Katanya kalau pasangan itu harus saling melengkapi, entah melengkapi kekurangan atau bahkan melengkapi segala bentuk kelebihan. Tetapi ada juga yang mengatakan kalau pasangan itu adalah bentuk dari diri kita yang lain, atau bisa dibilang perilaku pasangan adalah cerminan dari perilaku kita sendiri.
Tapi siapa peduli dengan pepatah, mau bagaimana pun kita bersikap, sebanyak apapun kita memiliki kekurangan, orang-orang yang ditakdirkan untuk kita tidak akan pernah pergi. mereka akan terus berada disisi kita tanpa melihat baik buruknya. Itulah mengapa, cinta sering dikatakan buta!
Sejak Johnny dan Krystal menikah, entah mengapa Jeno jadi akrab sekali dengan pasangan suami isteri itu, tak jarang Jeno sering menginap di kediaman Johnny dan Krystal, bahkan hal ini membuat Jennie merindukan sosok Jeno yang tidak pernah terpisahkan dengannya. Apalagi ketika Jennie dirawat di rumah sakit, anak itu harus tinggal bersama Johnny dan Krystal.
Setelah bersitegang selama beberapa hari, kini Sehun kembali datang ke unit apartement Jennie yang ada disebrang nya. Sehun pikir bertengkar dengan pasangan itu akan menyenangkan karena akan ada interaksi bujuk-membujuk gemas yang sering ia bayangkan, eh boro-boro senang... yang ada Sehun menderita sekali. Ini adalah pertama kalinya bagi Sehun tidak bertegur sapa dengan Jennie. bukan pertama juga sih, duluuu banget pernah, waktu mereka masih SMA. Tapi, berkat Johnny akhirnya Sehun akhirnya memberanikan diri untuk menemui Jennie yang sudah ia cemburui.
Kalo kata Johnny sih, harus watados aja alias pasang wajah tanpa dosa. Buktinya, Krystal yang galaknya ngalahin macan bisa luluh dengan sikap Johnny. Ya, lumayan juga tuh Om, bisa Sehun manfaatkan saat mendapati masalah serupa.
"Hai... Jeno!" Sehun menyapa Jeno duluan yang sedang menonton kartun di televisi, anak itu tentu saja menyambut Sehun dengan riang.
Sehun bukan lagi tamu di rumah itu, dia tidak pernah mengetuk pintu karena sudah tahu nomor pin Unit apartement Jennie. jennie sedang berada di dapur, walaupun baru keluar dari rumah sakit, Jennie memang tidak terbiasa hanya berdiam diri saja. Kondisi dapurnya juga sedikit berantakan walaupun ditinggal hanya tiga hari.
"Daddy kemana aja? Jeno kangen!" tanya Jeno pada Sehun.
"taraaa.... Daddy bawain Jeno ini!"
"woaaahhh!" Jeno berseru riang, Sehun membawakannya kotak berukuran cukup besar, kotak apalagi kalau bukan berisi alat elektronik yang belakangan ini sedang digandrungi oleh kaum adam.
"PS5! Ini buat Jeno?!"
"iya... buat ucapan permintaan maaf juga, karena Daddy belakangan ini sibuk di rumah sakit"
Jeno tersenyum lebar sekali, anak itu memang penggemar permainan apalagi PS5 yang tentu saja sudah dia idam-idamkan sejak kemunculannya. Tapi, Jennie selalu melarang Jeno membeli benda-benda seperti itu.
"tapi..." senyum Jeno luntur seketika.
"Jeno can't play it..."
Sehun tidak tega kalau sudah melihat tampang memelas Jeno seperti ini, pria itu kemudian mengucek puncak kepala Jeno dengan gemas, "Daddy akan bilang Mammy... Jeno tunggu disini ya?"
Sehun beralih menuju dapur, dan menemukan Jennie sedang merapikan rak piring sepertinya menata ulang perabotan dapur. Walaupun hanya sakit selama beberapa hari tapi Sehun dapat melihat kalau tubuh Jennie kehilangan banyak berat badan. Sehun mengepalkan tinju nya, pasti hal ini dikarenakan Jennie terlalu sibuk di kantor hingga kelelahan dan mengalami gastritis.
"sayang..."
Jennie menoleh, ia menaruh lap piring dengan asal ketika mendengar panggilan sayang dari Sehun untuknya.
Sehun tersenyum, Jennie menatapnya datar.
"udah makan?"
"udah"