23

876 186 122
                                    

Dua tahun berlalu sejak Sehun menjadi mahasiswa baru, cowok itu sekarang telah menjadi senior tingkat tiga yang terkenal sadis, jutek, ga pernah ngomong, dan tentu saja untouchable alias tidak tersentuh. Jangan kan oleh junior yang notabene tidak pernah satu lingkungan dengannya, dengan teman sekelas yang cantiknya bak bidadari turun dari surga pun Sehun tak peduli.

Nama Sehun Raffael Adire, lagi lagi tercatat sebagai mahasiswa dengan nilai terbaik setiap semesternya, IPK tidak pernah lepas dari 4.0 setiap semester dan setiap baris nilai ujian selalu mendapatkan nilai A.

Hari ini adalah liburan semester akhir, Sehun mendapatkan libur tiga minggu sebelum memasuki kuliah pendidikan dokter di semester ke 5. Papa juga sedang berlibur dari tugas flight nya sehingga berada di rumah untuk menemani sang Mama.

Pagi-pagi sekali tak seperti biasanya, Sehun sudah bangun dan lari pagi, pulang ke rumah dan sarapan sehat bersama dengan anjing peliharaannya yang diberi nama Vivi, tadinya mau dikasih nama Heli biar lucu, tapi Sehun takut anjingnya bisa terbang, karena Heli adalah kepanjangan dari Helikopter.

"Hun, hari ini Krystal liburan ke Australia loh. Kamu gamau ikut?"

Sehun yang sedang minum menoleh kearah sang Mama, "ngapain bibi ke Aussie mah? Mau labrak kangguru ya karena kalah eksis"

"hahaha... katanya dia mau ikutan lomba dance. Siapa tau kamu mau gitu.. liburan, kenalan sama temen-temen Krystal"

Sehun agak berpikir, dia paling gak mau satu circle dengan Bibi nya yang galak dan tukang perintah itu. Apalagi kenalan sama temen-temen nya yang pasti satu aliran semua.

"engga ah, Oh iya mah.. Sehun juga mau liburan sendiri boleh ga?"

"boleh dong... kemana gitu?"

"hmm.. jepang kayaknya seru" balas Sehun dengan lembut.

Sehun jadi ingat dulu, pertemuan pertama nya dengan Jennie ketika ia menjadi salah satu peserta lomba olimpiade matematika di negeri sakura tersebut. Jennie adalah gadis yang membantu nya memilih menu makanan halal, Jennie yang menyapa nya terlebih dahulu dengan ramah. Dan satu hal yang tidak pernah Sehun kira dalam hidupnya, bahwa Jennie sempat hadir dalam hidupnya dan mengisi perasaan Sehun dengan penuh cinta. Tapi kini, semua tentang Jennie begitu menyesakkan dada.

.

.

Mino menggendong Jenno yang pada saat itu selalu saja merengek padanya. Jenno dibesarkan dengan berhasil oleh Jennie dan Mino sebagai orangtua muda, meskipun usia Jenno baru menginjak 2 tahun, tapi anak itu sudah menguasai percakapan sederhana dengan bahasa inggris dan lancar berbicara bahasa Jepang, mungkin karena keseharian nya yang selalu berpindah tempat tinggal menjadikan Jenno tak memiliki teman serta dididik dengan kepatuhan oleh Jennie dan Mino di rumah. Hanya tayangan televisi saja yang menghibur Jenno sejak bayi.

"Jen.. are you okay?" tanya Mino dengan lembut saat ia dan Jennie hendak menaiki sebuah taksi yang akan mengantarkan mereka menuju bandara internasional Haneda.

Jennie mengangguk dan tersenyum, ia mengalami trauma tidak mau menaiki kendaraan lagi sejak kecelakaan dua tahun lalu yang membuatnya lumpuh.

"its okay"

"nanti kita juga naik pesawat. Kalau kamu ga kuat, kita bisa tunda keberangkatan nya"

Jennie tersenyum kecut, "engga apa-apa kok... sampai kapan kamu mau pulang pergi jepang australia terus menerus? Ini udah tahun kedua."

Mino mencelos, dia mengusap lembut puncak kepala Jennie dengan penuh kasih sayang, sorot mata Mino pada gadis yang masih mengidap amnesia parsial itu selalu penuh dengan keprihatinan. Orang-orang mungkin akan mengira kalau Mino adalah sosok suami atau pacar Jennie, tapi nyatanya Mino hanya sebatas wali gadis itu saja yang mendapatkan wasiat secara langsung dari mendiang Papa Jennie sebelum meninggal dunia.

KM (Sehun n' Jennie)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang