Hubungan Hoseok dengan Soonyoung lebih baik. Tidak sedekat dulu untuk makan bersama dan bercerita omong kosong, tapi setidaknya cukup untuk mempertahankan hubungan ke-profesionalan mereka.
Soonyoung sudah minta maaf. Tentu dia membahas soal dia yang kekanak-kanakan, yang melakukan dan mengucapkan hal paling bodoh hanya karena tidak ingin melepaskan Taehyung.
Hoseok tentu memaafkan, dia orang yang baik. Dia bahkan memahami sudut pandang Soonyoung yang membuat pria itu begitu sembrono. Yah karena Taehyung sahabatnya, Hoseok tentu sadar dia jadi ancaman bagi Soonyoung yang selalu dapat 100% perhatian Taehyung.
Soonyoung memang kekanak-kanakan, tapi bukan berarti Hoseok tidak berikan Soonyoung kesempatan menjadi lebih baik dan dewasa.
Bicara tentang kesempatan, Hoseok menghela napas pelan, dia beri kesempatan bagi Soonyoung tapi tentang 'teman' Soonyoung itu jadi beda cerita.
Mungkin memang hidup dia sudah dia berikan untuk kantornya. Jadi untuk lembur bukan lagi pada hari-hari tertentu. Kantornya rumah pertamanya, sedangkan apartemennya adalah rumah keduanya. Hanya tempat ia singgahkan baju kotor serta membersihkan diri.
Entah mengapa meski sesibuk apapun dia seharian penuh, setidaknya pertanyaan Taehyung untuknya selalu mampir meminta jawaban.
Jadi Taehyung untuk Hoseok itu apa?
Pertanyaan pendek yang sudah dicoba Hoseok untuk dijawabnya tapi tidak ada dapat dijawab. Dia bingung, yah jawabannya sama saat dia bertemu dengan Taehyung, Hoseok tidak tahu apa yang diinginkannya.
Tapi kalaupun Hoseok punya jawaban ditangannya, memangnya pertanyaannya masih berlaku? Memangnya Taehyung masih menunggu jawab?
Taehyung mungkin sudah jatuh cinta pada orang lain dan menjalani hidup yang baik.
Tidakkah Hoseok mengambil terlalu banyak waktu untuk dirinya? Terlalu banyak pikir tapi tak ada jawab yang keluar.
Kebimbangan Hoseok beratkan Taehyung, dan Hoseok ingin ini segera selesai. Tidak baik buat orang lain menunggu.
Meski misalnya hatinya katakan dia ingin Taehyung bertahan, mungkin tetap tidak layak Hoseok buat orang lain menunggu selama ini.
Terlalu lama.Hoseok sudah banyak menghabiskan waktunya dengan semua orang yang bahkan tidak pantas dapat perhatiannya. Dan untuk menghabiskan waktu orang lain, rasanya tidak benar.
Hoseok is giving up.
Di sisi lain.
My. Mine.
Taehyung tertawa.
He really want Hoseok to be his.
Taehyung mengambil lebih banyak waktu dalam kesehariannya. Dia memilih pakaian lebih lama, dia melewati jalan pulang ke rumah yang lebih jauh, dia mengunjungi banyak tempat. Karena setidaknya jika tubuhnya lelah dan pikirannya sibuk, mungkin tentang Hoseok tidak terlalu banyak mengambil fokus dan perhatiannya.
Tidak ada kesal dan marah atas keputusan Hoseok.
Dia hanya tidak sabar. Tidak sabar untuk menjadikan Hoseok miliknya. Mungkin perlu menunggu bertahun-tahun. Tapi dia tetap tidak sabar menunggu sampai dia bisa memanggil Hoseok dengan istilah sayang dan 'milik Taehyung'.
Saat dimana Hoseok serahkan hatinya pada Taehyung.
Hanya dengan memikirkannya, kini pipi Taehyung merona. He really like this guy named Jung Hoseok.
Dia bahagia selalu bertemu matahari pagi, karena itu berarti penantiannya semakin dekat. Dia yakin semakin lama waktu berlalu, semakin Hoseok bisa menyerahkan hatinya.
Tapi ada masalah, setiap pagi itu juga ditemani dengan rasa sedih karena dia harus bangun dan menyadari Hoseok tidak disisinya dan Hoseok belum menjadi miliknya.
Hoseok still not his.
And he can't pretend it's okay, when it is not.
Taehyung benar-benar belajar untuk menjadi sabar. Benar-benar sabar. Menunggu keputusan Hoseok yang rasanya menghabiskan masa muda pria bernama Kim Taehyung ini.
Sebaiknya Hoseok tidak keluar dan mencari sosok baru untuk menggantikan Taehyung. Karena Taehyung akan sangat kesal dan marah.
Dan yah, dia juga akan menangis kalau Hoseok lakukan hal itu.
Dia tidak mungkin marah dan berteriak pada sosok dengan mata besar dan pipi gembul itu. Tidak mungkin bisa. Jadi dia hanya akan menangis.
Karena satu hal yang pasti, saat Hoseok dalam dekapannya, dan bibir berbentuk hati itu menyebut namanya,Taehyung yakin sekali kalau Hoseok diciptakan untuk menjadi miliknya.
Meski yakin Taehyung bahwa Hoseok diciptakan untuknya, tapi tidak ada hati dia untuk menentang bagaimana keputusan Hoseok.
Sungguh ingin sekali dia katakan pada Hoseok, Taehyung disini masih menunggu sampai takdir sendiri yang ketuk pintu hati pria manis itu. Sampai takdir sendiri yang katakan pada Hoseok bahwa ada seorang pria yang bersedia lakukan apapun untuknya.
Pria itu bernama Kim Taehyung.
Lelah menunggu?
Rasanya tidak juga..
Tapi kalau Hoseok terus keras kepala dan tidak berjalan ke arah Taehyung, mungkin Taehyung akan depresi sedikit lagi.
Kalau Hoseok tidak mau jadi milik Taehyung, biarlah Taehyung jadi milik Hoseok.
Cukup ditelepon dan Taehyung akan segera menghampiri Hoseok, dimanapun ia berada.
Just wait till Hoseok give in and finally come over.
Bodoh ya?
Keduanya bodoh.
"Tae.. i can't eat, can't sleep, fuck me... I'm super lonely—"
1 pesan suara di malam Minggu yang mengganggu kewarasan Taehyung.
"—For real.. i just realized without my baby i'm a mess"
Suara Hoseok terdengar sangat pelan, beberapa kali jeda dalam pesan suara itu, seperti ragu. Tapi pesan itu tetap juga terkirim.
Bisakah Taehyung maki Hoseok karena telah bolak-balikkan hatinya?
Mungkin Taehyung salah dengar, tapi Hoseok panggil Taehyung sebagai 'my baby'kan?
Inikah saatnya Taehyung katakan, saatnya datang juga?
Next Chapter 🔜
YOU ARE READING
조명 - Untitled
FanfictionNothing really feels like you. Tentang keduanya yang berlari kedalam pelukan masing-masing. Tapi tidak dilupakan mereka awal dari semua ini. Awal yang bawa mereka berdiri saling bertatapan. Awal yang masih mengikat kaki mereka erat. Ini tentang Hos...