Kendaraan roda dua milik Sehun berhenti tepat disebuah warung kopi pinggir jalan, bukan dengan sengaja cowok itu parkir di halaman warung tetapi karena hujan deras tiba-tiba mengguyur ketika dirinya hendak jalan-jalan dengan Jennie.
Tubuh Sehun menggigil karena suhu dingin yang dibarengi hujan. Jennie sendiri masih terlindungi karena gadis itu mengenakan jaket punya Sehun selama perjalanan. Rambut tebal Sehun agak basah dibagian depan dan atas.
"Sorry Jen, rain falls so hard" tutur Sehun sambil menadah air hujan menggunakan telapak tangan nya, hujan yang rapat dan deras membuat Sehun menghela nafasnya kasar. Alamat dia dan Jennie terjebak di warung ini.
Jennie tersenyum kearah Sehun, wajah nya yang sembab tampak cantik karena tangis nya sudah berhenti sejak lima belas menit lalu.
"dingin?" kata Sehun lagi, memastikan kalau Jennie baik-baik saja.
"engga kok... kamu?"
"ga usah ditanya Jen" balas Sehun sembari memeluk tubuhnya sendiri.
Jennie terkikik, gadis itu hendak melepaskan jaket ditubuhnya namun Sehun menahan Jennie untuk melakukan itu.
"kenapa? Kamu pasti kedinginan. Aku baik-baik aja kok" ucap Jennie tak enak.
Sehun menggelengkan kepala nya, "kamu kan cewek, masa aku biarin kamu kedinginan. Engga lah... pake aja. aku kuat kok nahan dingin segini doang. hehe"
Brrr
Sehun sedikit menggeratkan rahang nya saat angin berhembus kearahnya. Jennie mendekati Sehun dan menyandarkan kepala nya pada lengan Sehun yang tepat berada disamping nya. pemilik warung yang berusia paruh baya sejak tadi memperhatikan tingkah dua anak remaja itu dengan seksama tanpa berkomentar apapun.
Disenderin Jennie, Sehun hanya dapat memasang senyum tipis bercampur tegang.
"Hun... Sebenernya... hubungan kita itu apa?"
Sehun jadi bingung, sementara Jennie sendiri cukup canggung untuk bertanya demikian. Tempo hari Jennie pernah meminta putus pada Sehun, namun pada hari ini Jennie pula yang kembali mempertanyakan status hubungan mereka. Kalau dipikir ulang lagi, Jennie tidak rela jika harus mengakhiri hubungan nya dengan Sehun karena larangan sang Papa.
Sehun berdeham pelan, "kamu.. mau nya apa? Aku sih... terserah kamu" tutur Sehun polos.
Jennie tersenyum dengan gemas, gadis itu menatap kearah wajah Sehun yang justru memandang jalanan yang diserang jutaan tetes rintik air hujan.
"kalo kamu mau pacaran aku mau banget... tapi kalo kamu mau nya kita temenan aja, aku mau nya TTM-an hehe" jelas Sehun melanjutkan kalimat nya yang sempat terjeda, ditambah cengiran ganteng yang ia berikan untuk Jennie.
"teteem itu apa?" tanya Jennie bingung.
Oh iya, Jennie kan kelamaan tinggal di luar negeri, mana mungkin tau istilah TTM yang pernah populer ketika Sehun awal masuk SMA.
"Teman Tapi Mesra" ujar Sehun sembari membalik tubuhnya kearah Jennie. Jennie terkejut karena berhadapan dengan Sehun sekarang, Sehun si cowok ganteng yang ditemui nya semasa remaja dulu masih belum berubah. Sehun masih begitu menawan dan pandai jika dilihat dari sudut pandang Jennie.
Pipi Jennie bersemburat merah, gadis itu mengangguk kecil.
"yaudah... aku mau"
"mau apa?" ulang Sehun dengan senyum dikulum menggoda.
Jennie menutup wajah nya, tak kuasa menahan malu dan senang, "aku mau jadi TTM kamu"
Sehun tertawa kecil, dengan gemas dia menarik tangan Jennie perlahan agar tak lagi menutupi wajah nya, hal itu juga dikarenakan Sehun ingin memandangi wajah pacar nya lagi tanpa ada nya hambatan.