Votenya jangan lupa yaa 💚Telinganya berdengung panas karena mendengarkan berbagai macam pujian yang teman-temannya lontarkan untuk gadis berponi itu--- Lisa, Rosé mengepalkan kedua tangannya kuat, pandangan mata itu menatap nyalang ke arah si poni dengan sengit.
"Dia terlihat tak nyata, sangat cantik dan mempesona apa dia itu semacam titisan dewi?!"
"Tak hanya cantik dia juga pintar, ya ampun sangat mengesankan."
"Lihatlah tubuh ramping dan pahatan cantik wajahnya aku sampai tidak bisa berkata-kata."
Berbagai pujian terus terlontar dari mulut para gadis yang menyaksikan betapa cantiknya seorang Lalisa, gadis yang kini menjadi primadona dan tengah di bicarakan itu terlihat risih karena sekarang semua mata tertuju padanya.
Apa Rosé juga di perlakukan sama seperti nya? Mengingat gadis blonde itu juga sangat cantik, bahkan ketika untuk pertama kalinya mereka bertemu Lisa benar benar tak bisa mengalihkan pandangannya dari wajah cantik Putri Lee Seojun itu.
Tzuyu yang sedari tadi memperhatikan sahabatnya--- Rosé nampak heran, semua orang memuji Lisa tapi Rosé seakan menentang keras semua pujian dan sanjungan untuk adiknya.
"Hey ada apa? Semua orang memuji adik mu tapi kau terlihat tidak senang?" Tanya gadis chou itu ragu.
"Aku tak pernah sekalipun merasa senang atas kehadirannya." Jawab Rosé ketus sembari melenggang pergi.
Rasa kesal memenuhi hati dan pikirannya, Rosé benar benar menyesali keputusannya. Sebelum gadis berponi itu datang dan merusak segalanya semua orang memujinya, semua orang menghormati nya tapi sekarang? posisi itu di gantikan oleh gadis entah berantah yang ayahnya kenalkan sebagai adiknya.
"Rosé! Rosie!! Ya ampun Chaeng!!" Teriakan Tzuyu menggema di sepanjang lorong, gadis itu tengah meneriaki namanya dengan setengah berlari ia mencoba menyamakan langkahnya dengan si gadis blonde. "Hey kau ini kenapa?!" Tanyanya.
"Kau masih belum mengerti juga?!!" Rosé menatap kedua manik Tzuyu kesal, kerena tak mendapat respon yang berarti dari Tzuyu Rosé pun kembali meninggalkannya.
"Lalu apa arti rangkulan dan senyuman hangat itu di pesta pernikahan kedua orang tuanya?" Tzuyu berucap dengan perasaan bingung yang menguasainya.
Jangan lupakan presensi Lisa dari balik pintu yang sedari tadi menyaksikan interaksi keduanya.
"Dulu aku tak berharap kau menerimaku, tapi sekarang, aku benar-benar berharap tentang itu."
Bel istirahat berbunyi dengan nyaring Lisa merapikan mejanya yang berantakan oleh banyaknya buku-buku juga alat tulis lainnya, meskipun ini adalah hari pertama ia masuk sekolah, tak dapat di pungkiri bahwa ia juga memiliki tugas yang sama dengan murid-murid lainnya, tapi Lisa tak terlalu khawatir soal itu, karena beruntungnya ia memiliki otak yang mempuni untuk menyaring itu semua.
Tok tok tok
Tiga kali ketukan di mejanya, gadis itu mendongak menatap ketiga sahabatnya yang kini tengah tersenyum manis. "Kajja, kita istirahat bersama, kau tahu? Makanan kantin sekolah ini sangat enak!!" Seru Bambam dengan tangan yang menarik paksa lengan Lisa.
Seketika saja ia mengingat kejadian tadi pagi dimana semua gadis itu menatap nya tak suka, sudah cukup kontroversi hari ini pikir Lisa. "Ah tunggu tunggu! Kalian duluan saja, aku bisa---"
"Kau takkan menjadikan popularitas kami sebagai alasan lagi kan?" Mingyu berucap dengan alis yang terangkat.
Oh ya ampun ia dibuat kesal oleh gadis berponi ini, Lisa bukanlah tipikal gadis yang mengungkit ini itu selama pertemanan mereka, tapi semenjak ia tinggal bersama keluarga barunya gadis ini selalu saja mengungkit tentang derajat!
KAMU SEDANG MEMBACA
Where Should I Go? [✓] | Taelice
FanfictionHidupnya berubah menjadi lebih rumit Setelah sang ibu memutuskan untuk menikah lagi, Lisa merasa seluruh dunia membencinya.