14

575 77 12
                                    

Keesokan harinya, Asya berusaha agar tidak bertemu dengan Snape, bahkan hari ini ia membolos pelajaran ramuan untuk menghindari Snape. Membolos pelajaran bukan hal yang biasa bagi Asya, ia merasa tak enak jika tidak menghadiri kelas sekalipun. Tapi kali ini ia berusaha mungkin agar tidak menghadiri kelas ramuan.

Asya kini berada di Menara Astronomi seorang diri karena semua masih berada di kelas masing-masing. Ia duduk sembari memeluk lututnya dan bersandar di pegangan pembatas menara. Pikirannya kembali dipenuhi dengan masalah, tentu saja masalahnya dengan Snape. Ia tak tahu harus bagaimana, disisi lain ia kecewa dengan Snape, tapi di sisi lainnya lagi ia masih sangat mencintai Snape, walaupun ia berkata bahwa ia tidak lagi mencintainya. Ia jelas sedikit tersiksa jika harus berjauhan dengan Snape, tapi egonya lebih tinggi. Ia harus bisa melupakan Snape dan kembali fokus dengan hubungannya bersama Wood.

"Arkhh.."erangnya frustasi. Ia mengacak-acak rambut panjangnya dengan kasar.

"Kenapa harus sepusing ini! Hufttt.."

Asya memutuskan untuk kembali ke asramanya. Ia turun dari Menara dan menyusuri koridor-koridor yang membawanya ke ruangan bawah tanah. Ternyata pelajaran telah usai, semua murid bergegas menuju Great Hall untuk makan siang, kecuali Asya tentunya. Ia merasa tidak nafsu makan, padahal jika menyangkut dengan makanan ia pasti akan bersemangat. Namun kali ini tidak, ia memutuskan untuk kembali ke asrama guna menenangkan dirinya. Tapi sialnya, ia bertemu dengan Snape yang baru saja keluar dari ruangannya.

"Ah Sial.."umpatnya dalam hati.

"Miss Heavenly.."panggil Snape. Namun Asya masih tetap berjalan melewati Snape dan tak menghiraukan panggilan Snape.

"Miss Heavenly.."panggilnya sekali lagi.

"Asya!"panggilnya dengan suara tinggi yang menggema di koridor bawah tanah itu. Sontak yang mempunyai nama langsung berhenti.

"10 point dikurangi dari Slytherin.."ucap Snape.

"Terima kasih.."ucap Asya. Lalu kembali berjalan meninggalkan Snape. Tapi lagi-lagi langkahnya terhenti oleh suara Snape.

"Dan detensi karena telah membolos pelajaran. Sekarang ke ruanganku!" Asya membalikkan badannya menghadap Snape sembari melipat tangannya di depan dada.

"Saya sedang tidak enak badan, Sir. Lain kali saja saya akan melaksanakan detensiku."

"Tidak menerima alasan apapun, Miss Heavenly. Dan sekarang ku minta ke ruanganku."ucapnya datar tapi cukup menyeramkan.

Karena tidak mau berdebat, akhirnya Asya mengangguk menyetujui dan langsung ke ruangan Snape. Sementara Snape keluar mengantarkan ramuan ke Hospital Wing.

Asya duduk di sofa sembari memperhatikan ruangan Snape yang cukup berantakan dengan perkamen-perkamen berserakan di lantai dan debu menempel dimana-mana. Asya mendengus kesal dan mulai merapikan ruangan Snape.

Tak lama Snape pun datang membawa beberapa tanaman obat dan langsung meletakkannya di meja. Sementara Asya tidak menghiraukan kehadiran Snape dan masih sibuk membersihkan debu-debu.

"Selesaikan. Habis itu bantu aku membuat ramuan."ucap Snape dan langsung berlalu menuju dapur. Asya masih tak menghiraukannya dan tetap melanjutkan. Snape keluar membawa dua cangkir minuman dan meletakkan di meja yang telah dibersihkan oleh Asya.

"Minumlah dulu jika kau tak mau tenggorokanmu kering." ucap Snape lalu mulai membuat ramuan. Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Asya meminum cokelat panas buatan Snape. Lalu, ia mendekat Snape dan memposisikan dirinya di samping Snape dan agar berjauhan.

Snape yang melihat Asya menjauh langsung menghela napas kesal. "Mendekatlah, bagaimana bisa membuat ramuan jika berjauhan seperti itu."ucap Snape.

Be Mine (A Severus Snape)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang