Happy Reading! Enjoy Vote Coment janlup♥️•••
Lisa duduk dengan perasaan tak tenangnya di sebelah Taehyung. Kini mereka tengah menikmati sarapan pagi bersama, Seokjin juga ikut bergabung masih dengan raut wajah datarnya, Lisa pikir Taehyung dan Seokjin juga tak memiliki hubungan yang bagus atau hanya Taehyung yang terlihat begitu tak peduli pada kakaknya sendiri? Entahlah.
Pemuda tampan itu terlihat mulai memakan makanannya tanpa mempersilahkan sang kakak terlebih dahulu, merasa suasana yang begitu terasa canggung Lisa menendang kaki Taehyung lumayan keras hingga membuat pemuda itu memekik kesakitan.
Taehyung menatap nya penuh tanya seolah mengisyaratkan 'ada apa?' gadis berponi itu menarik kursi nya lebih dekat kemudian berbisik. "Dimana sopan santun mu itu huh?" bisik Lisa pelan.
"Apa?" tanya nya masih tak paham.
"Katakan selamat makan! Persilahkan kakakmu terlebih dahulu," ujar Lisa setengah tak sabar.
"Haruskah?" Gadis berponi itu mengangguk gemas sebagai jawaban, kegiatan keduanya tak luput dari pandangan Seokjin ia senang melihat hal itu akhirnya Taehyung mampu membuka hatinya lagi pada seorang gadis setelah kepergian ibu mereka.
Pemuda Kim itu menghela nafasnya sejenak lalu menatap sang kakak datar. "Selamat makan." Katanya pelan namun masih mampu di dengar oleh rungu Seokjin, pemuda itu terdiam cukup lama memperhatikan adiknya sendu kata itu sudah tak pernah ia dengar lagi. Di sisi lain Lisa tersenyum penuh kemenangan.
"Nikmati makanan kalian." Ketiganya pun memulai sarapan pagi ini dengan keheningan hanya suara dentingan antara sendok dan garpu yang saling berperang di atas piring.
•••
Minyoung menatap nanar kerah tangga. Rosé dan Taeyong sedang menikmati sarapan mereka dalam keheningan, ia belum mengetahui pertengkaran yang terjadi dan kenyataan bahwa Lisa tidak pulang tadi malam, ibu tiga anak itu masih setia menatap barisan anak tangga menunggu seorang gadis berponi turun dengan senyum lebar menyambut paginya.
Ia sadar akhir-akhir ini fokusnya hanya pada Rosé dan Taeyong tapi bagaimana pun Lisa tetaplah putrinya, putri kesayangannya. Minyoung tak mampu memperlakukan Lisa layaknya orang asing, Minyoung tak mampu membiarkan putrinya tersakiti walau kenyataannya ialah sumber dari rasa sakit itu.
"Kalian lanjutkan saja sarapannya, Eomma akan memanggil Lisa sebentar," ujarnya lembut. Sebelum wanita itu sempat beranjak kalimat yang Rosé katakan sontak membuat nya terkejut.
"Lisa tidak pulang semalam," cicit gadis itu penuh sesal.
"Mwo? Bukankah kalian pergi bersama?" tanya Minyoung menatap putrinya penuh selidik.
Rosé menghentikan kegiatan sarapannya dan menatap mata Minyoung dengan raut kecewa—gadis itu mulai bercerita.
"Kami memang pergi bersama tapi di tengah jalan Lisa meninggalkan ku dan menyuruh ku kembali. Eomma aku memang tak menyukainya sejak awal tapi sungguh aku ingin memperbaiki segalanya, hubungan ini. Aku ingin memulainya lagi, aku akan mencoba menjadi kakak yang baik untuknya."
Rosé berkata dengan sungguh-sungguh, baik Minyoung maupun Taeyong keduanya mematung dengan perasaan yang mereka simpan masing-masing, Minyoung sadar sejak awal kehadirannya dan Lisa memang tidak di terima baik oleh anak-anak maupun keluarga besar Seojun, tapi ia selalu mencoba melakukan yang terbaik sebagai seorang menantu, istri dan juga ibu.
Berbeda dengan Lisa gadis itu lebih memilih menjadi dirinya sendiri, Lisa memang diam dan tak peduli akan sikap kedua kakaknya tapi Minyoung yakin gadis itu juga pasti tengah memendam sebuah luka yang hanya bisa ia simpan sendiri, Minyoung tau itu ia mengenal putrinya lebih dari siapapun.
Menampilkan senyum terbaiknya Minyoung mengusap lembut wajah cantik Rosé, "Terimakasih, sudah mau menerima kehadiran kami, Lisa hanya merasa canggung karena kini ia memiliki dua orang kakak yang menyayanginya." ujar Minyoung lembut, menatap Rosé dan Taeyong bergantian.
•••
"Ternyata kita satu sekolah! Tapi aku tak pernah melihat mu sebelumnya, apa kau murid baru? Atau kau sering membolos ya? Tidak tidak aku seperti pernah melihat wajahnya mu sebelumnya tapi .... " oceh si poni yang membuat Taehyung berdecak entah untuk kesekian kalinya.
"Bisa diam tidak! Dasar cerewet!" pekiknya kesal.
Mendengar hal itu Lisa membulatkan kedua matanya, benar juga kenapa dekat dengan Taehyung membuatnya jadi banyak bicara seperti ini padahal Lisa adalah tipikal gadis kalem yang tak banyak bicara terlebih itu adalah orang baru sepertinya si Kim Taehyung ini.
"Pakai ini." Taehyung menyerahkan sepasang seragam baru pada Lisa, dengan senang hati gadis itu menerimanya, ia jadi tak usah repot-repot untuk pulang atau lebih parahnya membolos sekolah.
Mengambil seragam dari tangan Taehyung gadis itu segera berlalu berniat mengganti bajunya, "Mana sopan santun mu huh?" Sarkasnya, yang langsung membuat Lisa berbalik dengan raut bertanya.
"Katakan Terimakasih!" Titah Taehyung mutlak, entah sudah berapa puluh kali ia tersenyum dengan tingkah gemas Lisa ia sendiri tak sadar akan hal itu.
"Ish kau yang menyuruhku diam ingat! Tapi ... Terimakasih Oppa kekeke~" tutur gadis itu dengan aegyo—nya yang terlihat begitu lucu, dan detik itu pula Taehyung merona tanpa bisa pemuda itu cegah.
"Sial! Beraninya gadis itu mem—ah sudahlah."
Setelah berpamitan pada Seokjin dengan sedikit paksaan karena pemuda Kim itu bilang ia tidak terbiasa melakukan hal itu namun di akhir mereka tetap melakukannya.
Melihat Lisa yang masih menalikan tali sepatunya Taehyung menggelengkan kepalanya tak habis pikir. "Dasar siput," ucap si Kim sembari memakaikan gadis yang tengah berjongkok di bawahnya helm full face miliknya.
Lisa tampak terkejut dengan perlakuan pemuda itu manik bambinya menatap kagum pada pahatan wajah tampan itu, terlihat tak nyata dan sangat mempesona, "Aku tau aku tampan, sudah cepat!" Lamunan nya seketika buyar begitu saja padahal gadis itu masih ingin mengagumi ciptaan Tuhan yang begitu indah ini.
Di tengah perjalanan di temani keheningan tiba-tiba saja Taehyung mengatakan kalimat yang sontak membuat Lisa memekik, "Ingin membolos bersama ku tidak?" ajaknya tenang, bukan jawaban yang ia dapat melainkan sebuah cubitan keras di pinggangnya.
"Benar bukan! Pantas saja aku tak pernah melihat mu! Ternyata kau memang tukang bolos," cecar Lisa, Taehyung hanya mampu mengedikan bahunya acuh siapa peduli pikir pemuda itu.
Setelah kejadian itu tiba-tiba saja ponsel yang ia taruh di saku almetnya bergetar menandakan ada sebuah panggilan masuk, Lisa menepuk keras bahu Taehyung menyuruh pemuda itu untuk menepi karena ternyata Minyoung lah yang menelfon nya.
"Eoh eomma," Sapa Lisa terlebih dahulu.
"Eodiya? Kenapa tidak pulang semalam? Apa kau baik-baik saja?" tanya Minyoung dengan nada yang sarat akan rasa khawatir pada putrinya dan tentu saja itu membuat Lisa senang.
"Aku baik-baik saja, eomma tak usah khawatir," Kata Lisa dengan senyum yang terpatri indah di wajahnya.
"Pulanglah Rosé begitu meng—" Mendengar nama sang kakak di sebut Lisa langsung memotong perkataan ibunya.
"Kau menelfonku karenanya? Karena dia yang memintanya?" Senyum lebarnya perlahan mengendur, tak ada jawaban sama sekali dari Minyoung berarti benar bukan, Lisa merasa ia terbang terlalu tinggi hingga ketika jatuh rasanya begitu sakit.
"Baiklah tidak usah di jawab, akan ku tutup."
"Tidak! Lisa—"
Tuttt ... Panggilan pun berakhir.
Taehyung yang sedari tadi memperhatikan hal itu pun tampak bertanya-tanya ada apa dengan ekspresi Lisa yang bisa berubah begitu cepat.
"Maukah kau membolos bersama ku?" tanya si poni dengan wajah sendu tanpa senyum manisnya.
📌 Rab, 14 Juli 2021
📝 Have a nice day everyone~
KAMU SEDANG MEMBACA
Where Should I Go? [✓] | Taelice
FanfictionHidupnya berubah menjadi lebih rumit Setelah sang ibu memutuskan untuk menikah lagi, Lisa merasa seluruh dunia membencinya.