AIE 16

3.6K 232 1
                                    

Part ini dedicated buat semua orang yang masih kasih support dan stay di cerita ini walau aku gak kasih kejelasan untuk alur update nyaaa🥰🥰

Semuanya lopelope banyak banyak yaa❤❤ selamat membacaaa... Jangan lupa vote dan comment sebanyak banyaknya yaaa.

Alfa melirik datar saudara kembarnya yang gila itu. Tanpa suara, remaja itu mematikan radio mobil mereka dan membuat suasana menjadi lebih bersahabat untuk Alfa. Lain dengan Verro yang melayangkan tatapan permusuhannya kepada Alfa.

Sedangkan Alfa hanya mengabaikan tatapan Verro dan melanjutkan menyetir mobilnya dengan wajah datar dan suasana lebih damai. Verro menyerah memberikan tatapan permusuhan pada Alfa dan memutuskan membuang mukanya ke arah jendela dan sesekali menggerutu.

{Am I Embarrassing? Chapter 16}

"Mama! Lihat!" Seruan Riri yang terdengar penuh kegembiraan itu membuat atensi Luna teralihkan dari iPadnya. Dilihatnya anak gadis satu satunya itu tengah menempelkan wajahnya ke salah satu jendela di dekat tempat duduknya memandang perairan luas yang terhampar di bawah sana.

"Cantik ya?" Tanyanya sambil menyerahkan iPad miliknya kepada salah satu asistennya dan mengalihkan atensinya penuh kepada Riri.

Riri mengangguk penuh semangat menjawab pertanyaan dari Mamanya. "Keren sekali! Kenapa Riri tidak pernah lihat ya?!" Serunya sekali lagi yang kali ini mengundang kekehan ringan dari Luna.

Tentu saja gadis itu tidak pernah melihatnya. Karena setiap mereka bepergian, apalagi menggunakan pesawat pasti bertepatan dengan hari hari rewel Riri. Dimana akan ada banyak hal yang bisa menyebabkan ketidaknyamanan gadis itu dan kebanyakan akan berakhir dengan tangisan Riri.

Endingnya pasti sudah dapat ditebak. Saudara lelakinya pasti akan melakukan segala cara untuk menenangkan Riri. Dan sebagian cara itu berakhir dengan Riri yang tertidur pulas sepanjang perjalanan dan hadiah yang akan didapatkannya begitu sampai di tempat tujuan.

Jadi tidak heran kalau ini adalah kali pertama Riri melihat pemandangan diluar helikopter, walaupun biasanya mereka selalu bepergian menggunakan pesawat pribadi keluarganya.

Dan karenanya Luna lanjut menjawil hidung putrinya gemas. "Ingat siapa yang selalu saja menangis saat mau liburan? Dan selalu tidur saat perjalanan? Kamu saja baru bangun setelah kita sampai di tujuan, ya pasti tidak pernah melihat ini dong."

Riri menyengir mendengar jawaban sang Mama yang ada benarnya juga. Kalau diingat ingat kenapa dia cengeng sekali ya? "Riri suka, Mama." Ujarnya sembari memeluk Luna dari samping.

Luna balas memeluk erat putrinya itu. Sesekali, wanita paruh baya itu memberikan kecupan kecil di pelipis Riri yang sepertinya sudah mulai terbawa dalam suasana yang mendukungnya untuk segera terlelap.

Wanita itu lanjut mengelus punggung sempit putrinya itu sembari memandang luasnya lautan yang terbentang di bawah sana.

Luna tahu putrinya memang berharga. Tapi ia lebih senang kalau bisa membuat putrinya tumbuh sebagaimana mestinya. Bukan dibawah tekanan Papa dan saudara laki-lakinya.

{Am I Embarrassing? Chapter 16}

Petugas valet yang berjaga di depan lobby Seraphine's dengan tergesa mendekati BMW hitam yang dari pelat nomor kendaraannya dikenal sebagai pelat khas Francesso.

Dan benar saja. Begitu pintu pengemudi dibuka, sosok dua putra terakhir Francesso beranjak keluar dari mobil dan si dingin Alfa pun menyerahkan kunci mobilnya kepada petugas valet tersebut.

Keduanya mulai memasuki lobby dengan gaya yang berbeda. Alfa si dingin dengan tatapan datar dan wajah tanpa emosi khasnya. Dan Verro si pecicilan dengan wajah tengil dan bobroknya yang memudahkan orang orang membedakan mereka walaupun bisa dikatakan fitur tubuh keduanya cukup identik.

Alfa melangkahkan kakinya mendekati meja resepsionis yang ada di tengah tengah lobby dengan Verro yang masih setia membuntutinya tak lupa gaya tengil khasnya itu.

Resepsionis yang berjaga di lobby utama pun dengan sigap berdiri tegap di tempatnya mendekati kedua bungsu Francesso itu. "Tuan muda mencari Tuan Gerald?" Tanyanya berusaha mencari tahu maksud kedatangan kedua remaja itu.

Bukan bermaksud lancang atau bagaimana, tapi itu sudah prosedur supaya bisa segera tahu mengenai kehadiran orang yang dituju. Selain itu prosedur keamanan yang diterapkan oleh keluarga Francesso untuk tamu tamu entah itu keluarga maupun bukan tetaplah sama dan harus menunggu konfirmasi dari yang bersangkutan.

"Mama ada?" Tanya Verro menyembulkan kepalanya dari bahu Alfa. Membuat resepsionis itu mengerutkan keningnya kebingungan.

"Sejak pagi belum ada tanda tanda Nyonya datang kemari, Tuan Muda." Jawaban penuh sopan santun dari resepsionis itu malah membuat Alfa mengerutkan keningnya. Bagaimana bisa resepsionis itu tidak mengetahui kedatangan bosnya sendiri.

"Kakak?" Tanya Alfa masih dengan nada dinginnya.

Lagi, resepsionis itu menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan singkat Alfa. "Untuk Tuan Gerald sedang izin tidak datang ke kantor karena ada beberapa urusan mendadak yang harus beliau urus, Tuan Muda."

Alfa menganggukan kepalanya singkat kepada resepsionis itu, lalu menoleh ke arah Verro yang masih berdiri di belakangnya. "Ambil mobilnya dari valet. Kita ke kantor Papa. Aku harus menelpon Kakak terlebih dahulu."

Ucapan Alfa yang penuh dengan perintah itu langsung dipatuhi oleh Verro, saudara kembar identiknya itu langsung melangkahkan kakinya menjauhinya. Ia menuju ke pintu utama dan terlibat percakapan singkat dengan petugas valet yang tengah berjaga. Sedangkan Alfa langsung menghubungi nomor Gerald.

"Kau tidak di Seraphine's?" Tanya Alfa begitu Gerald mengangkat panggilannya.

'Tidak. Gue ada urusan mendadak sama beberapa anggota futsal buat masalah turnamen dua minggu lagi. Kenapa memangnya? Kau kesana?'

Jawaban Gerald itu malah membuat Alfa tidak tenang karena tidak adanya kejelasan mengenai keberadaan sang Mama serta Kakak perempuannya. "Pak Jack bilang Mama ke Seraphine's sama Kak Riri. Tapi waktu aku kemari, resepsionis bilang kalau sejak pagi tidak ada kedatangan satupun Francesso."

'Untuk apa Mama ke Seraphine's. Mungkin Mama pergi ke kantor Papa setelah mampir ke Seraphine's sebentar lewat basement dan keluar sama mobil kantor.' Ucapan Gerald memang terdengar masuk akal bagi Alfa, tapi yang tidak Alfa ketahui bahwa sebenarnya Gerald sendiri pun menyangsikan kata-katanya barusan. Karena perang dingin yang terjadi di meja makan tadi pagi membuatnya tidak yakin kalau sayang Mama akan mendatangi Papanya di kantor.

"Aku akan ke kantor Papa kalau begitu." Ujar Alfa lalu mematikan sambungan telepon mereka.

Alfa mengucapkan terima kasih kepada resepsionis tadi lalu melangkahkan kakinya menjauhi area lobi menuju pintu utama dan mendapati Vero sudah duduk di kursi kemudi dengan wajah penuh tanya.

"Ke kantor Papa!" Ucap Alfa begitu ia menunjukkan bokongnya di kursi samping Verro. Fero mengangguk singkat dan mulai menjalankan mobil mereka menjauhi gedung Seraphine's.

Sedangkan di seberang sana Gerald langsung menghubungi sekretarisnya untuk melakukan cross-check mengenai benar tidaknya kedatangan sang Mama ke Seraphine's.

{Am I Embarrassing? Chapter 16}

Am I Embarassing?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang