Hoseok kini berbaring diatasa tempat tidurnya, pesan suara itu sudah terkirim, tidak bisa dibatalkan lagi.
Bahkan pesan suara itu sudah didengarkan si penerima.Boleh Hoseok teriak kah?
Dan yah, diantara semua hal yang bisa ganggu Hoseok malam ini, sosok Taehyung adalah yang paling terakhir Hoseok harapkan muncul.
Tapi biasanya yang paling tidak diinginkan, malah itu yang muncul. Seperti Taehyung yang kini berdiri didepan apartemen Hoseok, membunyikan bel beberapa kali dan menunggu pintu dibukakan.
Hoseok tidak tuli untuk mendengar bel, tidak juga buta untuk melihat Taehyung dari intercom.Dia mau teriak sekarang.
Dia menyesal kirim pesan suara itu.
Bisa dia pura-pura pingsan?
Perasaan deg-degan yang kacau ini, tidak pernah dirasakan Hoseok sebelumnya. Dan perasaan itu terasa aneh sekali, seperti ingin dia marahi jantungnya agar berhenti berdetak begitu kencang dan memarahi otaknya yang mengirimkan sinyal random keseluruh tubuhnya, karena kini kepalanya pening, matanya berbinar, pipi merona, tangan dan kakinya bahkan tidak sekuat biasanya saat melihat Taehyung berdiri disana. Didepan pintu apartemennya.
Tubuhnya berubah aneh.
Fuck, is this the taste of love?
No. It is not. Hoseok coba gelengkan kepalanya sekuat tenaga, dia hancurkan pikiran cinta apapun yang coba mampir. Taehyung sudah ada didepan, setidaknya dia harus bersikap baik dan tidak bersikap seperti seorang anak remaja yang dikunjungi dambaan hatinya.
This is not love, this is just because i'm lonely.
Dan yah, Hoseok terus mantapkan pikirannya.
Setelah beberapa kali dia menarik napas panjang dan beberapa kali pula memeriksa diri dihadapan cermin, barulah dia membuka pintu apartemennya.
"Ada apa kemari?"
Hoseok yang mahir kendalikan tubuhnya, kini tatapannya tidak gambarkan apapun, dan suaranya santai sekali.
Taehyung melihat sosok dihadapannya, ingin ia peluk dengan segera sebenarnya. Tapi Hoseok seperti jual mahal. Mungkin saat dia kirimi pesan suara itu, Hoseok sudah lukai sedikit rasa bangga dirinya. Toh dia yang selalu tunjukkan dia seperti sosok yang tak bisa disentuh.
Taehyung mengangkat bahunya kecil, "what do you expect? My baby told me that he is lonely, in the edge of crying and need me. So here i am, standing infront of him."
Hoseok bulatkan matanya, pipinya tidak terkontrol merona,
"Siapa yang kamu panggil bayi" kata Hoseok cuek sekali. Suara yang keluar memang ketus tapi tidak dengan wajah Hoseok yang panik bukan main. Seperti kata 'baby' punya efek tersendiri pada Hoseok. Terkhusus kata 'baby' dari Taehyung."Oh, jadi kamu boleh memanggil ku baby, tapi aku tidak boleh?"
Senang sekali Taehyung bisa ganggu Hoseok, Hoseok tambah panik. Tentu rasa sesal tidak ada meninggalkan pikirannya. Kenapa juga dia sebut Taehyung 'my baby'.Ah otak Hoseok sudah tidak benar.
"Anyway, kamu seharusnya marah padaku, aku menelepon mu tengah malam, dan bahkan setelah kau ada disini, aku tidak tahu apa yang harus kau lakukan."
Hoseok berpikir sebentar sebelum berucap, "kamu boleh pulang kok."Taehyung sungguh gemas sekali pada sosok ini.
"Aku bisa berikan kenyamanan, bisa peluk kamu, bisa masak untuk cemilan malam atau untuk sarapan, aku bisa memijat kalau kamu sedang lelah, atau aku juga berika servis ciuman untukmu. Aku bisa lakukan banyak hal untukmu"Hoseok tertawa dan menggeleng,
Sejujur-jujurnya, Hoseok butuh semua pelayanan yang disediakan Taehyung.
Bahkan lebih dari itu.
Bahkan lebih dari sesi ciuman."You can hug me once" kata Hoseok arogan. Lucu sekali memang pria ini, dia menginginkan lebih tapi tidak bisa dia kalahkan kesombongan dirinya.
Taehyung tahu apa yang diinginkan Hoseok.
Tapi akan sangat menyenangkan dapat mengganggu Hoseok.Mereka berpelukan di tengah ruang tamu, kata Hoseok tidak enak kalau mereka terus berbincang di depan pintu.
Taehyung menerima saja saran dari Hoseok.Taehyung sungguh berikan yang diminta, sebuah pelukan hangat yang nyaman sekali, dengan durasi terlalu panjang untuk peluk singkat, tapi terlalu singkat untuk peluk lama.
Diperhatikan Taehyung, mata Hoseok bergerak beberapa kali ke arah kamar tidur. Seperi berikan kode bahwa cuddle adalah jawaban terbaik untuk malam yang dingin ini.
Tapi kembali lagi, Taehyung senang mengganggu Hoseok.
Dibandingkan menarik Hoseok untuk cuddle yang nyaman, Taehyung melepaskan pelukannya.
Mata Hoseok kini memandang Taehyung heran, ekspresinya panik.
"Oke satu pelukan dan selesai" kata Taehyung tersenyum dengan manisnya.
Dan Hoseok kesal. Tapi tidak diungkapkannya. Alis matanya masih bertaut dan pipinya menggembung lucu. Taehyung sungguh gemas sekali. Tapi dia harus buat Hoseok katakan apa yang diinginkannya.
"Aku pulang kalau begitu?" Kata Taehyung.
"T-tidak!"
Hoseok panik setengah mati. Matanya menatap kesal Taehyung. Dia ingin Taehyung tetap tinggal. Tapi God, how he hates his pride."Kenapa?" Tanya Taehyung, yang benar-benar buat Hoseok lebih kesal. Taehyung bisa betul mencobai emosi Hoseok.
"S-sudah malam. Menginap saja"
Satu kalimat yang terdengar seperti Hoseok baru saja melakukan rap. Kalimat itu cepat sekali keluar dari mulutnya dan Hoseok malu sekali.
"Kau bisa tidur di tempat tidurku. Sofaku terlalu kecil untuk pria tinggi sepertimu" kata Hoseok lagi
Hoseok malu. Tapi Taehyung juga malu. Tidak dipikirkannya, Hoseok mengajak. Tapi untuk tidak segera katakan Hoseok ingin cuddle, rasanya kurang pas saja.
Dan karena memang keinginan kedua orang ini, akhirnya mereka memang berakhir berbaring bersama di atas tempat tidur.
Canggung sekali, lucu memang. Hoseok sibuk pandangi langit-langit kamarnya dan Taehyung sibuk pandangi Hoseok.
Damn, isn't he the most beautiful person in the world?
Hoseok sedang depresi, dia masih berperang dengan pridenya. Dia ingin sekali cuddle. Ingin sekali. Merasakan kehangatan orang lain, mencium aroma tubuh menenangkan orang lain,dan mengecup orang lain.
Yah kalau boleh juga saling mencumbu dengan orang lain pula.
Terlebih kalau orang lain itu Taehyung.
Next Chapter 🔜
YOU ARE READING
조명 - Untitled
FanfictionNothing really feels like you. Tentang keduanya yang berlari kedalam pelukan masing-masing. Tapi tidak dilupakan mereka awal dari semua ini. Awal yang bawa mereka berdiri saling bertatapan. Awal yang masih mengikat kaki mereka erat. Ini tentang Hos...