Keadaan kantor yang ramai setiap menjelang pulang memang lah cukup menghibur, energi yang semula sudah terkuras habis berkat kerja seharian mendadak kembali memuncak setelah jam pulang semakin dekat. Inilah yang tengah dirasakan oleh Jennie, dia adalah pengantin baru yang baru saja kembali masuk kerja setelah mengajukan cuti menikah pada boss baru nya, Yongki.
Ditemani oleh Jeongyeon dan Mina selaku tim editor, Jennie tengah merapikan beberapa file foto cetak yang berserakan di meja editor. Tiba-tiba saja saat Jeongyeon pamit untuk ke pantry, Yongki menghampiri dua bawahan nya itu dengan senyum lesu tersungging di bibir.
"pulang kerja, kita kumpul dulu di restaurant yang baru opening ya. Itu punya teman saya, sekalian kita makan malam kantor sama-sama"
Mina terlihat senang dengan ajakan boss gantengnya itu, berbeda dengan Pak Sehun Adire yang pelit nya minta ampun, Pak Yongki justru sering sekali memanjakan anak-anak buahnya untuk sekedar traktir makan.
"wah, temen pak Yongki banyak yaa. Lingkaran pertemanannya pasti luas, siap pak. Saya pasti ikut!" seru Mina dengan senyum sumringah nya.
Yongki membalas ucapan Mina dengan anggukan kecil, "Okay, saya harap kalian semua dari divisi editor bisa ikut serta ya! Kamu juga Jen, kamu masih kenal Jinyoung kan?"
"eh..." Jennie yang semula sibuk dengan pikirannya, tiba-tiba saja diajak ngobrol oleh Yongki. Mina yang ada disana juga cukup tertarik untuk menelisik hubungan Yongki dan Jennie saat ini.
"ituloh, dulu kita kan satu sekolah. Jinyoung buka cabang restaurant nya dekat sini... mungkin kamu ga begitu kenal Jinyoung sih, soalnya dia jurusan IPS bareng saya"
Jennie hanya tersenyum tipis, "Oh... tim basket?" tebak Jennie dengan asal, seingat Jennie dulu kelas IPA 1 kalah dalam pertandingan basket melawan kelas IPS 2 yang di ketuai oleh Yongki.
"nah iya.. Jinyoung anak basket... saya tunggu kedatangan kamu juga ya Jen, kalau bisa ajak Sehun buat mampir.. Sehun kan bagian dari vogue"
"hmm... okay" balas Jennie dengan lesu. Jennie sebenarnya tidak begitu tertarik dengan undangan makan malam kantor saat ini, sepulang bekerja Jennie juga masih harus memeriksa tugas sekolah Jeno dan menyempatkan diri untuk ngobrol dengan anak itu. Tapi, sepertinya hal-hal itu hanya bisa menjadi angan-angan nya semata.
Sejak kedatangannya pagi buta ke rumah sakit, Sehun masih belum beristirahat dikarenakan banyaknya pasien yang harus ia tangani. Dalam sehari tadi, ada lima puluh pasien konsultasi padanya, dan dua puluh pasien rawat inap yang harus Sehun kunjungi, ditambah 2 pasien yang hendak di operasi harus Sehun kontrol kesehatannya. Maklum, sebagai dokter intern pemula menjadikan Sehun mendapatkan banyak sekali pekerjaan dibandingkan dokter yang sudah senior di bidangnya.
Sekarang, waktu menunjukkan pukul 9 malam. Sehun pada akhirnya punya kesempatan untuk sekedar duduk di kursi teras rumah sakit. Pria itu mengeluarkan handphone nya dan tersenyum tipis melihat layar handphone, foto dirinya dan Jennie serta Jeno tengah tersenyum bahagia menatap kearah kamera.
"hmm kangennya... Jennie sama Jeno lagi apa ya di rumah?" kenang Sehun sedih.
Baru saja Sehun meratapi kesendiriannya tiba-tiba ponsel ditangannya berdering, sebuah panggilan masuk dari nama kontak 'Jennie isteriku' tertera di layar.
"beb..." sapa Sehun dengan manja.
Jennie tersenyum kecil, sembari mengendarai mobil milik suaminya yang sekarang ini sering ia pergunakan.
"udah makan?" tanya Jennie dengan manis, meladeni kemanjaan Sehun.
"belum.. baru aja beres kontrol pasien."