Part 5

285 53 10
                                    

"Taehyung duduk di sini" kata Soonyoung memelas, ditepuknya sisi sofa di sampingnya.

Taehyung tersenyum lembut lalu duduk di sisi yang telah disediakan Soonyoung itu.
"Maaf yah, kamu harus datang ke sini padahal kamu bara pulang kerja" kata Soonyoung lagi, ia kini duduk menghadap Taehyung, sorot matanya penuh sesal.

Taehyung menghela napas panjang, dan mengangguk, "ya, ini melelahkan. Jadi berbaik hatilah dan pijat aku" kata Taehyung. Soonyoung langsung menggangguk, turun dari sofa dan mengambil kaki kiri Taehyung untuk dipijatnya. Taehyung tertawa dan menggeleng, "no no, aku hanya bercanda Soonie." Ia mengambil tangan Soonyoung dan menggenggamnya erat, "kamu sudah makan belum?" Tanyanya.

Soonyoung menggeleng, "aku menunggumu, agar kita bisa makan bersama" jawab Soonyoung. Taehyung menatap jam dinding, segera ia usap puncak kepala Soonyoung dan bangkit berdiri.
"Soonie, ini sudah jam 8 malam. Kamu harus makan tepat waktu. Kenapa belum makan sih?" Kata Taehyung, jasnya telah ia lepas, di longgarkannya dasinya dan dilipatnya lengan kemejanya. Taehyung segera mendekati dapur dan bersiap membuat makan malam untuk mereka.

"Apa kita pesan saja? Kamu laparkan?" Tanya Taehyung kembali, Soonyoung memeluk Taehyung dengan erat dan menggeleng, "mau makan masakannya Tae.. kalau pesan, sudah daritadi aku pesan" kata Soonyoung. Taehyung mana bisa menolak.

Mana bisa ia menolak ketika yang minta itu Soonyoung.

Soonyoung segera berdiri di sisi Taehyung, tangannya memegangi segala macam bumbu dan alat masak di hadapannya. Taehyung tersenyum kecil dan gemas, diraihnya tangan Soonyoung dengan lembut, "you better not touch anything" katanya. Soonyoung menoleh kearah Taehyung, "aku mau bantu" jawabnya. Taehyung menggeleng, memutar tubuh Soonyoung dan mendorongnya menjauh dari dapur.
"Soonie kerjakan yang lain saja yah, apapun itu. Kalau kamu terluka selama masak nanti aku yang merasa bersalah" kata Taehyung, Soonyoung tersenyum kecil dan malu-malu. Soonyoung memang tidak bisa diandalkan di dapur. Dia mungkin akan berakhir dengan membakar seapartemen itu. Maksimal makanan yang bisa dimasaknya adalah ramen, itupun menggunakan oven. Sedikit menakutkan jika biarkan Soonyoung menjelajah dapur.








Tangan Taehyung sibuk menyiapkan bahan dan memeriksa makanan di atas kompor, namun ia sempatkan mencuri pandang pada sosok Soonyoung yang kini telah berdiam dan fokus pada laptop di hadapannya. Soonyoung mengisi waktunya mengerjakan tugasnya, itu bagus sekali.
Bahkan saat makanan telah siap di atas meja, Soonyoung belum lepaskan matanya dari layar laptop. Taehyung menatap layar laptop di hadapan Soonyoung, yah perihal yang sama yang biasa digeluti Taehyung.

"Soonie, yuk makan" kata Taehyung pelan, Soonyoung cemberutkan pipinya, "tapi ini?" Kata Soonyoung. Taehyung tak habis gemas. Diambilnya Laptop dari pangkuan Soonyoung, ditaruhnya perlahan di atas meja dan menarik tangan Soonyoung ke meja makan.
"Nanti aku bantu, kamu harus makan dulu yah?" Katanya lembut. Mendengar penawaran dari Taehyung, Soonyoung segera mengangguk dan mengambil tempat untuk bersiap makan. Ditampilkan senyum terlebar dan termanis pada Taehyung, nyatakan dia siap makan.
"Can i get a hug? Untuk kerja kerasku?" Kata Taehyung. Soonyoung mengerut, "kamu hanya memasak dan sudah harus dibayar" protes Soonyoung tapi tetap saja dia berikan pelukan hangat untuk Taehyung, yang kini baunya seperti asap setelah berkecimpung selama beberapa menit dengan makanan tadi.

Taehyung peluk erat Soonyoung, dihirupnya bau shampoo Soonyoung yang lembut sekali. Oh, andai Soonyoung tahu betapa dia bisa mabukkan Taehyung.















"Progres pekerjaan kamu dan Soonyoung bagaimana Seok?" Kata Seokjin yang sedang menyesap kopinya dan menikmati menonton Hoseok yang bolak balik ke mesin fotocopy dan meja kerjanya. "Not gonna say it is chaos, but yeah kinda" kekeh Hoseok yang matanya gesit memperhatikan lembaran yang kini dipegangnya.

"Kenapa?" Tanya Seokjin, yang nampaknya tidak berniat membantu namun hanya ingin berbincang.
Matanya belum terlepas dari mesin fotocopy dan lembar ditangannya bergantian.
"Masalahnya adalah perusahaan yang akan pakai brand kita sama sekali belum siapkan surat-surat perusahaan mereka, sungguh merepotkan. Aku harap Soonyoung sudah kerjakan tugasnya, agar aku tidak terlalu sakit kepala" kata Hoseok cepat.

"Ini perusahaan BC yang di Ansan yah?" Tanya Seokjin, Hoseok mengangguk cepat. Ia terkekeh sebelum melanjutkan, "aku feelingnya this will be your the most chaotic project. Cobalah hubungi Soonyoung, pastikan pekerjaannya sudah sampai mana."

Hoseok menatap Seokjin singkat, "Soonyoung bisa dipercaya kan? Bisa kan?"

Hoseok bertanya tapi betapa Seokjin tahu Hoseok sedang meyakinkan dirinya sendiri. Seokjin hanya tertawa dan mengangkat bahunya malas, biarlah Hoseok tahu sendiri.

Hoseok sempatkan ke ruang kerja Soonyoung, ada rasa ragu dan bimbang. Dia tidak mau percaya pada Seokjin, dia percaya pada Soonyoung. Selama ini Soonyoung orang yang baik, jadi mungkin dia juga bertanggung jawab. Yah, harus bertanggungjawab.

Kursi kerja Soonyoung kosong, Hoseok mengernyitkan keningnya. Ini bahkan belum jam pulang, tapi meja Soonyoung sudah tersusun rapi.
Soonyoung keluar dari toilet dan menatap Hoseok, "oh Hyung? Ada apa?" Tanyanya cepat.

"Kau sudah mau pulang?" Tanya Hoseok, "iya Hyung, aku sudah minta izin pada tuan Choi. Adakah yang harus aku lakukan sebelum aku pergi Hyung?" Tanyanya lagi.

"Ah, sebenarnya aku ingin memantau sampai mana pekerjaanmu Soon. Tapi kalau kau buru-buru, kita bisa berbincang besok." Kata Hoseok lagi.

"Oh? Untuk pembuktian nanti yah Hyung?" Tanya Soonyoung, Hoseok mengangguk, terasa lega bahwa Soonyoung mengingat akan ada pembuktian yang akan dilakukan. Besar harapan, Soonyoung sudah lakukan tugasnya dengan baik.

"Aku belum selesaikan Hyung heheh" jawab Soonyoung cepat, Hoseok membelalak singkat, "setidaknya CV pekerja dan surat perusahaan sudah disusunkan Soon?" Tanya Hoseok, Hoseok harap Soonyoung mengangguk.

Tapi dibandingkan mengangguk, Soonyoung menggeleng dan tersenyum, "belum semua Hyung hehe, maaf. Nanti aku kerja sebelum deadline-nya yah?" Kata Soonyoung kini mendekati Hoseok dan menatapnya, Hoseok tidak bisa tidak iba. Tapi Hoseok dengan deadline yang dibuatnya sendiri kesal sekali dengan ketidak tepatan waktu juniornya ini.

"Pastikan dikerjakan yah Soon, memangnya kamu mau kemana sih?" Kata Hoseok sedikit kesal.
"Aku— aku mau pergi kencan Hyung" jawab Soonyoung mudah saja. Hoseok ingin benturkan kepalanya ke dinding di dekatnya, makian untuk Taehyung dan Soonyoung sudah di ujung lidahnya. Terlebih Hoseok kenal Taehyung, tentu dia bisa saja marahi kedua orang ini. Apakah mereka tidak tahu jam kerja?





"Kamu akan kencan dengan pria yang kemarin menjemputmu yah?" Kata Hoseok yang tidak bisa menyembunyikan kekesalannya.

Soonyoung tertawa dan memukul pundak Hoseok,
"No Hyung. He is not my boyfriend. And the one that i want to go to date is a she"



"What the —" kalimat menggantung di bibir Hoseok begitu saja.




Apakah Hoseok merelakan sesuatu yang seharusnya dia pertahankan?




Next Chapter 🔜





조명 - UntitledWhere stories live. Discover now