Beberapa karwayan saling berbisik satu sama lain ketika seorang perempuan yang mengaku sebagai Tim Editor baru itu muncul di ruang rapat yang sunyi senyap. Wajah editor baru itu memiliki aura model, make up nya cocok dengan sepasang mata kucing nya yang tampak cantik dan atraktif. Sampai, Sehun yang tadi ngomel-ngomel mendadak melamun menatap gadis itu memperkenalkan diri.
"Ekhm... Pak... gimana? Suruh ikut rapat juga?"
Joy berdeham untuk menyadarkan Sehun si ketua redaksi yang sedang ngelamun itu, seperti terkesiap dengan kedatangan Jennie.
Jennie masih menunggu dan sedikit merasakan kegugupan ketika ruang rapat itu diisi oleh banyak orang namun justru terasa menegangkan, apalagi dari luar ia bisa mendengar suara orang membentak.
Sehun yang telah disadarkan oleh Joy pun langsung membenahi ekspresi wajah nya, ia juga berpura-pura merapikan lengan kemeja yang dikenakan nya sebelum kembali membuka mulut untuk menghujat kesalahan tim editor.
"GA ADA YANG BECUS KERJA! POKOKNYA SAYA GA MAU TAHU. SIANG INI SEBELUM JAM MAKAN SIANG, HARUS UDAH ADA REVISI TERBARU DARI TIM EDITOR!"
"KAMU!"
Tunjuk Sehun pada Jennie yang baru saja hendak duduk di kursi nya.
Semua mata tertuju pada Jennie yang menatap bingung pada Sehun.
"saya?"
"Iya, kamu" kata Sehun dengan datar. Tapi ekspresi wajahnya seperti menunjukkan pada semua orang kalau dia paling berkuasa dalam ruangan itu.
"Kamu masuk sebagai tim editor? Kerja yang benar. Anggap aja hari pertama kamu ini adalah penyesuaian kinerja dengan yang lain" tambah Sehun dengan sadis. Padahal dalam hati cowok itu sedang memamerkan kekuasaan nya dihadapan Jennie, ya Jennie yang menyebalkan.
"baik, Pak. Saya akan memberikan effort terbaik saya untuk perusahaan" balas Jennie dengan tersenyum kecil.
Sehun mengedip, "Kenapa harus senyum sih anjir" batin Sehun dalam hati.
"ga usah campur-campur pake bahasa inggris. Kerja yang benar!" yang Sehun ucapkan.
"iya, Pak"
Seisi ruang rapat masih dilanda merinding setelah omelan dan bentakan Sehun, dan beberapa orang menganggap sikap Sehun sudah biasa meskipun agak keterlaluan sih sama orang baru. Apalagi orang baru nya cewek cantik. Sungguh berdosa abang yang satu ini.
"rapat nya kita sambung nanti sebelum pulang kerja. Untuk sekarang, saya minta kalian kembali ke posisi masing-masing" perintah Sehun setelah menutup pertemuan mendadak itu.
Jennie langsung diantar oleh Joy yang bertugas sebagai tim management GA menuju meja kerja nya, dalam perjalanan menuju ruang kerja Joy memperkenalkan dirinya pada Jennie secara santai begitupun sebaliknya.
Di dalam lift hanya ada karyawan tanpa Sehun, sebab cowok itu masih diam di ruang rapat.
"Namanya Pak Sehun Raffael Adire, dia ga suka kalo ada kesalahan sedikitpun. Dia perfeksionis... jadi, mohon maklum ya kalau nanti dia agak keras. Apalagi sama tim editor" beritahu Joy pada Jennie.
Jennie hanya bisa terkekeh mendengar penjelasan mengenai Sehun dari Joy.
"ah.. iyaa.. saya sudah biasa kerja underpressure. Semoga, saya bisa bekerja tanpa keluhan dari Pak Sehun" jawab Jennie dengan senyum kecil.
"eh, tapi... selera fashion kamu bagus banget. saya sampe speechless pas liat kamu di lobi tadi. Saya pikir kamu model baru, bukan editor"
"haha. Gitu ya? Makasih kalo gitu, saya anggap itu pujian ya" Jennie tertawa kecil dengan pujian Joy, dan mereka kini sampai di sebuah ruang kerja yang sangat luas sekali.