Part 8

253 48 4
                                    

"kamu sedang sibuk?"

"Tidak, kenapa?" Tanya Hoseok hanya menatap sekeliling kantor. Telepon masih menempel di telinganya.

"Wanna eat ramyeon together?"

"Nope" kata Hoseok cepat, dia bahkan tidak peduli dengan respon dari si penelpon di seberang.

"Kenapa?"

"No reason" jawabnya lagi.



Hoseok tidak perhatikan berapa kali dia sudah tolak ajakan Taehyung. Tapi yah begitu, tidak bisa dipaksa. Hoseok hanya sedang tidak mau.
Karena ketika dia lihat Taehyung, rasanya dia jadi tambah banyak pikiran.

Karena ketika dia lihat Taehyung yang dia pikirkan adalah mengapa pria ini tidak mau berjuang atas apa yang dia inginkan?
Dan tentang Soonyoung yang buat Hoseok tidak habis pikir.
Dan karena Hoseok orang luar, dia tidak mungkin mencampuri urusan kedua orang ini. Yang membuat dia lebih kesal lagi.

Padahal kalau boleh, Hoseok akan paksa Taehyung untuk nyatakan perasaannya pada Soonyoung, meskipun nantinya mungkin Soonyoung menolak, setidaknya Taehyung sudah dapat jawaban langsung dari Soonyoung. Dan Taehyung bisa hentikan tindakannya yang seperti budak cinta terhadap Soonyoung.
Ya, begitu.
Biar semuanya jelas.




Hingga akhirnya, Hoseok sendiri tidak bisa menghentikan dirinya. Rasa sesak sudah memuncak di dalam dirinya, dan dia butuh pelepasan.
Jadi nomor yang dituju adalah sosok yang tidak perlu ditanyakan lagi.

"Taehyung sedang kosong? Atau ada pekerjaan? Wanna Netflix and chill tonight?" Kata Hoseok cepat

Taehyung yang di seberang telepon bahkan belum sempat katakan halo, dan Hoseok sudah berikan poin yang dia inginkan.

Mungkin memang basa-basi bukan untuk kedua insan ini.













Hoseok menunggui Taehyung di dalam kamar hotel yang menjadi tempat biasa mereka bertemu. Dia menatap jam tangannya, setidaknya Taehyung terlambat 15 menit dari waktu janjian mereka biasanya.
Hoseok yang tidak mau membuang-buang waktu telah membersihkan diri dan tidak repot-repot kembali menggunakan kemejanya, ia hanya mengenakan celana boxer miliknya lalu ia tutupi tubuhnya dengan bathrobe. Toh tujuan mereka memang itu.

Suara pintu hotel terbuka, tentu Taehyung punya kunci kartu lainnya.

Keuntungan kecil dari kategori member tetap hotel bintang 5 itu.

Taehyung mengenakan kemeja serta celana kain, yang seperti biasanya nampak kusut tidak disetrika. Khas pakaian santai Taehyung.

Senyum kecil terbentuk saat melihat Hoseok duduk dengan manis di pinggir tempat tidur.

"Maaf aku terlambat, dan aku membawa kabar yang agak sedikit mengecewakan" kata Taehyung

Hoseok berdiam, matanya menatap sosok yang berdiri dihadapannya. Tatapannya menyuruh Taehyung lanjutkan kalimat penjelasnya.

"I don't want to sleep tonight. I want to get drunk and wasted" katanya

Hoseok menghela napas, "tapi aku tetap membutuhkan kamu disini" lanjut Taehyung.
"Aku butuh seseorang untuk dengar ceritaku, bolehkah aku gunakan kata teman dari 'teman sex' antara kita untuk hal seperti ini?"

Hoseok kembali menghela napas, ia bergerak mundur, masih dengan duduk bersila. Ia berikan tempat untuk Taehyung duduk di atas tempat tidur juga.
"So let's wait for the alcohol?"

"Yah, mungkin sedikit lagi. Aku sudah memesannya tadi" jawab Taehyung. Yang tidak lama kemudian kamar hotel itu diketuk, dan minuman beralkohol telah siap sedia di meja yang diantar.

"Do you want wine or?" Tanya Taehyung, yang kini berada dibelakang meja itu, tangannya sigap sediakan minuman untuk Hoseok.

"Just gave me anything, anything to make you spill out things that bother you" jawab Hoseok. Taehyung tersenyum kecil, ada rasa senang saat Hoseok bersedia mendengarkan curahan hatinya kali ini.

Kini mereka sudah mengambil posisi ternyaman masing-masing. Taehyung yang membaringkan tubuhnya dan menatap langit-langit hotel dan Hoseok yang sandarkan tubuhnya ke sandaran tempat tidur.
Hoseok biarkan Taehyung meresepi alkohol yang diminumnya sebelum ia mulai bercerita.

"Dia menolak ku"

Satu kalimat tanpa penjelasan, malah tawa kecil menggantung dari bibir Taehyung.
Hoseok tidak menginterupsi, nama Soonyoung berlayar dikepalanya begitu saja. Tahu betul ke arah mana pembicaraan ini.

"Terima kasih untukmu karena telah memberiku keberanian untuk menyatakan perasaanku" lanjutnya.

"I didn't gave you anything" kata Hoseok pelan, menyesap minuman alkohol dalam gelas di tangannya.

"Kamu memberiku waktu berpikir, ingat setiap kali kau menolak ajakan ku? Ya, saat itu buat aku banyak berpikir tentang aku dan Soonyoung. Tapi yah begitulah, sesuai dengan yang telah kuprediksi. Akan berakhir seperti ini" kata Taehyung, tawa kecil dan menyedihkan terselip dalam kalimatnya.

Dan Hoseok tidak tahu apa yang harus dilakukannya selain mendengarkan.

Hening menyelimuti keduanya. Taehyung kembali menghabiskan botol ke-4nya dan Hoseok tidak ada keinginan untuk menghentikan Taehyung.

Dibiarkan Hoseok karena ia yakin Taehyung belum utarakan semuanya. Belum lega beban dihatinya. Dan mabuk, bisa bantu orang utarakan perasaannya.

Taehyung masih belum berucap.



"Kamu tahu Seok, kenapa aku butuh kamu?" Kata Taehyung tiba-tiba, Hoseok menggeleng, tatapannya kini pada Taehyung yang memejamkan matanya.

"Karena kamu tidak mengenalku. Karena kamu tidak mengenalku dengan baik, makanya aku berani berada di posisi ini sekarang. Dan karena kamu tidak mengenalku, kamu tidak akan menghakimiku" kata Taehyung.

Hoseok tertawa kecil, "karena aku tidak mengenalmu makanya aku bisa simpulkan kau pria yang lemah karena cinta" kata Hoseok.

Taehyung ikut tertawa, ada anggukkan setelah kalimat Hoseok.

Lalu hening kembali.

Tapi keheningan diantara mereka bukan keheningan yang memuakkan. Keheningan ini terasa tenang dan damai. Seperti cukup kepala mereka yang seperti benang kusut, tapi tidak di luar tubuh mereka.



Hingga akhirnya, Taehyung berada di posisi yang Hoseok katakan puncak kejujuran.

Taehyung kini duduk, meski dengan posisi yang mudah sekali ambruk. Ia posisikan tubuhnya di depan Hoseok. Diambilnya tangan kanan Hoseok dan digenggamnya dengan erat.

Ia tersenyum manis sekali, kelopak matanya tampak berat, tapi dia berusaha menatap Hoseok.
Ia taruh tangan Hoseok dipipinya, dikecupnya tangan itu beberapa kali sebelum berucap,

"Maafkan aku" katanya pelan.

Hoseok memajukan tubuhnya, membelai perlahan helaian rambut Taehyung. Dan dengan sentuhan kecil itu, pecahlah tangis Taehyung.

"Maafkan aku karena aku tidak menarik, maafkan aku karena aku tidak cukup baik, maafkan aku karena aku tidak berambut panjang, tidak menggunakan heels, tidak cantik, tidak beraroma lembut. Maafkan aku karena aku bukan wanita. Maafkan aku karena aku bukan yang kau inginkan, sedangkan kamu.. kamu adalah orang yang aku inginkan Soon"

Tangisnya kini membanjiri pipi itu, Hoseok terenyuh hatinya. Dipeluknya erat sosok yang terus menangis itu.

"I'm sorry that i was born with a dick and i couldn't change me for you" katanya, suaranya tersendat-sendat. Tak pernah terpikir Hoseok, Taehyung bisa nampak begitu menyedihkan.









Next Chapter 🔜

조명 - UntitledWhere stories live. Discover now