Part 1

588 70 5
                                    

Hoseok menatap komputernya yang menampilkan data yang perlu dikerjakannya, ia melihat singkat jam pada komputernya lalu mengalihkan perhatiannya pada teman kerja disampingnya.

"Jin hyung, makan siang yuk" ajaknya. Seokjin tersenyum kecil, "hm, sepertinya kamu harus pergi sendiri. Aku janjian makan siang dengan Namjoon" katanya.

Hoseok memutar bola matanya "ew, apakah kalian akan terus menempeli satu sama lain?" Kata Hoseok. Seokjin tertawa dan menutup mulut Hoseok, "sst, maaf. Tapi aku tidak mendengar omongan dari pria single yang mengenaskan" kata Seokjin.

"Anyway, pergilah makan. Kau terlihat kelaparan" kata Seokjin yang buat Hoseok mendengus dan meninggalkan meja kerjanya.














Langkahnya langsung ia arahkan pada kantin kantor, dikepalanya terngiang menu yang akan dipilihnya. Dia mungkin akan makan apapun yang dilihatnya nanti. Karena dia memang sangat lapar sekarang. Data dan angka seperti menghabiskan seluruh energinya hingga ke titik terakhir.

Hoseok masih mengunyah daging asam manis yang dipesannya ketika atensinya kini berpindah pada sosok yang berjalan mendekatinya dengan senyum merekah.

"Hoseok Hyung makan sendiri?" Tanya sosok itu. Hoseok mengangguk pelan.

"Kalau begitu boleh aku menemani Hoseok Hyung makan?" Tanya sosok itu lagi.

Hoseok kembali mengangguk.

"Teman Hyung yang biasanya menemani Hyung dimana?" Tanya Soonyoung lembut. Hoseok menjawab cepat "dia sibuk berkencan di siang bolong ini" jawab Hoseok.

"Bekal apa yang kau bawa Soon? " Tanya Hoseok menatap tempat bekal di hadapan sosok itu.

"Aku tidak yakin, aku dibawakan temanku. Tapi mungkin nasi goreng kimchi" kata sosok bernama Soonyoung itu. Soonyoung membuka tempat bekalnya dengan senyum kecil, ia menebak dengan benar bekal yang dibawakan temannya itu.

"Hoseok Hyung, silahkan dicoba" katanya pelan

Hoseok menyendokkan 2 sendok nasi kedalam mulutnya dan merasakan nasi goreng itu dengan seksama.
"Wow, temanmu benar-benar ahli memasak, ini enak sekali" kata Hoseok.

Soonyoung tersenyum lembut, rasa bangga muncul dari tatapannya. Hoseok malah ikut tersenyum, "rasa-rasanya ini dari 'teman spesial'" kata Hoseok dengan terkekeh. Soonyoung mengangguk cepat lalu menatap makanan di hadapannya.






Sedikit terlintas di kepala Hoseok, apa cinta seindah itu? Buat kamu tersenyum bodoh.

"Bagaimana pekerjaanmu? Lebih mudah bekerja dibawah tuan Choi kan?" Tanya Hoseok, Soonyoung menggeleng pelan, tapi langsung mengangguk cepat "uhm, ya dan tidak. Tuan Choi punya target yang begitu spesifik dan membuat kami karyawannya sedikit... Uhm... Banyak repot" kata Soonyoung dengan tawa kecil.

Hoseok tersenyum dan menepuk puncak kepala Soonyoung, "aku turut berduka" kata Hoseok dengan tawa kecil. "Tapi, dari presentasi yang kau paparkan kemarin, rasanya kau memang sangat cocok di bawah pimpinan tuan Choi, pemaparan kalian bagus sekali. Aku rasa tuan Choi berhasil mengasah anak buahnya dengan baik" lanjut Hoseok. Soonyoung mengangguk setuju, "aku setuju Hyung, aku yang anak baru ini saja merasa belajar begitu banyak selama ini. Aku bersyukur tentang tuan Choi" kata Soonyoung cepat.

"anyway Hyung, untuk makan malam perusahaan besok, apakah Hyung akan ikut?" Tanya Soonyoung, Hoseok menghela napas pelan dan berpikir. Sendok dan garpunya ia letakkan di atas meja. Berpikir dengan serius.

"Kalau makan malam itu berarti ada alkohol dan minuman mahal gratis, aku pasti akan ikut" katanya cepat. Soonyoung tersenyum pelan dan mengangguk

"Hyung benar, ini mungkin akan percuma kalau makan malamnya tidak beri kita keuntungan. Tapi aku bisa pastikan tuan Choi akan traktir kita menu yang terbaik untuk makan malam besok" kata Soonyoung.

"Kalau kau bisa pastikan itu, berarti aku akan ikut" kata Hoseok pasti.











Hoseok kembali bergelut dengan data dihadapannya, suara tawa Seokjin yang bercengkrama dengan kekasihnya di telepon bahkan tidak mengganggu fokus Hoseok. Hingga tiba-tiba Seokjin arahkan kamera pada wajah Hoseok yang sibuk kepada sang kekasih, Hoseok buru-buru menepis tangan Seokjin yang menggenggam telepon genggamnya itu.

"Hyung, ayolah.." kata Hoseok. Seokjin tertawa dan fokus kembali pada video call mereka, "sorry, Hoseok tidak bisa diajak bercanda. Kau bisa lihat sendiri, maniak kerja itu lakukan apapun untuk menimbun uang" kata Seokjin.

Hoseok tertawa dengarkan kalimat Seokjin, ia menggeleng dan berkata cukup keras, memastikan Namjoon kekasih Seokjin mendengar kalimatnya, "diamlah, Hyung juga budak koorporat! Jangan berlagak seakan-akan kamu bekerja untuk melayani negara dan masyarakat"

Seokjin mengacak puncak kepala Hoseok, "kau single menyedihkan, kembalilah bekerja, biarkan aku dan kekasihku menghabiskan waktu kami" katanya. Hosoek tertawa kecil lagi sebelum berucap "seingatku ini masih jam kerja."

Lalu Hoseok dapat geraman dari Seokjin yang diingatkan bahwa dia masih punya kewajiban yang harus dikerjakan.











Hoseok menatap jam tangannya, mereka pulang pukul 18.45, belum terlalu larut untuk minum-minum bukan?

Lalu ia pikir matang-matang, dia akan rapat besok jam 9. Mungkin malam ini masih sempat ia melepaskan kepenatan dirinya. Yah, waktunya cukup.


Next Chapter 🔜

조명 - UntitledWhere stories live. Discover now