WSIG | 31 - Everything Is True

2.3K 437 35
                                    

Happy reading jangan lupa untuk Vote dan comen nya yaa ...

•••

Lisa kembali ke mansion Lee tepat pukul delapan malam kakinya terasa sangat berat untuk melangkah lebih jauh lagi kedalam rumah ini, karena sekarang ia adalah orang asing atau orang yang di asingkan?

Lisa tak tahu mengapa Tiffany dan Minyoung membuat kesepakatan itu, Lisa tak tahu kenapa wanita itu dengan sukarela memberikannya bergitu saja bahkan saat usianya baru seminggu.

Minyoung memang tak sebaik itu untuk ukuran seorang ibu, tapi keberadaannya, arti hidup nya untuk Lisa teramat besar. Minyoung mengurusnya dari kecil hingga menjadi sebesar ini, Minyoung yang merawatnya, wanita itu yang memberikannya kasih sayang, wanita itu yang mengajarkan nya apa arti sebuah kehidupan.

Sikap Minyoung yang keras, membuat Lisa menjadi lebih kuat, membuat ia menjadi lebih sanggup untuk menjalani hidup nya yang rumit penuh liku ini. Lisa tahu, tanpa wanita itu berbicara sekalipun Minyoung menyayanginya.

Sekasar dan sekeras apapun sikapnya, Lisa tahu jauh di dalam lubuk hati ibunya wanita itu begitu menyayanginya, Lisa tahu dan Lisa percaya itu.

Perlahan kaki jenjangnya menaiki satu persatu anak tangga yang menuju kamar sang ibu, Lisa butuh sebuah jawaban, jawaban yang pasti tentang siapa dirinya yang sebenarnya, tentang hidupnya, tentang masa lalunya.

Tepat di depan sebuah pintu coklat itu air matanya kembali luruh, sungguh Lisa benar-benar tak sanggup untuk mengetahui segalanya, bolehkah saat ini ia berpura-pura tidak tahu saja? Ia sudah terlanjur nyaman berada di titik ini, berada di sini sebagai Lalisa Lee.

Pintu coklat ini tidak sepenuhnya tertutup rapat, dapat ia lihat dari celah yang terbuka presensi Minyoung yang tengah duduk di meja riasnya, wajah yang selama ini Lisa kagumi, sosok yang selama ini menjadi satu-satunya alasan kenapa ia bisa bertahan.

Sosok yang Lisa percaya, sosok yang begitu ia sayangi. Setelah mengetahui semuanya lalu ia harus apa? Lisa belum siap, belum benar-benar siap untuk kehilangan segala yang sudah ia genggam saat ini.

"Eomma," panggilnya lirih. Minyoung sama sekali tak menoleh wanita itu hanya berdehem singkat kemudian kembali melanjutkan aktivitasnya, Lisa sudah biasa di abaikan, Lisa sudah biasa di perlakukan dingin seperti ini tapi kenapa rasanya jauh lebih sakit ketika ia sudah mengetahui alasan di balik sikap dingin ibunya.

Lisa memeluk tubuh sang ibu erat, dapat gadis itu rasakan kini tubuh Minyoung tampak menegang. Dari pantulan cermin di depannya ia menatap gadis yang kini memeluk tubuh nya begitu erat, seakan-akan ia akan menghilang.

Kenapa perasaanya mendadak menjadi seperti ini? Sulit di artikan namun ia merasa ada yang janggal, Minyoung tak berniat bertanya karena jujur saja sebelumnya Lisa tak pernah melakukan hal ini.

Gadis itu akan selalu bertanya ketika hendak melakukan sesuatu seperti 'eomma bolehkah aku makan sekarang? Eomma bolehkah aku duduk di meja ini? Eomma bolehkah aku memeluk mu? Eomma bolehkah aku makan di meja yang sama dengan mu? Eomma bolehkah aku pergi bermain?'

Tapi kini gadis itu memeluknya tanpa meminta izin, dapat Minyoung rasakan tubuh putrinya yang bergetar, apakah ada sesuatu yang terjadi? Sesuatu yang menyakiti putrinya ini?

"Eomma, seseorang mengatakan bahwa aku bukanlah putrimu .. "

Deg sebuah hantaman begitu keras mengenai hatinya kini, wanita membeku dengan rasa keterkejutannya.

"Tapi .. itu tidak benar kan? Aku putri eomma kan?"

Deg

Seperti ada ribuan pisau yang menusuk-nusuk ulu hatinya, bibirnya mendadak tak ada satupun kata yang bisa keluar dari mulutnya, matanya terasa begitu panas, hatinya di lingkupi rasa nyeri yang teramat sangat.

"Eomma .. tolong katakan sesuatu, Lisa putri eomma, kan?" Gadis itu melepaskan pelukannya menatap manik Minyoung dengan dalam, "Katakan tidak eomma, jangan buat Lisa takut!" Lirihnya dalam hati.

"Omong kosong macam apa itu Lisa! Sudah, berhenti menangis dan biarkan aku istirahat!" Minyoung beranjak dari duduknya tak bisa di pungkiri bahwa kini hatinya terluka, tidak! Lisa akan tetap jadi putrinya! Siapapun tak bisa mengambil gadis itu dari dalam pelukannya! Tidak. Akan. Pernah!

"Apa semua yang dikatakan wanita itu adalah sebuah kenyataan bahwa aku memang bukanlah putrimu?" Tanya Lisa lagi, ia bisa berkata begitu karena Minyoung sama sekali tak mengelaknya, wanita itu hanya bersikap seperti biasa. Lisa menjerit dalam diam.

"SUDAH KU BILANG BERHENTI BERBICARA OMONG KOSONG!! Keluar Lisa .." Minyoung tak bisa menyembunyikan suara bergetar nya lagi, wanita itu menangis dalam diam, dalam posisi membelakangi tubuh putrinya.

"INI BUKANLAH OMONG KOSONG! INI TENTANG HIDUP KU! KENAPA SEMUA ORANG MENGANGGAPNYA MUDAH, KENAPA TAK ADA SATUPUN YANG PEDULI!!! SEMUA ORANG MEMPERMAINKAN KU DAN BERLAKU SEENAKNYA!!!" Lisa berteriak murka air matanya tak dapat ia bendung lagi.

Kenapa Minyoung hanya diam? Kenapa wanita itu tidak berniat mengelaknya? Sebenarnya apa yang Lisa harapkan?

"Apa hidup ku memang tidak se-berharga itu? Eomma tolong katakan sesuatu ..." Lisa bersimpuh di bawah kaki sang ibu. "Eomma .. Lisa ingin tetap menjadi putri eomma, bukankah kita pernah berjanji untuk selalu bersama? Eomma ingat itu, lihat kalung ini kau yang memberikannya, tolong katakan sesuatu ... "

Lisa meremas kalung dengan liontin mahkota kecil pemberian sang ibu tahun lalu, dimana itu adalah hadiah pertama yang Minyoung berikan hadiah pertama yang sangat amat berharga.

"LISA CUKUP! CUKUP LISA!! CUKUP!!!" Tanpa disangka wanita itu tiba-tiba memeluk tubuh bergetarnya erat, sangat amat erat.

Minyoung menangis sejadi-jadinya disana, "Dengar ya, Lisa itu putri eomma putri Minyoung! Jangan dengarkan siapapun! Lisa itu putri eomma! Lisa dengar?" ujarnya lirih sembari terus mengecup pucuk kepala putrinya dalam.

"Jadi ini alasan mengapa kau tidak menyayangi ku? Jadi ini alasan kenapa kau selalu bersikap kasar padaku, Karena aku bukanlah putrimu?" Mendengar lirihan putri nya Minyoung dengan cepat menggeleng.

"Siapa yang tidak menyayangimu hem, eomma sangat menyayangi Lisa, maafkan eomma sayang jangan pergi, jangan pergi."

Minyoung memang tidak mengatakan yang sebenarnya, tapi dari sikap dan setiap tutur katanya Lisa tahu semua yang Tiffany dan Taeyong katakan benar.

Kenapa rasa sayang itu harus muncul ketika Lisa sudah benar-benar ingin menyerah dalam hidupnya? Kenapa kata-kata itu harus terucap saat ia sudah benar-benar ingin pergi dan menghilang dari dunia ini?

"Terima kasih untuk delapan belas tahun yang pernah kita lewati bersama, terima kasih karena telah mendidik ku dan memberikan ku sebuah kesempatan untuk menjadi putri mu, aku sangat bersyukur tolong jangan lupakan bahwa Lalisa, gadis ini pernah menjadi satu-satunya putri mu Lee Minyoung-Ssi."

Dengan perlahan Lisa melepaskan pelukan hangat itu, ia menatap wajah cantik sang ibu lamat menghapus jejak air mata yang senantiasa terus menetes dari pelupuk mata ibunya perlahan. "Aku akan selalu menjadi putri mu, aku akan selalu menyayangimu jadi jangan menangis hanya untuk gadis asing seperti ku eomma."

"Tidak! Kau bukan orang asing kau putri ku! LALISA! TIDAK! JANGAN PERGI!!"

Terlambat, semuanya sudah terlambat dan yang tersisa hanyalah penyesalan. Minyoung salah, sikap kasarnya selama ini memang membentuk Lisa menjadi pribadi yang lebih kuat tapi tanpa disangka .. kini gadis itu juga menjadi lebih rapuh, presensi nya perlahan mulai menjauh Minyoung bahkan tak bisa lagi untuk menggenggam tangannya.

📌 Senin, 04 Oktober 2021
📝 Happy ending apa sad Ending ya enaknya? 🤔

Where Should I Go? [✓] | Taelice Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang