"Wah, Riri mau belajar melukis, hmm?" Barra yang melihat antusiasme putrinya itu bertanya sembari menaikkan sebelah alisnya dan spontan membuat Riri menganggukkan kepalanya berulang kali dengan antusias.
"Iya, Papa. Boleh?" Gadis manis itu bertanya dengan begitu lucunya. Bahkan kepalanya ikut miring karenanya dengan mata bulatnya yang menatap penuh tanya ke arah sang Papa yang membuat gadis itu semakin terlihat manis dan menggemaskan.
Barra yang melihat itu tentu saja tidak bisa menahan tangannya untuk tidak mengajak gemas rambut putrinya yang halus itu. Sebelum akhirnya pria paruh baya itu mengangguk, "Boleh dong. Papa akan panggilkan guru melukis untuk Riri kalau begitu!"
Riri yang mendengar penuturan bapaknya sontak tersenyum semakin lebar dan seketika langsung menerjang pria itu dengan pelukan erat, "Terima Kasih, Papa! Riri love Papa banyak banyak!"
{Am I Embarrassing? Chapter 36}
"Apakah kamu memiliki kesulitan dalam mengajarkan putri saya untuk melukis?" Aluna bertanya dengan santai. Namun tidak urung ucapannya itu penuh dengan kekhawatiran mengingat fakta bahwa tidak sedikit orang yang menyerah untuk mengajarkan Riri mengenai banyak hal. Bahkan termasuk pelajaran di sekolahnya.
Itu membuat wanita paruh baya itu sudah mempersiapkan diri ketika pada akhirnya dia akan menerima rasa keberatan dari guru melukis putrinya yang baru mengajari Riri dalam empat kali pertemuan ini. Tapi bukannya mendapat anggukan, wanita itu kemudian menggeleng, "Anda tidak perlu khawatir mengenai hal itu Nyonya. Nona Riri bener-bener cepat untuk belajar dan mampu menyerap semua saran yang saya berikan dengan sangat mudah. Sepertinya memang Nona Riri memiliki ketertarikan yang besar dengan kegiatan melukis seperti yang sedang menjadi rutinitasnya belakangan ini."
Aluna yang mendengarnya terpaku. Bahkan tanpa sadar wanita paruh baya itu dibuat berkaca-kaca mendengar penuturan tulus dari wanita yang merupakan guru melukis dari Riri. Dengan menarik napasnya dalam-dalam, Aluna kembali berbicara, "Kamu tidak perlu takut untuk dipecat karena mengatakan yang sesungguhnya, Cecilia."
Tapi wanita yang dipanggil sebagai Cecilia itu sontak menggeleng dan berulang kali melambaikan tangannya ke arah Aluna, "Tidak Nyonya. Saya berkata jujur. Sungguh. Nona Riri benar-benar memperhatikan setiap detail penjelasan saya dan mampu memberikan perkembangan yang maksimal dalam setiap pembelajaran yang didapatkannya! Saya akan menunjukkan hasil lukisan Nona Riri dalam beberapa waktu belakangan ini!"
Kemudian Cecilia disibukan dengan mengobrak-abrik paper bag yang ada di sisinya sebelum akhirnya mengeluarkan dua kanvas kecil dari dalam sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Am I Embarassing?
Teen Fiction"Kamu ngapain? Kok tiba-tiba peluk aku?" tanya Riri bingung. "Memangnya tidak boleh peluk pacar aku?" tanya pria dewasa itu santai. Namun Riri malah bingung mendengarnya. "Pacar itu apa?" tanyanya polos. "Kamu tidak tahu pacar?" tanya pria itu tidak...