Part 19

270 47 12
                                    

Tidak jauh berbeda dengan malam yang lain. Malam ini pula, Hoseok duduk di salah satu bar favoritnya. bar yang tidak mengizinkan orang-orang bodoh dan pericuh masuk ke dalamnya. tapi mungkin malam ini penjagaan bar itu rendah, sehingga salah satu dari orang bodoh di dunia ini harus muncul di sekeliling Hoseok. Hoseok hanya ingin menikmati minumannya dengan tenang, tapi sepertinya tidak untuk malam ini.

Pria ini terlalu banyak mengoceh, Hoseok terus-menerus mengernyitkan keningnya menatap orang asing yang terus membicarakan kekayaan dan pencapaian yang bahkan Hoseok tidak pedulikan. Tentu dia mendapat minuman keras favoritnya secara cuma-cuma karena pria dengan penampilan serba kuning emas berkilau ini, tapi dibandingkan minuman keras gratis, sebenarnya Hoseok masih sangat peduli tentang kesehatan telinga dan kewarasan pikirannya.

"What do you want from me?" kata Hoseok sangat muak pada pria yang ternyata memiliki berlian pada salah satu gigi taringnya itu.

"Oh.. hahaha.. nothing much. I just want you to wake up in my bed" kata pria itu dengan kerlingan mata yang lebih memuakkan dari apapun diseluruh dunia itu. kepala Hoseok makin pening, perutnya mual dan ingin sekali dia muntahi pria yang satu ini.






Entah karena minuman yang terus-terusan ia teguk atau wajah pria ini memang punya efek memualkan dan memuakkan.

Pening, pening sekali. Hoseok pusing, dikerutkan dan diregangkannya keningnya, berharap perbaiki pandangannya yang kabur atau setidaknya mengurangi sakit kepalanya, dipijatnya pelipisnya, tapi sama sekali tidak mengurangi apapun.

Dan ocehan pria asing ini masih belum berhenti.









"Kamu cantik sekali, wow. really pretty, kamu bahkan lebih cantik dari setiap wanita yang pernah kutemui, wow. kulitmu halus sekali, boleh aku sentuh pipimu? boleh ak..."

"Shhtttt. Bisakah kamu diam sebentar? aku sakit kepala" kata Hoseok kini sandarkan kepalanya di atas meja. Bukannya dia lemah akan minuman, tapi mungkin dia sudah minum lebih banyak dari yang seharusnya. Mungkin selama pria disampingnya ini mengoceh, dia tak sadar diri terus meneguk minuman keras yang terus tersaji didepannya.





"Aw-, sepertinya kamu mabuk a-aku akan menjagamu, berada di sampingmu.Kamu istirahatlah sebentar" kata pria asing yang bahkan sebenarnya sosoknya di samping Hoseok tidak lagi dipedulikannya. Hoseok sedang sangat sibuk menahan pening kepalanya yang seakan ingin membunuhnya.





















Tarikan napas kencang dilakukan Hoseok, mengagetkan pria berlian di sisinya yang ternyata benar-benar menunggui Hoseok.

"Sudah baikan?" tanya pria itu

Hoseok menggeleng. Kini wajahnya cemberut, pipinya menggembung dan dia merajuk. Matanya bulat menatap sang pria membuat sang pria kini memerah wajahnya.

"Apa yang kamu inginkan sih sebenarnya? kamu mau aku cium?" tanya Hoseok dengan tanpa aba-aba, kini membuat pria yang bersemu merah itu lebih bersemu merah, kepalanya mengangguk kecil. tidak ada angin dan tidak ada hujan tapi Hoseok tawarkan sesuatu yang tidak bisa ditolak.

Pria itu mendekatkan wajahnya, memotong sedikit demi sedikit jarak diantara mereka. Di lain sisi, Hoseok tidak ragu menarik kerah kemeja pria itu, kini bahkan hidung mereka sudah saling bersentuh, sedikit lagi, dan bibir berbentuk hati itu jadi milik si pria dengan berlian di gigi.

Tapi belum sempat kepalanya ia dekatkan pada sang empunya bibir berbentuk hati, kini dia di dorong dengan cukup kencang oleh Hoseok. Kini Hoseok menangis, "kamu mau.. tapi aku tidak mauu.. huhuhu"

Si pria itu menatap bingung Hoseok, Hoseok terus menangis, "aku tidak mau.." katanya diantara tangisannya.

















조명 - UntitledWhere stories live. Discover now