Menurut Hoseok jam dinding tidak bergerak sedikit-pun. Seperti waktu enggan beranjak ke angka yang lebih besar.
Hoseok mau pulang, dia sudah lembur terlalu banyak, dan tanpa tips lembur, dia tidak akan bertahan lebih lama.
Pekerjaannya sudah hampir rampung, tinggal menunggu data dari teman sekerjanya dan setelah itu dilengkapinya laporannya. Jadi, tidak heran kalau dia mau pulang cepat. Dia bisa lembur besok, tapi tidak untuk hari ini.
"Seok? Taehyung sudah dibawah. Kamu tidak langsung turun?" Tanya Seokjin yang kini tangannya dengan sigap merapikan meja kerjanya dan hendak segera keluar dari kantor memuakkan itu.
Bukannya ikut merapikan peralatan kerjanya, Hoseok malah menghela napas sangat panjang, dan buat Seokjin menukikkan alisnya tajam.
"Kamu tidak mau pulang?" Tanya Seokjin ragu, karena menurutnya pulang adalah reward paling berharga yang bisa diperoleh dalam kehidupan kerja ini.
Hoseok menggeleng perlahan, "ah bukan Hyung, hanya aku terlambat pulang. Harusnya aku pulang lebih dulu, malah keduluan Taehyung" katanya lagi.
"Hah? Kalian sedang bertengkar?"
"Bukan Hyung, Taehyung datang untuk menjemput Soonyoung. Dan harusnya aku pulang lebih awal agar tidak ada kecanggungan seperti ini" kata Hoseok.
Seokjin membelalakkan matanya, tidak percaya yang baru saja didengarnya. Hoseok paham Seokjin lalu segera ia lengkapi kalimatnya.
"Hyung jangan berpikir macam-macam, Soonyoung akan menikah dan dia membutuhkan backup sahabatnya. Dan aku, seperti yang kau tahu, aku dan Soonyoung punya hubungan yang canggung karena kejadian dulu, jadi yah aku pikir lebih baik jika aku tidak ikut campur" jelas Hoseok yang sangat diharapkannya menjadi jawaban memuaskan bagi Seokjin.
Seokjin makin mengerutkan keningnya, "it is still sound weird to me. Apakah kamu benar-benar melakukan hal ini? Taehyung kekasihmu 'kan? Dia juga punya riwayat 'suka'.. wow aku menjadi sangat curigaan disini, dan aku paham itu tidak benar. Tapi apa kau yakin keputusan mu benar?" Tanya Seokjin.
Hoseok tertawa kecil dan mengangguk, "mereka punya kepercayaan ku 100%"
"Tapi Soonyoung kan seperti anak kecil dengan pikiran yang tidak mantap. Kiri kanan tidak jelas. Aku bahkan tidak percaya bahwa dia akan menikah. seperti aku tidak akan terkejut kalau 3 hari lagi dia membatalkan persiapan pernikahannya" kata Seokjin, Hoseok menggeleng, "Hyung, aku percaya" katanya singkat.
Seokjin tidak mau terlibat terlalu dalam. Takut salah langkah. Toh kalau Hoseok betul percaya apa yang bisa dilakukan Seokjin? Betul memang, perilaku dan pola pikir Soonyoung perlu dipertanyakan karena mempertimbangkan semua yang dilakukannya sebelumnya, tapi tidak salah juga untuk percaya Soonyoung mungkin lebih dari pikiran cetek yang diperkirakan Seokjin tentangnya.
Baru saja Seokjin akan melangkah pergi, ia melihat Soonyoung yang kini berjalan melewati mereka, Seokjin dan Hoseok.
Soonyoung terlihat sangat baik dengan senyum sumringah, Soonyoung menyapa singkat kedua seniornya itu sebelum benar-benar menghilang dari pandangan mereka.
Seokjin mengerjap, menatap Hoseok, berharap ada respon lebih. Dan ternyata nihil. Hoseok balas tersenyum seperti memberi berkat.Soonyoung akan pergi dengan Taehyung dan meninggalkan Hoseok.
Hoseok is fine.
Kalau itu Seokjin, sudah 100% dia akan bergelantung pada lengan Namjoon. Seokjin pasti percaya kekasihnya, tapi yah beda cerita kalau tentang pria seperti Soonyoung.
Kini Taehyung dan Soonyoung duduk berhadapan di salah satu warung pinggir jalan.
Soonyoung tidak lagi meledak-ledak tentang persiapan pernikahannya seperti sebelumnya, kini dia sudah tenang sembari menyesap minuman pesanannya.
YOU ARE READING
조명 - Untitled
FanfictionNothing really feels like you. Tentang keduanya yang berlari kedalam pelukan masing-masing. Tapi tidak dilupakan mereka awal dari semua ini. Awal yang bawa mereka berdiri saling bertatapan. Awal yang masih mengikat kaki mereka erat. Ini tentang Hos...