Part 3

318 55 6
                                    

Taehyung menatap Soonyoung yang duduk meringkuk di sisinya.

Mobilnya terus melaju, begitu juga dengan pikirannya. Soonyoung tertidur selama perjalanan sampai ke apartemen Soonyoung.

"Tae, gen-gendong boleh?" Tanya Soonyoung pelan, tatapannya sayu, pipinya merona merah, dan bibirnya tampak begitu plump. Taehyung akan pukul kepalanya sendiri jika dia berani sentuh Soonyoung lebih dari batasan.
Taehyung berjongkok membelakangi Soonyoung, Soonyoung yang paham langsung melompat naik keatas punggung Taehyung.

Ia meracau selama perjalanan mereka ke depan pintu apartemennya. Taehyung gemas setengah mati, bahkan kosa kata yang digunakan Soonyoung tidak bisa dikategorikan sebagai bahasa.

Taehyung dengan Soonyoung dipunggungnya memasuki apartemen yang lumayan luas itu. Dengan perlahan ia menidurkan Soonyoung ke ranjang milik Soonyoung. Ia sempatkan menatap Soonyoung yang langsung tertidur dengan pulas saat tubuhnya bertemu dengan kasur empuk itu.

How he really want to kiss this guy.









Taehyung menarik napas panjang, bertengkar dengan dirinya sendiri yang menuntut untuk mengecup bibir plump itu. Soonyoung terlihat sangat rapuh dan Taehyung ingin menghancurkannya. Tapi tidak bisa dilakukannya, tidak boleh dilakukannya. Taehyung tidak boleh ambil kesempatan dalam kesempitan. Dia seperti tidak berakhlak jika dia lakukan hal itu.

Tapi bagaimana lagi?








Taehyung akan benturkan kepalanya ke dinding saat ini juga.

Soonyoung berjalan goyah di sekeliling rumah, dia tertawa dan bergoyang senada dengan lagu yang disenandungkannya. Yah itu menggemaskan.

Taehyung setuju itu menggemaskan, tapi kalau Soonyoung berjalan ke sana kemari dengan tidak terselimuti apapun, apakah akan menggemaskan?
Oh tidak.




Soonyoung terlihat begitu sexy.








Taehyung merutuki dirinya, Soonyoung hanya mengenakan celana boxernya. Taehyung berencana mengganti bajunya tadi, tapi sayang sebelum ia kenakan baju pada Soonyoung, Soonyoung bangkit dan mulai bertindak mabuk lagi.

Dia harus menjaga pria dihadapannya ini, pria dengan kulit putih bersih dan senyum yang manis serta suara yang manja. Taehyung harus menjaga pria ini dari Taehyung sendiri. Karena Taehyung sendiri akan kehilangan kewarasannya sedikit lagi.

Ia mengambil tempat duduk di sofa, ia biarkan Soonyoung menari dengan bebas. Soonyoung akan lelah nantinya. Taehyung tertawa kecil mendapati situasi dia sekarang.

Kalau Taehyung gila, mungkin dia sudah ambil kesempatan ini. Toh dia bisa pergi kapan saja.

Tapi dia tidak bisa kehilangan kewarasannya.

Soonyoung menjatuhkan diri pada tubuh Taehyung yang bersandar di sofa. Soonyoung terkekeh, jemarinya ia mainkan di atas dada Taehyung. Dan Taehyung ingin memaki Soonyoung yang terlihat menggemaskan sekali.

Taehyung mengusap rambut Soonyoung, merapihkan helaian rambut yang menutupi wajah dengan pipi gembul itu.
"Soon pake baju yah? Habis itu bobo'" kata Taehyung.

Jangan tanya, Taehyung sadar ia perlakukan Soonyoung seperti bayi. Tapi karena memang Soonyoung adalah bayi.

He is Taehyung's baby.

Soonyoung menggeleng, menyandarkan pipinya pada dada Taehyung.
"E-enggak mau.." racaunya pelan.

Taehyung terkekeh, "nanti dicium kalau Soonie mau pakai baju"

Soonyoung mengangkat wajahnya, "beneran cium? Di bibir yah?" Katanya

Taehyung tertawa dan mengangguk.

Soonyoung segera berdiri, mengangkat tangannya, dia siap dipakaikan pakaian.

Setelah dipakaikan baju, Soonyoung langsung melemparkan diri kedalam pelukan Taehyung. "C-cium sini..." Katanya, dengan bibir yang dia majukan. Bibir Soonyoung mengejar bibir Taehyung. Taehyung yang baik, tentu berikan apa yang diinginkan Soonyoung.
Tidak lebih. Hanya ciuman yang lembut. Tidak lebih, karena kalau lebih Taehyung akan kehilangan kendali.


















Pagi harinya, Soonyoung bangun dengan kepala pening. Dia menatap sekeliling untuk menemukan Taehyung berdiri di belakang pantry.

"Aku merepotkan yah?" Kata Soonyoung

Taehyung terkejut dengan suara tiba-tiba Soonyoung. Ia menghadap Soonyoung cepat dan tertawa, "iya, sedikit. Tapi masih bisalah di kontrol" katanya sambil membalikkan nasi goreng kimchi yang sedang dimasaknya.

Soonyoung tertawa kecil dan menepuk jidatnya, "tolong katakan padaku, aku tidak memintamu menciumku kan? Tidak kan?" Tanya Soonyoung.

"Kau mau aku berbohong atau tidak?" Tanya Taehyung.

Soonyoung tertawa kembali, tidak perlu ditanya. Pasti memang Soonyoung minta ciuman saat sedang mabuk.





















Hoseok menarik napas panjang, pikirannya kemana-mana. Ia tertawa kecil dan sesekali memukuli kepalanya, "duh bodoh banget, sial" katanya pelan. Seokjin mengintip dari meja sebelah, "you okay? Bukankah ini masih terlalu pagi untuk menyadari bahwa kau bodoh?" Tanya sahabatnya itu.

"Hyung.. aku mau cerita" kata Hoseok yang kini menatap Seokjin, Seokjin membolakan matanya, kursinya kini ia putar untuk menghadap Hoseok.

"Beritahu aku sekarang" tanyanya penuh dengan antusias.

Hoseok kini menatap kembali komputernya, "akan aku ceritakan setelah aku menyelesaikan file ini" kata Hoseok.

"Itu lama Seok, sebaiknya kamu cerita terlebih dahulu" kata Seokjin, berharap Hoseok ceritakan apa yang mengganggu pikirannya.

"Nope, job first. Gossip later" kata Hoseok yang kini fokusnya pada komputer serta dokumen terbuka di atas mejanya.

Seokjin menyipitkan matanya, "Seok kau tahu betul cara buat aku mati penasaran" katanya.
"Setidaknya, berikan aku hint" lanjutnya.

Hoseok tertawa kecil dan menatap Seokjin, ia mencoba berpikir, "hm.. ini tentang.. aku.. Soonyoung dan pria berkulit Tan yang sempurna"

Seokjin kembali membolakan matanya, baru saja akan dia dekati Hoseok, Hoseok kembali menghadap ke komputernya dan tertawa, "aku sudah berikan hint, sebaiknya Hyung bekerja terlebih dahulu"


















Seokjin perlu menghirup udara lebih banyak, matanya masih membola, dan Hoseok menertawakan sahabatnya yang masih terjebak dengan keterkejutan.

Mereka sudah keluar dari beberapa menit yang lalu untuk istirahat siang. Mereka bahkan belum makan, dan berita dari Hoseok buat Seokjin merasa mual.



"What—, your friends with benefit is someone's boyfriend?" Suara Seokjin patah-patah
"The hell, you crazy" lanjutnya.

Hoseok mengangguk, "yes, i am crazy. Ini gila memang!" Hoseok mengusap rambutnya acak.
"Terlebih ini punya Soonyoung, teman kerjaku sendiri. Aku berasa menggali kuburan ku sendiri" kata Hoseok.

"Sebaiknya ditinggalkan. Aku tidak terlalu menyukai Soonyoung tapi aku tidak mengizinkanmu merusak hubungan seseorang. Kamu mungkin alergi akan cinta, tapi tetap saja tidak boleh hancurkan cinta orang lain" kata Seokjin pasti.

Hoseok tertawa kecil, serasa ditendang dengan kalimat Seokjin. Hoseok setuju.

"Iya Hyung, aku tidak mungkin patahkan hati Soonyoung" kata Hoseok cepat.









Next Chapter 🔜





조명 - UntitledWhere stories live. Discover now