5

867 92 10
                                    

"Dan jangan berpikiran yang tidak-tidak, Miss Heaverly."

Asya menyelesaikan ramuannya dan sedikit dibantu oleh Harry. Tanpa diduga ramuan Neville berubah warna menjadi jingga.

"Jingga, Longbottom?" tanya Snape dengan pandangan seram ke arah Neville. Hal itu membuat Neville merinding ketakutan, dan akhirnya nanti setelah ramuan telah selesai, ramuan Neville akan diteteskan kepada Trevor(katak milik Neville).

"Pelajaran selesai. Silahkan keluar." ucap Snape mengakhiri pelajarannya. Semua murid bergegas keluar tanpa kecuali Asya yang juga menuju pintu keluar.

"Kecuali Miss Heaverly." ucap Snape menghentikan langkah Asya. Asya berbalik dan berjalan ke arah Snape.

"Apa kau lupa? Kau ini asistenku, mengapa kau keluar?"tanya Snape tanpa menoleh ke arah Asya.

"Ini jam makan siang professor, masa aku gak boleh ke Aula sih? Kan aku juga lapar. " ucap Asya cemberut yang membuat ia makin imut. Lalu Snape menatapnya.

'Imut." batin Snape.

Asya yang mengetahui isi pikiran Snape hanya tertawa kecil. Asya memang menguasai Legimency dan Occlumency. Ini bakat turun temurun dari keluarganya.

"Well, bawa buku ini ke ruanganku, sekarang!" ucap Snape tegas.

"Ah baiklah. "Asya langsung membawa buku tersebut dengan terpaksa.

Sesampainya di ruangan Asya langsung meletakkan buku itu di atas meja.

"Sudah selesai, dan aku akan keluar professor. "Pamit Asya sembari berjalan keluar. Namun langkahnya terhenti.

"Siapa yang menyuruhmu keluar, miss?" tanya Snape yang menatap tajam mata Asya.

"Aduh professor, aku lapar ingin makan, tak kan kau membiarkan aku mati karena kelaparan professor? Konyol sekali?"

"Bagus kalau begitu, mati saja kau." ucap Snape santai.

"Hell." teriak Asya sambil menghentakkan sebelah kakinya dan mengepalkan tangannya.

"Sekarang bersihkan ruanganku sampai benar-benar bersih, atau kau tak kuizinkan makan." perintah Snape.

"Hell, aku asistenmu bukan babu mu professor!" gerutu Asya.

"Tak ada penolakan, cepat kerjakan!"

Asya kemudian mulai membersihkan ruangan itu. Entahlah moodnya hancur gara-gara Snape.

"Em-professor, apakah kau tak menyiapkan makanan untukku?"tanya Asya yang sudah tak bisa menahan rasa laparnya.

"Selesaikan lebih dulu, aku akan segera kembali. " ucap Snape lalu melangkah keluar.

Tak beberapa lama kemudian akhirnya Snape kembali membawa dua buah piring berisi makanan untuk mereka berdua.

"Makanlah terlebih dahulu." perintah Snape sembari meletakkan makanan di atas meja. Tanpa banyak bicara, Asya langsung menghampirinya dan mulai memakannya dengan sangat lahap sampai-sampai ia tersedak.

"Uhuk.. Uhuk.. "

"Pelan-pelan makannya. " ucap Snape lalu mengambil minum untuk Asya.

"Kau seperti tak makan selama sebulan, Asya. " ucap Snape.
Asya mendongakkan kepalanya dan membulatkan matanya terkejut, Snape memanggil nama depannya bukan nama keluarganya.

"Kalau hanya kita berdua, aku akan memanggil nama depanmu." ucap Snape.

Asya hanya mengangguk. "Em.. Oke. "

Setelah selesai makan, Asya memutuskan untuk keluar dari ruangan Snape.

"Keliling-keliling sebentar tak apa lah ya." ucap Asya mulai berjalan menyusuri lorong. Kemudian ia berpapasan dengan Oliver Wood.

"Hai, Asya. Kau mau kemana?"tanya Wood.

"Oh, aku mau keliling-keliling, biasa lagi gabut."

"Kalo gitu mau ikut aku latihan Quidditch? Hari ini latihan."

"O iya hari ini Gryffindor latihan ya, kok aku jadi lupa sih."

"Jadi.. Mau ikut tidak?"tanya Wood lagi.

"Boleh." ucap Asya. Mereka pun berjalan menuju lapangan Quidditch. Di sana sudah ada beberapa anak dan salah satunya Harry. Ia menghampiri Harry.

"Harry!" teriak Asya.

"Asya, dari mana saja kau? Aku tak melihatmu di Aula saat makan siang tadi. "

"Ooo, aku tadi di ruangan Snape, biasa asisten. " ucap Asya yang hanya memanggil 'Snape' tanpa kata 'Professor'.

"Snape? Sejak kapan kau memanggilnya dengan nama belakangnya?"tanya Harry heran.

"Sejak tadi. Aku dibuat kesel sama dia, masa iya aku gak diizinin makan, bisa-bisa aku mati kelaparan, kan gak lucu." ucap Asya kesal.

"Kasian, siapa siruh mau jadi asistennya."

"Ya mau ga mau harus mau karena professor Dumbledore yang memintanya."

"Ah sudah-sudah, kita mulai latihan saja. Asya kau duduk di sana ya, semangatin kita, oke?" ucap Wood lalu tersenyum manis.

'Ah manisnya." batin Asya lalu menangguk dan juga membalas senyuman manis.

Lalu ia berjalan ke arah tribun, di sana sudah ada Hermione dan Ron.

"Mione, Ron," ucap Asya melambaikan tangannya.

"Kau tadi diapain sama professor Snape? Kau tak apa-apa kan?"tanya Hermione berlebihan.

"Gak dong, kan aku asistennya jadi harus siap kalau ia membutuhkan." ucap Asya tersenyum manis ke arah mereka.





Happy reading 🖤

See you next ya.👋

Be Mine (A Severus Snape)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang