Part 7

262 50 1
                                    

Hoseok menatap jam dinding di ruangannya. Sudah menunjukkan pukul 19.46, seharusnya Soonyoung sudah ada di sana sejak beberapa menit lalu. Janjinya dia hanya akan makan malam dan segera kembali ke kantor.

Dia menarik napas panjang kembali menatap angka dan gambar yang tampil dilayar komputernya. Dia kesal, tentu dia kesal. Dengan semena-mena sang bos berikan tugas lain selain tugas yang sedang dia kerjakan ini. Belum lagi siang tadi dia harus bolak balik kantor pekerjaan umum dan Bank untuk memverifikasi data. Kesal? Ya tentu. Macet, panas, dan dia yang harus makan malam ramen membuat suasana hatinya tidak baik. Ingin sekali dia segera pulang dan istirahatkan kepalanya.






Dia kesal tapi tidak bisa dia marahi Soonyoung yang berjalan pelan masuk ke dalam ruangannya dengan senyum kecil dan mata memohon.

"Hyung... Maaf, tadi aku ketemu teman. Aku... Aku sudah berusaha membuat dia berhenti bicara, tapi dia tetap tidak berhenti" katanya pelan. Hoseok pijat keningnya. Lalu ia mengangguk perlahan, "yang penting kamu sudah tau yah konsekuensinya, kamu lama di luar, berarti nanti lama juga kita selesai" kata Hoseok, "anyway, sampai mana pekerjaan kamu Soon?"




Dan seharusnya Hoseok tidak perlu tanya, karena pada akhirnya apa yang ditampilkan Soonyoung adalah hasil akhir yang dikerjakan Taehyung tadi malam.


"Soonyoung paham tidak materi ini?" Tanya Hoseok, berusaha untuk tidak menekan anak baru yang manis ini. Soonyoung mengangguk dengan antusias. Mungkin pertanyaan Hoseok yang salah.

"Kalau ada yang membingungkan, langsung tanya pada tuan Choi yah Soon? Dia pria yang hebat. Kalau tidak, tanya saja padaku, aku tidak ahli dalam divisimu tapi aku paham beberapa hal" kata Hoseok lagi.















Pekerjaan mereka selesai pada pukul 23.00, tidak tepat tapi begitulah.

Soonyoung dijemput oleh Taehyung. Dan Hoseok tidak bodoh untuk tahu ada sesuatu hal diantara Soonyoung dan Taehyung.
Sudah pasti mereka bukan kakak beradik.
Pasti ada hal lain dan Hoseok yakin soal itu.












Semenjak Hoseok tahu kemana Taehyung pergi setelah malam panas mereka, Hoseok tidak bisa menghentikan dirinya untuk tidak memperhatikan baik Soonyoung atau Taehyung.



Cukup satu panggilan dan Taehyung sudah ada disana. Seperti Soonyoung taruh mantera pada Taehyung. Taehyung lakukan apapun yang diminta Soonyoung

Pernah waktu itu sebelum mereka memulai malam panas mereka, Taehyung jemput Hoseok di apartemennya untuk menuju Hotel langganan mereka, tapi sebelum menuju hotel itu, Taehyung sempatkan membelikan makan malam untuk Soonyoung.






Hoseok hanya bisa tertawa canggung, coba bayangkan tiba-tiba Soonyoung membuka pintu mobil Taehyung dan menemukan Hoseok duduk dengan manis disana. Sudah pasti jadi surprise yang kurang mengenakkan.





Hoseok bahkan tahu Soonyoung tidak bisa makan makanan pedas dan tidak bisa tidur terlalu larut malam! Itu semua berkat dia memperhatikan Taehyung yang sigap menyiapkan makanan dan sigap juga kembali ke rumah Soonyoung untuk menemani pria itu tidur - yah begitulah kata Taehyung.

















Hoseok memampa dagunya dan menatap Taehyung yang sedang bersiap pulang.
"Kau menyukai Soonyoung yah?"

Taehyung menatap Hoseok singkat dan kembali mengancingkan kemejanya. "Uhm, it is not your business" kata Taehyung.

"Aw, tidak usah menjelaskan. Dari caramu menjawab, aku tahu kamu ada perasaan untuknya" kata Hoseok, bermaksud menggoda, tapi Taehyung hanya memutar bola matanya. Mengambil tasnya dan menyampirkannya pada pundaknya




"Kenapa tidak dicoba? Kenapa harus terjebak dalam friendzone jika bisa bersama? Toh cara dia menatap dan membicarakan mu sepertinya dia bisa menyambut baik perasaan mu" kata Hoseok.









Bukan urusan dia. Tentu bukan urusan dia, tapi jujur saja, menatap Taehyung yang bersamanya bahkan tidak punya senyum. Seperti pelit sekali dia akan senyumnya. Tapi lain hal lagi jika berada di sekitar Soonyoung, Taehyung seperti akan merobek bibirnya sendiri karena senyumannya yang lebar.
Hoseok harap semua orang dapat kebahagiaannya, lalu disinilah Taehyung berdiri di depan Hoseok, sudah pasti menyukai Soonyoung tapi bahkan tidak menyatakan perasaannya. Tidakkah itu menyedihkan?


Kalau Taehyung bahagia liat senyum Soonyoung kenapa tidak diperjuangkan?










"Kamu tidak tahu apa yang sedang kamu bicarakan" kata Taehyung cepat.
Hoseok mengernyit, dia tidak mungkin salah. Tapi kalau disanggah seperti itu, ya sudahlah. Tidak usah dipaksa.

"Ya, ya. Aku pun tidak peduli. Aku hanya menyarankan kamu. Setidaknya kamu jangan marah kalau dia nanti diambil tepat di depan matamu" kata Hoseok.







"Stop" kata Taehyung. Hoseok mendengus, dia tidak tahu Taehyung begitu keras kepala jika itu tentang Soonyoung.

Hoseok hanya bangkit berdiri, mengambil handuk dan hendak berendam.
















"How can i try when he is normal and i'm not?"












Hoseok baru saja akan berbalik, ia menggenggam erat handuk ditangannya. Ingin ia tuntut Taehyung jelaskan lebih banyak. Tapi secepat Taehyung utarakan Soonyoung 'normal', secepat itu juga ia meninggalkan kamar hotel itu.

Hoseok berdiri sendiri di dalam kamar itu, rasanya aneh sekali.

Apa cinta sesulit ini?







Taehyung tahu akan sesakit ini, dan dia terus meladeni apa mau Soonyoung?
Apa cinta bodoh? Atau Taehyung yang bodoh?
Apa Soonyoung manfaatkan Taehyung?
Tapi Soonyoung baik dan polos, tidak mungkin dia lakukan hal tidak terpuji seperti itu.
Tidak mungkin dia manfaatkan Taehyung karena dia tahu Taehyung mencintainya sepenuh hati.










Hoseok mau muntah. Inilah mengapa cinta bukan jawaban.

Hoseok tidak membutuhkan perasaan yang ujungnya akan menyakiti pihak lain.













Next Chapter 🔜

조명 - UntitledWhere stories live. Discover now