08

1.1K 256 211
                                    


Resort di wilayah pantai Jimbaran itu semakin malam justru semakin dipadati pengunjung. Kebanyakan turis internasional lah yang mengisi setiap sudut resort maupun pantai, sementara pengujung lain hanya bisa ditemukan segelintir turis lokal yang masih berkeliaran di malam yang larut ini.

Cahaya rembulan seakan menelan sepi ditengah lautan, Jennie menghembuskan nafasnya dengan kantuk yang mulai menyerang, disisi nya Sehun tidak berani berkomentar apapun karena ia tahu Jennie hanya ingin bersenang-senang tanpa maksud membahas masa lalu dengan nya lagi.

"Jen, mau dansa?" tanya Sehun dengan lembut, ketika musik berganti dengan nada yang lebih mendayu-dayu. Dan beberapa orang turis mulai berdansa dengan pasangan nya masing-masing.

Jennie tersenyum kecil, gadis itu mengangguk dan Sehun segera berdiri dari duduknya.

Sehun mengulurkan tangan nya dan Jennie menerima uluran tangan tersebut dengan sambutan yang tak kalah manis.

Sehun menarik pinggang Jennie untuk merapat kearah tubuhnya, Jennie merasakan jantungnya berdebar-debar tak karuan, Sehun menatap bibirnya dan kedua mata kucing gadis itu sesaat setelah dansa dimulai. Tubuh mereka berdua berbaur dengan pasangan lain yang ikut berdansa. Jennie tak berani mendongak karena ia takut mereka beradu pandang untuk kesekian kali nya. Sehun memeluk tubuh Jennie, merengkuh punggung kecil gadis itu sembari menempelkan kening nya pada sisi wajah Jennie.

Jennie meringis kecil, rasa dingin nya angin malam tersapu bersih oleh kehangatan yang berhembus dari kedua lubang hidung Sehun. Sampai, Sehun menjatuhkan kecupan lembut di pipi kanan Jennie yang tak mendapatkan balasan, namun Jennie mencengkram erat kemeja yang dikenakan pria itu.

"I Love you Jen, I Love you..." bisik Sehun dengan serius.

Mendengar ucapan itu keluar tanpa aba-aba, Jennie tersadar dan langsung mendorong dada bidang Sehun untuk menjauh. Sehun terkejut dengan pergerakan yang tiba-tiba itu pun hanya dapat mencelos dan memasang tampang polos menatap Jennie.

"Hun, aku ngantuk... aku.... balik ke kamar duluan" ujar Jennie dengan tergesa, Sehun tak bisa menahan gadis itu untuk pergi dan hanya menggenggam angin yang ada dihadapan nya.

BRUK!!

Jennie membanting pintu kamar hotel tempat nya menginap malam itu dengan sangat keras. Ia langsung menjatuhkan tubuhnya keatas ranjang dengan berderai airmata. Jennie menangis tersedu-sedu seorang diri, memikirkan setiap kalimat Sehun padanya mengenai ucapan cinta dan kenangan lama.

"hiks... kenapa... kenapa harus sekarang!" sesal Jennie dengan putus asa.

.

.

.

"aku bilang apa... jangan pre wedding disini... terlalu deket!" omel calon isteri Johnny dengan mata membelalak sadis kearah cowok yang berprofesi sebagai manager penjualan brand terkenal dunia.

Johnny mengusap wajahnya dengan kasar, "ya mau gimana lagi. Aku sibuk, kamu nya juga. Kalo jauh-jauh ntar aku bolos kerja, dipecat gimana?"

Wanita itu mendengus pelan dan memukul paha Johnny dengan keras.

"aw.. sakit bebh"

"tauk ah kesel! Belum lagi urusan sama si Sehun!" sesal wanita itu lagi.

Johnny nyengir kuda, "eh, Sehun mah udah ga usah dipikirin. Kamu tau ga? Kenapa aku lamar kamu cepet-cepet?"

"kenapa?"

Johnny merangkul bahu kekasihnya dengan mesra, "karena si Jomblo Sehun sudah menemukan tambatan hati nya lagi. Hehehe. Jadi, dia ga butuh lah temen buat curhat"

KM (Sehun n' Jennie)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang