Alfa tersenyum lalu mulai menyuapi Kakaknya dengan makanannya. Sesekali Riri menyuapkan pizza ditangannya pada kedua adiknya bergantian.
Luna dan Barra tersenyum melihat kerukunan anak mereka dan merapatkan pelukan mereka.
{Am I Embarassing? Chapter 8}
"Mama!" Riri menyapa sang Mama yang kini sedang bergelung nyaman di pelukan Papanya.
Luna menoleh dan mendapati anak gadisnya sudah mandi dengan pakaian yang rapi.
Ia merentangkan tangannya mengundang Riri ke pelukannya yang langsung saja disambut baik oleh gadis itu. Ia langsung menyamankan dirinya ditengah kemesraan orang tuanya.
Barra tersenyum gemas melihatnya. Dengan pelan dikecupnya pipi Riri. "Mau kemana?"
"Papa geli!" Riri berusaha menjauhkan wajahnya dari bibir sang Papa yang masih menggodanya dengan kumis pria itu. "Geli Papa!!" Serunya kembali membuat Pria itu mengalah dan menjauhkan wajahnya dari putrinya.
"Mau kemana pakai bajunya bagus baget gini, hemm?" Tanya Luna menyingkirkan anak anak rambut yang menutupi wajah Riri.
Bukannya menjawab, anak itu malah tersenyum lebar mendengar pertanyaan Mamanya. Ia mengeluarkan tawa renyahnya sebelum akhirnya buka mulut. "Riri mau ke Mall diajak sama Al sama Vee!"
Barra yang mendengarnya kembali tersenyum gemas. Niat jahilnya ke Riri kembali tumbuh. "Belum izin sama Papa kok main pergi aja? Itu bukan good girl namanya!"
Riri membelalak mendengar perkataan Barra. Ia itu good girl tahu! "Riri kan turun mau minta izin biar dibolehin. Jadinya Riri good girl dong!" Serunya tak terima membuat Barra berusaha mati matian menahan tawanya agar tidak keluar dan mengacaukan rencananya.
Luna hanya bisa menggeleng melihat kejahilan suaminya.
"Mau ngapain ke Mall emangnya?" Tanya Luna mengalihkan perhatian Riri dari Barra.
"Al bilang mau ajak Riri beli baju." Luna mengangguk mengerti mendengarnya. "Lalu Verro?"
"Kalo Vee mau belikan Riri gelato." Ujar Riri riang. Walau ia sebenarnya tidak tahu apa itu gelato. Tapi ia tetap senang karena ia akan jalan jalan.
Tapi rupanya Barra menatap tidak suka dengan ajakan Verro. "Kan udah makan ice cream barusan. Kok mau makan ice cream lagi?" Ujarnya sengit.
Dan itu membuat wajah Riri yang semula riang jadi sedih. "Kan Riri makan gelato. Bukan makan ice cream." Ujarnya sedih.
Luna melemparkan sebungkus kacang pada Barra. Gemas dengan tingkah pria tak tahu usia yang selalu usil menjahili putrinya. Barra menatap sebal istrinya. "Ngapain lempar lempar? Aku bilang beneran tahu!"
Luna melotot mendengarnya. "Mau tidur luar lagi? Hah?"
Barra hanya memutar bola matanya malas mendengar ancaman yang sering didengarnya tapi selalu berhasil membuatnya diam.
"Ya udah. Riri mau ke kamar aja. Nanti kalo Al sama Vee turun Mama bilangkan kalo nggak jadi, Ya. Soalnya Papa bilang nggak boleh." Riri bangkit dari tengah orang tuanya dengan wajah sedih.
Luna menahan tangan Riri membuat Riri menoleh dengan wajahnya yang masih sedih. "Eh! Kenapa mau kekamar? Sana susul Al sama Verro di kamar mereka. Hati hati ya. Jangan pulang kemalaman. Kalau bisa nanti makan malam di rumah aja. Terus bilang Verro, nanti Riri gelatonya yang kecil aja, oke!"
Riri tidak mengiyakan perkataan sang Mama. Ia menatap Papanya yang masih tidak mau membiarkannya jalan jalan dengan kedua adiknya. Tanpa sadar gadis itu menghela napasnya keras. "Nggak papa Ma. Riri jalan jalannya besok aja kalau Papa udah kasih izin. Riri nggak mau jadi bad girl."
Barra terkekeh geli mendengarnya. Ia berdiri dan menghampiri Riri lalu dibawanya anak gadisnya ke pelukannya. "Emangnya pengen banget ya jalan jalan?" Godanya membuat Riri mengangguk dalam pelukan Papanya.
Luna yang melihat Barra kembali menggoda Riri hanya bisa memutar bola matanya. Anaknya udah hampir nangis kok masih betah godain, gerutunya dalam hati.
"Janji jangan pulang lebih dari jam 8, tapi. Oke?"
Riri mendongak menatap Papanya dengan wajah ragu. "Boleh?" Tanyanya polos membuat senyuman Barra kembali terbit. Bagaimana dia tidak suka menggoda Riri kalau anak gadisnya bisa semenggemaskan ini.
"Boleh dong. Tapi Papa mau minta kiss dulu. Yang banyak!"
{Am I Embarassing? Chapter 8}
"Al. Katanya Verro mau ajak Riri beli gelato. Kapan?" Tanyanya pada Alfa yang masih sibuk memilihkan beberapa atasan untuk Kakaknya.
Ia memilihkan baju untuk Kakaknya karena gadis itu sangat menggemaskan. Dan Riri juga penurut dengan model apapun yang dipilihkan keluarganya.
Tentu saja model pakaian terkini dengan brand ternama yang sering nangkring di tubuh Riri. Walau ada beberapa bajunya yang bukan dari brand ternama, tapi asalkan modelnya menarik tidak membuat Francesso malu untuk membelinya.
"Sebentar, Kakak. Kita cari dress dulu ya. Dua dress terus kita bertiga cari gelatonya, Oke?"
Riri hanya mengangguk lalu kembali melihat lihat beberapa pakaian. Membunuh kebosanannya menunggu Alfa memilih bajunya.
"Vee. Mama bilang beli gelato buat Riri yang kecil aja soalnya tadi sore Riri udah makan ice cream." Lapornya pada Verro yang tengah memainkan handphonenya.
Verro hanya mengangguk menanggapinya. "Oke boss. Gampang itu." Ujarnya masih menatap handphonenya.
Alfa datang dengan dua tangannya yang penuh kantung belanja yang tidak lain adalah pakaian Riri. "Udah, Kak. Ayo cari gelatonya."
"Ayoo!" Seru Riri ceria. Verro mematikan handphonenya lalu menatap keduanya.
Mereka bertiga berjalan beriringan dengan Riri yang diapit dua pria tampan itu.
Sekilas orang melihat mereka seperti teman atau salah satu dari mereka mungkin saja sepasang kekasih. Tapi jika dilihat lebih rinci lagi, sebenarnya ada kemiripan antara mereka. Antara lain wajahnya yang jelas blasteran dan hidung mancung khas keturunan Francesso.
Tapi ketiganya masa bodoh dengan pandangan yang didapat dari orang lain. Well, ketiganya. Kecuali Riri.
Gadis itu tidak pernah suka menjadi pusat perhatian. Selain karena ia jarang terekspose di media sebagai putri Francesso, ia juga malu karena banyak orang yang memerhatikannya.
"Riri malu." Bisiknya pada Verro yang berjalan di sebelah kanannya. Bocah lelaki yang berlagak layaknya pria muda itu mengerutkan dahinya lalu memandang sekeliling mereka.
Banyak mata memandang mereka dengan penasaran. Juga banyak juga yang berbisik melihat kedua putra Francesso tengah berjalan dengan wanita di sisinya.
Verro mengangguk mengerti. "Tenang aja. Nggak usah diurusin. Kan ada Al sama Vee. Kita harus fokus cari gelato aja ya."
"Papa bilang harus makan malam di rumah. Bisa kan Vee?" Lagi lagi Riri berbisik pada Vee sambil menatap adiknya.
"Kalo gitu kita bungkus aja gelato nya, oke?" Tanya Verro menatap Kakaknya bertanya.
Riri diam sejenak lalu mengangguk mengiyakan.
Verro tersenyum puas melihat anggukan persetujuan Kakaknya lalu menggandeng tangan kecil itu mengikuti langkah kakinya.
Riri turut mengikutinya dengan semangat dan wajah berseri.
{Am I Embarassing? Chapter 8}
KAMU SEDANG MEMBACA
Am I Embarassing?
Genç Kurgu"Kamu ngapain? Kok tiba-tiba peluk aku?" tanya Riri bingung. "Memangnya tidak boleh peluk pacar aku?" tanya pria dewasa itu santai. Namun Riri malah bingung mendengarnya. "Pacar itu apa?" tanyanya polos. "Kamu tidak tahu pacar?" tanya pria itu tidak...