Suasana ruang gawat darurat yang ramai dengan beberapa pasien yang berdatangan membuat Sehun makin tak dapat berpikir jernih. Malam itu seharusnya ia bersenang-senang dengan Jennie yang sudah menyiapkan makan malam istimewa, tapi justru sebaliknya. Sehun dilanda rasa panik dan khawatir berlebihan akibat Jennie yang mendadak sakit dibagian perut.
"gimana dokter? Betulkan usus buntu?!" tanya Sehun dengan tegang. Walau pun panik, Sehun tetap menggenggam tangan Jennie dengan kuat saat ini.
Dokter yang kini menangani Jennie dan dulunya merupakan dosen tempat Sehun menuntut ilmu pun tersenyum kecut, pria paruh baya itu mengetuk dahi Sehun menggunakan senter pen ditangannya.
"usus buntu dari hongkong! Ini grastitis!" ucap si dokter setengah menyentak Sehun.
Sehun langsung cengo, pria itu menelan ludahnya susah payah.
"grastitis ya?"
"iya! Kamu pasti jadi bloon karena panik! Ckck! pindahkan saja ke ruang rawat intensif"
"kalau jadi dokter itu, jangan gampang panik. Harus rileks" peringat dokter pada Sehun.
Sehun hanya bisa menunduk, walaupun kini perasaannya membaik setelah dokter membiarkan Jennie masuk ruang rawat intensif. Jennie menatap Sehun dengan rasa bersalah, gadis itu balik meremat tangan Sehun yang masih menggenggam nya erat.
"Hun, iya kan... aku ga kenapa-kenapa?" ujar Jennie lemah.
Sehun mengangguk kecil, "iyaa, maafin aku ya, sayang. Lain kali, kamu jangan bikin khawatir"
Jennie tersenyum, sebenarnya melihat tampang Sehun sekarang terlihat sangat lucu. Setelah marah-marah Sehun justru jadi sangat lembut bak anak kucing.
"ya udah, sekarang aku pindahin kamu ke ruang rawat intensif ya! sekalian urus administrasinya"
Sehun memberikan kecupan dalam-dalam di kening Jennie yang sedikit berkeringat, pria itu juga mengusap lembut dahi Jennie setelah memberikannya ciuman.
"huum"
.
.
.
Jeno tertidur di sisi Jennie yang sudah terlelap berkat obat yang sudah mulai dicerna baik olehnya. Krystal dan Johnny yang sementara menjaga Jennie pun pada akhirnya bertemu dengan Sehun yang kini terpaksa diam dulu di rumah sakit. Krystal dari tadi ngomel terus sampe Johnny si suami hanya bisa beristigfar sambil mengelus dada.
"Beb, udah dong.. jangan ngomel... udah malem loh" beritahu Johnny sambil merangkul bahu isterinya.
Krystal menarik napas kasar dan mendelik kearah Johnny, "Jon, gimana gue ga ngomel. Si sehun tuh parnoan nya bener-bener ya! Awas aja kalo lo sampe kayak dia!"
"lah.. kok jadi ngomelin aku juga sih beb!" bantah Johnny tak terima,
Krystal yang menyadari kelakuannya pun langsung tersenyum hangat pada Johnny yang sebenarnya kasian banget disalah-salahin mulu sejak jadi suami.
"ya.. bukannya gitu. Aku ga mau aja beb, kamu kayak Sehun!" kata Krystal melembut. Johnny pun berpura-pura memasang tampang ketus pada isterinya.
"tauk ah! Bete"
"iiih.. kok gitu? Johnny... unch!" Krystal membujuk menampilkan wajah cantiknya yang dibuat imut dan gemes.
"hah. Emang paling bisa bikin lemah ya kamu, Beb! Gemes jadinya pengen ngew—"
Omongan Johnny terpotong sebab Sehun akhirnya muncul juga dengan stelan yang masih sama dengan tadi pagi, beda nya sekarang pake jas dokter dan wajahnya keliatan kuyu campur lemes seperti drakula anemia. Hal tersebut membuat Johnny si paman merasa khawatir.