WSIG | 30 - Who Am I?

2.2K 396 23
                                    

Happy reading jangan lupa untuk Vote dan comen nya ...

•••

Tepat di depan pintu sebuah ruang rawat Lisa kembali menggeleng ragu, manik bambinya menatap Taeyong dengan sorot takut.

Gadis itu hanya tidak siap dengan semua ini, Taeyong sudah menceritakan semuanya, tentang ibunya yang ternyata .. ah Lisa masih tidak bisa mempercayai hal itu. Tentang kehidupannya, tentang statusnya, tentang semua hal yang ada dalam dirinya Lisa ragu.

Namanya, asal usulnya begini ya rasanya menjadi anak buangan? Gadis itu bahkan mulai tak yakin dengan dirinya sendiri, semuanya palsu, semuanya semu, semuanya menjadi tak berarti.

Lisa sudah enggan mempertanyakan bagaimana jalan hidupnya pada Tuhan, ia lelah, karena beribu kali pun ia bertanya jawaban nya tetap sama, luka atau terluka.

Dan Taeyong pemuda yang kini ada di hadapannya .. Lisa tak percaya bahwa takdir nya menjadi serumit ini, semua orang meninggalkan nya bahkan ketika ia baru lahir dan mengenal dunia. Semua orang mencampakkannya tapi kini setelah sekian lama .. semua orang kembali, mengakui bahwa mereka mencintainya, menyayangi nya atau Lisa adalah bagian dari permata mereka yang hilang.

Apa itu lucu? Apa kehidupannya selucu itu? Tidak ada seorang anak yang meminta untuk di lahirkan, tapi mengapa setiap orang tua selalu menyalahkan kehadiran mereka? Apa menjadi seorang bayi itu sebuah kesalahan? Apa menjadi seorang anak itu adalah sebuah takdir yang rumit bagi para orang tua?

"Kau masih perlu bukti? Kau masih tak mempercayai semua yang ku katakan?" tanya Taeyong, pemuda itu menggenggam tangannya erat terus berusaha meyakinkan Lisa yang bahkan ia sudah tak memiliki alasan apapun lagi untuk percaya.

Gadis beponi itu semakin menatap manik jelaga milik kakaknya dalam, "Apa kau pernah berada di posisi ku saat ini? Tolong cobalah untuk menempatkan dirimu di posisi ku Oppa!!" Air matanya menetes deras, Lisa mempertanyakan bagaimana bisa semua orang menganggap hidupnya seenteng ini?

"Semua yang kukatakan adalah kebenaran kau tak bisa mengelak nya!" Mendengar itu Lisa tertawa ringan.

"Ya .. semua yang kau katakan adalah kebenaran lalu apa yang selama ini kulalaui adalah sebuah kebohongan? Hidupku, penderitaan ku, identitas ku, semuanya adalah kebohongan?" Taeyong diam, delapan belas tahun bukanlah waktu yang singkat untuk membuat Lisa menjadi sekuat sekarang.

"Lisa kau---"

Ceklek

Pintu itu terbuka perlahan, menampilkan sosok wanita cantik dengan tatapan kosong,  kantung mata yang tampak jelas dan jejak air mata yang tak dapat di sembunyikan.

Baik Taeyong maupun Lisa keduanya tertegun terlebih Lisa, wanita yang kini ada dihadapannya persis seperti foto yang Taeyong tunjukan beberapa saat yang lalu.

Wanita yang Taeyong katakan adalah ibunya, ibu kandungnya, seorang ibu yang melahirkannya lalu menjualnya pada Minyoung hingga ia hidup menderita penuh dengan rasa kebencian, ah sekarang Lisa tahu kenapa Minyoung selalu memarahinya, bersikap kasar padanya, dan memperlakukannya tidak seperti ibu pada putrinya.

Tapi satu hal yang masih belum ia ketahui sebuah pertanyaan tanpa jawaban, kenapa mereka semua tega memperlakukannya seperti ini?

"Taeyong dia siapa?" Tanya wanita itu, tak ada ekspresi yang berarti dari wajahnya tapi tatapan kosong itu selalu tertuju pada gadis cantik dengan poni tipis di hadapannya.

"Eomma .. dia put---"

"Apa benar kau adalah ibuku?" Potong Lisa cepat tak ingin berbasa-basi hati dan pikirannya di penuhi rasa kecewa dan amarah.

"Lisa kau---"

"Apa benar kau adalah wanita yang melahirkan ku delapan belas tahun silam lalu membuang ku--- Ani menjual ku begitu saja?"  Mendengar penuturan adiknya yang terbilang kasar Taeyong sontak terkejut dengan hal itu.

"LISA!!" Peringatnya pada sang adik.

"Apa benar itu kau?" Wanita dihadapannya menangis tanpa suara tangan kurus dan keriputnya mencoba menyentuh wajah Lisa tapi gadis itu menghindar.

"Waeyeo? Kenapa kau tega melakukannya? Apa aku membuat kesalahan selama berada dalam kandungan mu?" Tiffany wanita itu menggeleng cepat, ia terus berusaha menggapai putrinya tapi Lisa bersikap sebaliknya.

"Hidupku sulit selama ini kau tau? Kenapa kau melahirkan ku? Kenapa kau membuat ku hidup di dunia ini jika kau berniat meninggalkan ku?" Taeyong tak berniat lagi menyela, kenapa rasanya sesakit ini melihat Lisa yang mulai menyuarakan rasa sakitnya?

"Tidak sayang tidak eomma minta maaf," Tiffany berujar dengan perih ia berhasil menggenggam salah satu tangan putrinya, ia remat tangan mungil itu erat sungguh tak ingin melepasnya.

"Jika tidak lalu kenapa? Aku memiliki salah padamu hingga kau semarah itu padaku?" Tiffany bersimpuh di bawah kaki putrinya tapi Lisa memilih menjauh, siapa yang bisa ia percaya? Tidak ada! Tidak ada satupun!

"Eomma bersalah nak, ini semua salah eomma! Maaf, Lisa kemarilah sayang ..." Gadis itu semakin menjauh.

"KAU MEMBUANG KU BAHKAN SAAT KAU BELUM SEMPAT MEMBERIKANKU SEBUAH NAMA!!!" Teriak Lisa, hatinya bagai di hujani ribuan batu besar sangat sakit dan menusuk ia tak sanggup lagi.

"Tolong jangan panggil aku dengan nama itu, aku Lalisa putri dari Minyoung," Tiffany menangis sejadi-jadinya, ia tidak terima dengan penuturan itu tapi semua yang putrinya katakan adalah kebenaran.

Pantaskah ia di sebut sebagai seorang ibu?

Tak peduli bahwa yang di hadapannya kini adalah ibunya, sosok yang Lisa harapkan bisa memberikan kasih sayang yang lebih layak, sosok yang bisa mencintai nya dengan sepenuh hati, sosok yang selalu ia dambakan akan hadir dan membuat hidup nya lebih indah.

Tapi nyatanya, wanita ini lah awal dari semua rasa sakitnya. Lisa tak berniat menyalahkan mungkin takdir hidupnya memang seperti ini, dan buktinya ia masih bisa bertahan hingga delapan belas tahun lamanya tapi boleh kan jika ia marah? Boleh kan jika ia kecewa?

"Terima kasih, terima kasih untuk ucapan maaf mu eomma, itu sudah cukup menjelaskan semuanya. Maaf karena aku belum bisa menjadi putri yang baik, maaf karena aku belum bisa menjadi sosok yang kau harapkan ... " Lisa tersenyum penuh arti, kemudian ia mengambil sebuah kertas dari tas selempang nya.

Sebuah kertas dimana disana tertulis pernyataan kontrak bahwa Tiffany Kim dengan sadar, dengan rela menyerahkan putri kandungnya pada Kim Minyoung dengan kesepakatan dan sejumlah uang yang telah di tentukan oleh kedua belah pihak.

"Tapi setidaknya .. aku sudah berhasil membuat mu bahagia kan, eomma?" Kalimat yang sarat akan penekanan, kalimat yang begitu menyayat hati.

Jangan lupakan presensi Taeyong, ia sama sekali tak menyesal telah membeberkan semuanya, yang ada ia akan menyesal jika sampai tidak memberitahu dan membongkar semua rahasia besar ini.

"Tidak Lisa, tidak nak semuanya adalah kesalahan itu tidak benar! Eomma benar-benar menyayangi Lisa .."

"Jangan sebut aku dengan nama itu!! Kau tak berhak! Kalian semua pembohong, kalian semua mempermainkan ku!!" Setelah mengatakannya Lisa pergi begitu saja meninggalkan Taeyong dan Tiffany, gadis itu terus berlari sekuat tenaga meninggalkan halaman rumah sakit.

Dan untuk kesekian kalinya ia kembali bertanya, "Kemana aku harus pergi?" Karena nyatanya Lisa benar-benar tak memiliki rumah, keluarga bahkan tujuan untuk hidupnya saat ini.

Lalisa, seseorang memberinya nama itu--- lebih tepatnya Minyoung tapi ia di takdirkan untuk tidak memiliki identitas, ia lahir dan tumbuh besar tanpa sebuah nama.

📌 Minggu, 3 Oktober 2021
📝Happy 18,7k readers and 4,2k vote makasih yaa buat semuanya love you all.
Semoga feel nya dapet yaa ... Karena susah buat aku nyari moment yang bikin nangis gitu hehe ... ❤️❤️

Where Should I Go? [✓] | Taelice Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang