AIE 5

6.1K 407 4
                                    

Barra yang melihatnya pun menghela napasnya dalam dalam. "Aku hanya tidak suka melihatnya tidak dalam jangkauanku," bisiknya pada sang istri.

Luna memeluk sekilas suaminya itu. Lalu beranjak naik kelantai atas menemui sang putri.

{Am I Embarassing? Chapter 5}

"Dimana Riri, Ma?" tanya Bastian segera saat pandangannya menangkap keberadaan sang Mama di ruang tamu.

"Dia di kamarnya. Mungkin tidur." jawab Luna menatap balik putra sulungnya itu.

"Apa dia baik baik saja? Aku akan melihatnya!"

"Bastian?!" Panggil Luna ragu. Bastian yang baru saja akan naik ke kamar Riri pun menghentikan langkahnya. "Ya, Ma?"

"Bisa kau pastikan adikmu baik baik saja? Papamu tidak sengaja membentaknya saat ia baru saja pulang tadi. Mama takut, ia akan trauma. Kau tahu sendiri bagaimana tabiat Papamu saat marah bukan?" ujar Luna.

Bastian yang mendengarnya pun hanya bisa menghirup napasnya dalam dalam. Sebenarnya Bastian tidak suka kalau Riri dibentak. Namun ia tahu kalau sang Papa tengah kalut saat itu. "Mama tunggu aja. Bastian coba bujuk Riri. Ini udah deket waktu makan siang, lebih baik Mama siapin makannya. Biar Riri jadi urusan Bastian."

Luna tersenyum kecil mendengar perkataan Bastian. Bastian memang sangat sayang kepada Riri. Selain karena Riri adalah satu satunya adik perempuannya, Riri juga membuat Bastian merasa dibutuhkan karena adik adiknya yang lain cenderung bisa melakukan semua hal tanpa harus meminta bantuannya.

Segera setelah Bastian bergegas naik keatas, Luna juga beranjak dari ruang tamu untuk memasak makan siang keluarganya.

{Am I Embarassing? Chapter 5}

"Heii! Riri! Open the door!" ujar Bastian didepan pintu kamar Riri sembari mengetuk pintunya.

"NGGAKK! Semua jahat sama Riri. Riri nggak suka!" teriak Riri dari dalam kamarnya. Samar-samar Bastian mendengar suara Riri yang menangis sesegukan.

"Buka atau kakak rusak pintu kamu." Desis Bastian yang tanpa diketahuinya membuat Riri gemetar didalam kamarnya.

Takut-takut Riri membuka pintu kamarnya dan mendapati Bastian tengah menatapnya khawatir dan marah.

Baru saja Bastian maju tapi Riri malah mundur dan membuat Bastian geram. "Jangan mundur, sweetheart."

Tapi rupanya Riri tak mengindahkan omongan Bastian. Gadis itu terus mundur setiap Bastian melangkah mendekatinya. Yang membuat Bastian tidak bisa bersabar lebih lama. Dengan langkah yang diperlebar, Bastian menggapai Riri dan langsung mengurung gadis itu dalam pelukannya.

Riri menolak pelukan Bastian karena teringat muka menyeramkan kakaknya itu. Ia terus berusaha meronta tapi sayangnya tenaga Riri tak ada apa-apanya dibandingkan Bastian.

"Kamu jangan buat kakak khawatir dong! Kakak takut kamu kenapa-napa." Ujar Bastian pelan sembari mengecup pelipis Riri penuh sayang.

Riri yang mendengarnya merasa bersalah, tapi tidak tau harus melakukan apa. Jadi gadis itu semakin menangis kencang yang membuat Mama nya tergesa menaiki tangga dan melihat Bastian dan Riri tengah berpelukan membuatnya senang karena sekali lagi, Bastian mampu membujuk Riri.

Dengan langkah lebar Luna mendekati putri semata wayangnya dan menariknya paksa dari pelukan Bastian lalu memeluknya erat.

Am I Embarassing?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang