12

1.1K 244 146
                                    

Kepala Sekolah menyerahkan rapot milik Jennie setelah melihat deretan huruf A pada kolom nilai serta keterampilan, dan juga segudang prestasi yang telah gadis itu raih selama bersekolah di beberapa negara yang pernah ia tempati bersama Papa nya.

Jennie dan Papa nya menunggu dengan harap-harap cemas, "Bagaimana bu, apakah puteri saya bisa diterima di sekolah ini? saya dengar sekolah ini juga sudah SBI..."

(Sekolah Bertaraf Internasional)

Kepala sekolah itu tersenyum, menatap si gadis cantik bernama Ruby Jennie dengan wajah kagum dan bangga.

"sebenarnya saya masih khawatir Jennie tidak bisa beradaptasi dengan sekolah ini, Pak. Sekolah kami memang sudah bonafit dalam segi fasilitas, namun untuk hal lain nya tentu memiliki banyak kekurangan. Jennie kan selalu juara satu di sekolah internasional... apalagi, Jennie juga sering mengikuti olimpiade di negara-negara maju. Apa itu bisa diterima oleh Nak Jennie?"

Jennie tersenyum cerah, "tentu bisa bu, Jennie justru sangat mau sekolah di sini... Jennie mau tinggal di Bandung. Jennie juga bisa cepet adaptasi kok sama temen-temen. Jadi... bisa kan bu?"

"okay, satu minggu lagi kelas ajaran baru dimulai. Jennie masuk sebagai murid baru ya? Jennie juga bisa pilih kelas apapun"

"emm... Jennie boleh lihat daftar siswa tiap kelas engga bu?"

"boleh Nak... kalau ibu mau sarankan.. kamu sebaiknya masuk ke kelas 3 IPA 1 saja, di kelas itu ada murid yang selalu juara umum sejak SMP... biar Nak Jennie ada saingan"

"gitu ya bu?" gumam Jennie pelan sembari mencari sebuah nama yang ia hapalkan sejak dirnya masih SMP.

'Sehun Raffael Adire'

Jennie tersenyum kecil sementara sang Papa hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala nya melihat betapa senang nya Jennie dapat diterima di sekolah ini.

"Iya Bu, Jennie mau masuk kelas 3 IPA 1..."

.

.

.

"hari ini Papa ke Jakarta, sepertinya ga bisa pulang... kamu engga apa-apa di rumah sendirian?"

Jennie mengangguk kecil dengan ucapan Papa nya itu sebelum ia turun dari mobil untuk pergi ke sekolah.

"its okay.. Papa kerja aja, ga usah khawatir sama Jennie" balas Jennie dengan ceria.

Papa menghela nafasnya, "Tahun depan kita harus pindah lagi... Papa ga berani lepas kamu sendirian di Indonesia"

"iih.. Papa kan udah janji. Ga akan bahas soal pindah lagi... udah ah, aku masuk kelas sekarang! Bye!"

Jennie dengan semangat menghirup udara pagi itu, senyum nya nampak cerah ketika ia melihat kawan sebaya nya berpakaian putih abu melewati gerbang sekolah yang sama dengan nya. Jennie sangat senang bisa bersekolah di Indonesia, terutama di Bandung yaitu kota dimana Sang Mama dilahirkan dan dibesarkan.

Sudah hampir dua minggu Jennie menjadi murid pindahan di Sekolah favorite ini, namun gadis itu sudah dapat beradaptasi dengan baik seperti janji nya pada kepala sekolah ketika pendaftaran.

Sehun memperlambat langkah kaki nya dari arah parkiran saat ia melihat Jennie yang baru saja memasuki gerbang sekolah berjalan menuju gedung kelas. Cowok itu masih sangat malu dengan peristiwa hari jumat kemarin ketika Jennie mengajaknya untuk berpacaran. Untuk itu lah, Sehun menghindari Jennie agar mereka tidak terlibat obrolan di pagi hari yang akan menimbulkan kecanggungan bagi Sehun. Sehun memutuskan untuk pergi menuju kantin alih-alih ke kelas nya.

Jumat,

Lalu dua orang itu diam, dan ada kecanggungan saat hanya ada mereka saja diam di teras kelas. Jennie tidak tahu harus mengajak Sehun bicara apalagi, dan Sehun juga merasakan kebingungan yang sama. Apalagi tipe cowok macem Sehun, yang cuek dan ga bisa adaptasi sama lawan jenis seperti ini.

KM (Sehun n' Jennie)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang