Bagian 1

60.7K 5.6K 221
                                    



"Kayaknya dia justru keliatan lebih bersinar sekarang."

Cakra menanggapi ucapan sahabat baiknya hanya dengan dengkusan keras. Tapi tak bisa ia pungkiri, perempuan yang sedang ia tatap intens dari jarak yang tidak terlalu jauh itu memang terlihat sangat mempesona. Dengan balutan gaun pesta yang panjangnya menjuntai hingga lantai, dan rambut panjang yang diikat ke atas, perempuan berdarah Batak tersebut bak ratu dari negeri dongeng yang indah. Terlihat sangat berbeda, dengan pasien yang ia temui satu bulan yang lalu di ruang rawat inap sebuah rumah sakit swasta. Kemana perginya riak sendu yang menyedihkan itu? Karena sekarang yang Cakra lihat hanyalah raut gembira dengan senyum yang berderai sepanjang acara.

"Gue masih nggak percaya kalo sekarang kalian cuman mantan." Dito masih tidak mengganti objek penglihatan netranya. Masih pada segerombolan wanita yang sedang bertukar cerita dan tawa. Di samping perempuan yang sekarang berstatus mantan istri sahabatnya, berdiri dengan anggun istrinya sendiri yang sudah Dito nikahi lima tahun silam. "Emang ternyata bener ya, kalo kisah percintaan Romeo dan Juliet itu selalu berakhir tragis."

Cakra, Rachel, Dito, dan Mawar mengambil gelar sarjana di kampus yang sama. Cakra dan Rachel yang lebih dulu menjalin kasih. Dan Dito yang memang berteman baik dengan Cakra, akhirnya dapat meluluhkan hati Mawar, sahabat Rachel satu-satunya. Lantaran terlalu seringnya mereka menghabiskan waktu bersama, benih-benih cinta pun tumbuh.

Bukan tanpa alasan Dito menyebut Cakra dan Rachel bagai Romeo dan Juliet. Hubungan keduanya yang tidak direstui oleh keluarga Rachel membuat perjalanan cinta mereka sangat terjal dan berliku. Cakra hanyalah seorang anak yatim piatu yang dibesarkan di sebuah panti asuhan. Laki-laki itu bahkan hanya bisa mengandalkan program beasiswa dari pemerintah untuk biaya pendidikannya. Sedang keluarga besar Rachel adalah keluarga terpandang. Ayah Rachel seorang diplomat, sementara Ibunya merupakan desainer yang namanya sudah mendunia. Akan tetapi karena cinta Rachel yang begitu besar, perempuan itu rela namanya dicoret dari daftar keluarga, dan meninggalkan semua kemewahan yang mengelilingi kehidupannya, demi menerima pinangan seorang Cakrabuana.

"Kalo dia nggak selingkuh, kisah kami nggak bakalan begini." Cakra menggenggam kencang gelas kaca yang berada dalam kuasa tangan kanannya.

Bahu Dito lunglai, menyadari kemarahan yang tersirat dari ucapan Cakra pada sang mantan istri. Ia yang merupakan saksi hidup perjuangan cinta si Romeo dan Juliet, sangat menyayangkan akhir dari kisah mereka yang harus ditutup oleh palu hakim di Pengadilan Agama. "Sekarang kalian udah punya kehidupan masing-masing, ikhlasin semuanya, Sob, ilangin amarah sama dendam lo. Inget gimana pengorbanan dia dulu buat lo. Meskipun sebenernya gue tetep nggak yakin kalo Rachel selingkuh, tapi yaudahlah, lupain! Biar hidup lo lebih tenang."

Cakra menoleh dengan tatapan tajam, menghunus tepat pada kedua bola mata sang sahabat. "Bagian mana yang bikin lo nggak yakin? Gue liat pake mata kepala gue sendiri, To! Dan perempuan itu bahkan nggak pernah nyangkal, itu artinya dengan kata lain dia mengakui kalo udah selingkuh."

Dito melirik ke kanan dan kiri ketika menyadari suara Cakra yang meninggi. "Pelanin suara lo! Malu diliatin banyak orang."

Dengan rahang yang masih mengeras, Cakra kembali memuntahkan kalimatnya, sama sekali tak dihiraukannya teguran dari suami Mawar. "Liat tuh, sekarang udah ganti lagi, kemarin yang ketangkep basah sama gue bukan dia," tunjuk Cakra pada pria muda yang berdiri di belakang tubuh sang mantan istri.

Rachel datang ke pesta pernikahan salah satu teman kuliah mereka dengan seorang laki-laki yang tampak lebih muda dari perempuan itu. Bukan laki-laki yang Cakra kenali sebagai selingkuhan Rachel, bukan pula laki-laki yang dilihatnya memasuki ruang rawat Rachel setelah ia keluar dari sana. "Dia emang perempuan nggak bener," gumamnya dengan tangan kiri yang terkepal kuat.

RUNTUH (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang