Deras nya air hujan serta kilatan petir yang menyambar diluar sana tidak menggoyahkan pandangan Sehun terhadap Jennie yang ada didepan nya. Gadis itu tampak bingung ketika ajakan spontan Sehun untuk menikah keluar mulus dari bibir nya.
Sehun menelan ludahnya susah payah, tenggorokkannya terasa amat kering ketika Jennie mengatakan bahwa ia mengingat nya. Ribuan pertanyaan yang menumpuk pada otak Sehun terpecah belah hingga yang dapat Sehun lakukan adalah memandang lurus pada Jennie.
"Jenn... kamu kemana aja selama ini?"
"kamu... baik baik aja kan?"
Jennie mengangguk kecil, wajah nya yang mungil dan terbingkai rambutnya yang gelap nan tebal itu begitu cantik. Hingga perasaan Sehun membuncah berdebar tak karuan.
Sehun menarik tubuh Jennie lagi kedalam pelukan nya, dan Jennie menikmati pelukan itu untuk beberapa saat.
"Hun.." ucap Jennie dengan pelan, Sehun melepas pelukan nya, tak kuasa menahan rasa bahagia.
"iya Jen?" tanya Sehun dengan cepat, seperti tidak mau membuat Jennie menunggu.
"kamu... jangan panggil aku Bapak lagi yaa"
Jennie memaksakan senyum konyol nya, dan Sehun menggaruk tengkuk kepala nya.
"aku.. sebenernya..."
"shhtt..." tolak Sehun halus sambil menempelkan telunjuknya pada bibir Jennie.
"aku lagi seneng Jen, karena kamu mau bicara sama aku secara pribadi kayak gini... kamu, ga perlu jawab dulu pertanyaanku.. soal iya atau engga, kemana kamu pergi selama ini... dan hal lainnya...."
Jennie tidak bergeming, meski tergambar raut bersalah pada wajah nya.
Sehun meraih kedua sisi lengan atas Jennie dan meremasnya dengan lembut, "sekarang udah malem... kamu, istirahat aja"
Sehun juga dengan sigap mendorong pelan tubuh Jennie untuk menuju pintu rumah milik gadis itu. Jennie tidak membantah maupun menolak perlakuan Sehun, hanya sesekali Jennie menatap kearah Sehun dengan ekspresi yang tak nyaman.
Jennie masuk kedalam rumah nya, Sehun tersenyum amat lebar karena bahagia yang melanda dirinya. Sehun diam diambang pintu mengantarkan Jennie untuk segera beristirahat.
"sana.. masuk" kata Sehun dengan mengulum senyum, tangannya juga terangkat untuk memberikan bye bye.
Jennie tersenyum kecil.
"Jenn... kamu percaya ga? Aku masih degdegan karena kamu" kata Sehun dengan polos, pipinya memerah padam sesaat setelah mengatakan itu.
"Hun... makasih"
Sehun mengangguk, tak ikhlas membiarkan gadis itu masuk kedalam rumah dan menutup pintu.
"heemm... mau.. aku temenin?"
Jennie terkikik geli dengan tawaran Sehun.
"becanda.. dah sana tidur..." tambah Sehun dengan bibir digigit gemas. Tangan panjang nya juga berusaha memberikan usapan lembut di puncak kepala Jennie.
Jennie masuk kedalam rumah setelah mengunci pintu, ia menyandarkan punggung nya pada daun pintu, Sehun melakukan hal yang sama sehingga raga mereka hanya terpisahkan oleh selembar pintu.
Jennie memegangi dadanya yang bergemuruh, Jennie tidak mempercayai hal ajaib itu menimpa nya lagi. Jatuh cinta, setelah sekian lama ia lupa akan perasaan yang berbunga bunga?
Sementara Sehun menepuk nepuk pipinya yang terasa panas, entah ia mengalami demam atau memang pelukan bersama Jennie tadi mengirimkan banyak kehangatan untuk tubuhnya yang dilanda hawa dingin.