WSIG | 29 - A Big Secret

2.1K 378 41
                                    

Happy reading jangan lupa untuk Vote dan comen nya ...

•••

Taeyong menatap gadis yang kini tengah tertidur pulas di hadapannya, ada sebagian kecil rasa bahagia yang hinggap di hatinya takala ia bisa menjadi seseorang yang dapat Lisa andalkan.

Takala ia bisa menjadi satu-satunya orang yang gadis berponi ini percaya untuk menjadi sandarannya, tak pernah bisa ia bayangkan bagaimana jadinya jika malam itu Taeyong tak berpegang teguh pada firasat buruknya.

Lisa tak boleh terluka, Taeyong sudah berjanji pada sang ayah, Lisa tak boleh menangis ia sudah berjanji pada ibunya untuk menjaga permata yang memang sedari dulu harus ia jaga.

"Maaf karena Oppa terlambat menemukan mu Lalice, maaf karena Oppa membiarkan mu terluka dan menderita sendirian. Mereka jahat ya .. memisahkan kita begitu jauh hingga rasanya untuk menatap mu dari dekat seperti ini saja aku masih merasa semua ini hanya mimpi," Taeyong mengulas senyum tipisnya.

Pandangan matanya beralih pada figura kecil yang ia sembunyikan di laci, disana terdapat foto seorang wanita yang tengah menggendong bayi mungil dan tangan yang satunya menggenggam erat seorang anak laki-laki. Senyum manis terukir begitu indah dari wajahnya sehingga siapapun tak pernah menyangka ketiganya akan di pisahkan hingga sejauh ini.

"Dulu oppa belum memiliki apapun untuk membawa mu pergi dari orang-orang kejam seperti mereka, tapi sekarang oppa memiliki segalanya .. kau tau apa yang membuat Oppa kuat? Itu dirimu Lisa, maka dari itu cobalah untuk mengerti dan ikut bersama Oppa pergi." Taeyong menyingkirkan beberapa anak rambut yang menghalangi indahnya ciptaan Tuhan di hadapannya ini.

"Eomma merindukan mu sayang, dia selalu bertanya padaku 'dimana putri kecilku Taeyong? Dimana dia, bawa di kembali! Aku ingin memeluknya!' Apa kau tidak merindukannya, hem?"

Cepat atau lambat semuanya harus terbongkar, semua hal yang Seojun dan Minyoung sembunyikan harus terbongkar! Taeyong tak bisa terus diam seperti ini sementara tekanan yang Lisa dapatkan semakin besar. Taeyong tak bisa, sudah cukup! Semuanya harus berakhir!

•••

Di tempat lain Taehyung tengah mengacak rambutnya frustasi sembari terus mengutak-atik ponselnya, berjalan kesana kemari dengan hati yang di penuhi rasa gelisah.

Semua orang yang ia ketahui dekat dengan Lisa sudah ia hubungi untuk bertanya apa gadis itu ada bersama mereka atau tidak dan jawabannya selalu sama 'tidak ada' lalu Taehyung harus apa?

Hanya ketiga sahabat si gadis yang masih belum bisa Taehyung hubungi entah kemana perginya ketiga pemuda itu, mereka menghilang secara bersamaan bagai di telan bumi.

Pelacakan terakhir Lisa berada di tempat itu hampir empat jam lamanya dan ponselnya masih aktif tapi sekarang benda itu sudah hilang dari radar dan sama sekali tak terlacak membuat Taehyung lagi-lagi berfikir keras kemana perginya sang kekasih?

"Bagaimana Hyung, Kau sudah meminta sekertaris mu untuk mencarinya lagi kan?" tanya Taehyung pada Seokjin yang ikut memijat pelipisnya, selain lelah ia juga menjadi pusing sendiri dengan masalah adiknya ini.

"Sudah Tae, tapi hasilnya tetap nihil. Mungkin ponsel Lisa terjatuh atau hilang dan seseorang berhasil menemukannya lalu membuang kartunya, itu sudah sering terjadi apa lagi di tempat sepi tadi." Jelas Seokjin bukannya tenang Taehyung malah semakin gencar berfikiran buruk.

"Bagaimana jika seseorang yang kau maksud berhasil melukai Lisa dan ... Ah Hyung!! Suruh sekertaris mu mencarinya lagi! Minta bantuan polisi atau siapapun kumohon!!" Layaknya seorang anak kecil pemuda itu mengguncang-guncangkan tubuh Seokjin guna menuruti permintaannya.

"Oke oke baiklah! Sekarang berhenti menarik lengan bajuku dan duduk diam disana!"

"Aku tida---"

"Duduk diam atau kau cari sendiri keberadaan kekasihmu itu?!"

"Iya baiklah aku diam!!"

Sebenarnya Seokjin juga merasa bersalah jika saja ia tak mengajak Taehyung pergi mungkin semuanya tidak akan menjadi rumit seperti ini kan? Tapi mau bagaimana lagi tak ada yang bisa memprediksi hal ini.

•••

"OH KHAMCHAGIYA!!!" Rosé memekik keras saat untuk pertama kalinya di pagi hari ia membuka pintu, sudah ada presensi Taehyung yang berdiri tegap tepat di depan pintu mansion itu.

Mata sayu dengan lingkaran hitam tampak begitu menyeramkan menghiasi wajah tampan lusuh itu. Rosé menghelat nafasnya berat sebelum bertanya apa maksud dari pemuda ini, "Sebenarnya apa yang sedang kau lakukan hah?!" tanyanya dengan amarah.

"Apa Lisa sudah kembali?" Taehyung balik bertanya dengan nada teramat datar, "Aku kan sudah mengirimkan bukti pesan yang Lisa kirim, padamu! Kenapa bertanya lagi?"

"Apa kau sungguh sudah berubah Rosé?" Mendengar hal itu si blonde menukikkan alisnya tajam.

"Maksudmu?"

"Kau percaya bahwa Lisa semalam menginap di rumah temannya, teman yang mana kau tidak menanyakan hal itu kan?" Gadis itu terdiam sejenak, ya dia memang sama sekali tak terpikirkan akan hal itu, lagi pula selama di sekolah si poni memang tak memiliki banyak teman ah mungkin hanya Somi saja.

"Ck, kau sama saja!" Taehyung tak ingin melanjutkan pembicaraan ini ia sudah teramat lelah memikirkan dimana Lisa sekarang.

"Jadi maksudmu Lisa tak benar-benar menginap di rumah temannya?!" tanya Rosé sedikit menyentak setelah ia mencerna kalimat Taehyung dengan baik.

Tak menggubris perkataan Rosé Taehyung memilih melenggang pergi masuk kedalam mobilnya yang semalaman sudah terparkir di depan mansion itu. Tak mendapat jawaban dari orang suruhan Seokjin, pemuda itu lebih memilih menunggu di depan mansion Lee menunggu kekasihnya pulang.

"Oh god! Kemana gadis nakal itu?!" Rosé jadi panik sendiri seperti biasa ia akan meminta Taeyong untuk mencari si bungsu ya kakak nya selalu bisa di andalkan untuk hal-hal seperti ini.

Cukup lama untuk sambungan telepon itu terhubung hingga akhirnya suara berat di sebrang sana menyapu pendengarannya, Rosé sangat rindu dengan suara ini ya .. sudah lama ia tidak bertemu Taeyong, mendengar suara berat sang kakak Rosé teramat merindukan sosok dingin itu.

"Ada apa Chaeng?" tanya Taeyong

Ada sedikit rasa kecewa dihatinya "Apa kau tidak merindukan rumah? Atau adikmu ini?" Terdengar helaan nafas pelan.

"Tentu aku merindukan kalian semua."

"Kau menjauh oppa, kau berubah kau bukan seperti Taeyong yang dulu!!" Sarkas gadis itu ia sampai lupa tujuan awal mengapa menghubungi kakaknya.

"Kau menghubungi ku hanya untuk ini Chaeng?"

"Hanya kau bilang? Kau benar-benar berubah sekarang!!"

Tut Tut Tut Rosé mematikan sambungan telepon itu secara sepihak, kecewa tentu saja kenapa pemuda itu sangat cepat berubah? Semakin dewasa Rosé sadar bahwa jarak di antara keduanya memang ada.

Sadar bahwa persaudaraan juga takkan selamanya terus bersama, semua orang memiliki tujuan hidupnya masing-masing tapi apa ini tidak terlalu cepat?

📌 Selasa, 28 September 2021
📝A Big Secret nya kira-kira apa ya?? 🤔 Enjoy guys

Where Should I Go? [✓] | Taelice Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang