersama dengan Professor McGonagall di sebelahnya.

"Ujian telah kita hadapi bersama. Kini giliran kami akan mengumumkan peringkat pada tahun ajaran ini. Kita mulai dari peringkat ke tiga di raih oleh Antony McLaggen dari Ravenclaw dengan jumlah nilai 432,5." tepukan terdengar di meja para murid Ravenclaw.

"Peringkat ke dua di raih oleh Natasya Claudia Heavenly dari asrama Slytherin dengan jumlah nilai 453,5." kali ini seluruh meja di Aula bertepuk riuh, mulai dari asrama Ravenclaw, Hufflepuf, Gryffindor, dan tak terkecuali Slytherin yang bertepuk tangan paling kencang.

"Dan peringkat pertama diraih oleh Hermione Jean Granger dari asrama Gryffindor dengan jumlah nilai 470." Sama seperti Asya tadi seluruh Aula bertepuk tangan kecuali meja para Slytherin yang menatap Hermione dengan tatapan jijik. Namun tidak berlaku untuk Asya yang tersenyum bangga dengan sahabatnya itu.

Be Mine (A Severus Snape)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang