Votment and Happy reading♡
"Masih ingat jalan pulang ternyata." Sebuah suara teramat datar yang di penuhi penekanan kekesalan menyapa pendengarannya, gadis berponi itu menoleh ke arah sumber suara, dilihatnya kini sang ibu tengah menatapnya tajam dengan satu botol wine di tangan wanita itu.
Ibunya mabuk lagi dan Lisa sudah biasa akan hal itu, ibunya pulang larut dan mengacau Lisa sudah biasa akan hal itu, ibunya memukul dan memarahinya Lisa juga sudah biasa akan hal itu, tapi ketika ibunya memperhatikannya Lisa baru akan hal itu.
Selama hampir lima belas tahun lamanya ketika ia baru mengerti bagaimana caranya berbicara, ketika ia baru mengerti bagaimana caranya berjalan, ketika ia tahu bagaimana sosok wanita yang selama ini ada bersamanya.
Balita umur tiga tahun yang selalu menunggu satu potong ayam goreng setiap bulannya, balita umur tiga tahun yang selalu menunggu kepulangan ibunya dengan berdiam diri di depan pintu sembari menyesap ibu jarinya, balita umur tiga tahun yang selalu memberikan sebuah pelukan hangat dan ribuan kecupan pada ibunya.
Ketika ia beranjak semakin dewasa dapat Lisa rasakan bagaimana kenyataan hidup pahit yang selama ini ia alami, ibunya seorang wanita malam, cacian makian sudah menjadi sarapan pagi yang rutin ia dengar baik di sekolah atau pun di lingkungan rumahnya, ibunya seorang pemabuk, satu hal lagi yang membuat Lisa teramat frustasi dan menjadi seorang remaja tak tersentuh.
Lisa tak marah saat tahu pekerjaan ibunya kala itu, ia tetap menjadi gadis sejuta senyuman, ia tetap menjadi gadis yang ceria menyambut kepulangan ibunya, tapi percayalah hatinya sudah menghitam kini, hatinya sudah membeku kini, hatinya tak dapat lagi merasakan cinta dan kehangatan sosok yang dulu selalu mendekapnya. Karena apa? Ibunya berubah.
Yang Lisa tahu sekarang bukan lagi sosok lembut dengan ribuan kasih sayang, melainkan sosok monster di balik topeng cantik wajah sang ibu.
Ibunya monster; tapi Lisa sayang, saat dimana Lisa merasa benar-benar marah pada takdir gadis itu berusaha kembali mengingat masa kecilnya yang dipenuhi cinta dan kasih sayang. Lisa mencoba kembali mengingat wajah sang ibu dengan segala kehangatannya.
Dan nyatanya itulah yang membuat ia berhasil tumbuh hingga sebesar ini, Lisa tahu akan ada saatnya dimana semua cinta dan kasih itu kembali memeluk harinya, Lisa percaya dan ia akan tetap menunggunya.
Push~
Sebuah kartu ucapan berwarna hitam elegan dengan ukiran memukau di seluruh permukaannya. Minyoung baru saja melemparkan benda tersebut tepat di wajah cantik putrinya, Lisa tersentak tapi ia tak melayangkan protes apapun tangan kurusnya memungut benda tersebut, membacanya dengan seksama hingga akhirnya Lisa dapat merasakan seseorang tengah menghancurkan dunia nya untuk yang entah kesekian kalinya.
"Appa baru saja pergi, kenapa harus secepat ini?" Air matanya luruh, hey, Lisa tak lupa akan sosok Jae Wook ayahnya, seseorang yang selalu melindungi dan mencintainya tapi pria itu telah pergi meninggalkan beribu duka dan rasa sakit bagi Lisa.
Teramat banyak kenangan manis yang pria itu lakukan untuknya, ayahnya--- kekuatannya telah hilang, Tuhan mengambilnya lebih cepat dari yang Lisa kira.
Minyoung melangkah dengan gontai wanita itu sudah sepenuhnya dalam pengaruh alkohol, matanya memerah dan sayu tangan ringkih itu mencengkram rahang Lisa kuat. "Aku tak butuh persetujuan mu untuk menikah lagi, kau lupa? Dunia ku hancur itu semua karena mu! Jangan berbicara seolah kau yang paling tersakiti di sini karena hanya aku lah yang paling hancur dan itu semua karena mu Lisa!!!" Minyoung menghempas rahang itu dengan kasar, sakit memang tapi Lisa tak meringis.
"Kenapa jika tau kalo aku akan semenyusahkan ini kau masih membiarkan ku hidup? Mengapa? Kau memberikan ku sebuah harapan 'anak terhadap ibunya!" Minyoung bungkam bukan tak ada kata untuk menimpali hanya saja alkohol itu sudah benar benar merenggut kewarasannya.
"Baiklah, aku yang membuat mu menderita dan sekarang aku akan diam. Untukmu Eomma, aku harap kau akan kembali."
—Prologue—
KAMU SEDANG MEMBACA
Where Should I Go? [✓] | Taelice
FanfictionHidupnya berubah menjadi lebih rumit Setelah sang ibu memutuskan untuk menikah lagi, Lisa merasa seluruh dunia membencinya.