WSIG | 28 - I can not

2.1K 366 47
                                    

Happy reading jangan lupa vote comen nya ...

•••

Dari kejauhan ia bisa melihat presensi seorang gadis yang tengah terduduk pilu di pinggir jalan, pandangan matanya kosong menyiratkan sebuah rasa sakit yang nampaknya tak bisa di ungkap, tubuh kurus terbalut Kemeja besar itu terlihat menggigil di terpa angin malam.

Kaki jenjang tanpa alas itu bersentuhan langsung dengan jalanan kasar hingga membuat permukaan nya kemerahan.

Taeyong tak bisa menyembunyikan amarah dan rasa kecewanya pada seseorang yang tega membuat Lisanya seperti ini, membuat air mata itu terus menetes tanpa henti, ya Tuhan ia semakin yakin untuk membuat gadis itu pergi dari sini dan membawanya menetap di bulan.

"Hey .. " sapanya lembut sembari menyamakan tinggi tubuhnya dengan Lisa, Taeyong mengusak surai hitam kecoklatan itu lembut senyum teduh tak pernah luntur dari wajah tampan nya walau kini ia sungguh ingin menghajar siapapun yang berani membuat gadis yang di sayangi nya terluka.

Lisa menatap mata kakaknya perih, ia tak ingin siapapun melihat kondisi nya yang sekarang, Lisa ingin tetap terlihat kuat di mata orang-orang yang mengenalnya ia tak ingin di anggap lemah dan di tatap dengan sorot mata itu, hatinya berdenyut nyeri.

"Hey .. tidak apa sayang jangan menangis, oppa kan sudah disini," kata Taeyong sembari mengusap air mata yang senantiasa terus menetes itu.

Mendengar hal itu si gadis semakin ingin rasanya untuk berteriak, memeluk tubuh tegap di depannya dengan erat mengadukan semua hal yang terjadi padanya. Lisa ingin, sangat amat ingin melakukan itu.

"Kenapa tak memakai sepatunya hem?" tanyanya ketika melihat sepasang sepatu berwarna putih teronggok begitu malang di samping kaki Lisa.

Lisa hanya menggeleng, kenapa mulut nya mendadak kelu seperti ini sih? Lisa ingin berbicara banyak hal pada kakaknya ini.

"Kenapa---" ucapannya terhenti takala manik matanya menangkap hal yang sangat amat membuat Taeyong semakin murka. "Siapa yang tega melakukannya, Lalis?" ujar Taeyong lirih, Lisa semakin gencar untuk terus menangis bahkan sekarang rasanya sangat sesak ketika Taeyong dengan perlahan memakai kan mantel pada tubuh kurusnya.

Dapat Lisa lihat rahang yang mengeras dengan urat yang menyembul, tapi pemuda itu tetap berusaha mempertahankan senyum teduhnya.

"Oppa .. dia .. "

"Stttt, kita pulang saja ya," Setelah mengancingkan semua kancing dari mantel itu hingga tubuh Lisa terlihat tengelam dari balik mantel kebesarannya, Taeyong menggendong tubuh adiknya dengan satu tangan lainnya menjinjing sepatu milik Lisa.

Mobil itu melaju dengan kecepatan sedang, sesekali Taeyong melirik Lisa yang hanya diam sembari memeluk tubuh kurusnya sendiri. Pemuda itu kembali mencengkram kuat stir mobilnya, siapapun itu takkan pernah Taeyong lepaskan!

Mingyu mengerang frustasi melihat mobil hitam itu sudah benar-benar hilang dari pandangan nya, sedari tadi ia disana memperhatikan Lisa namun ia tak berani mendekat, malu sangat malu rasanya.

Apa yang sebenarnya sudah ia lakukan tadi? Hancur! Tak pernah sekalipun ada niat untuk menyakiti Lisa tapi mengapa?

•••

Setelah sampai di parkiran apartemennya Taeyong melirik gadis yang tertidur pulas di sisinya sendu, nafas si poni masih terlihat memburu dengan jejak air mata di kedua pipi gembul nya.

Ya, ia tak membawa Lisa kembali ke mansion ia hanya tak ingin semuanya menjadi runyam Seojun pasti takkan diam saja melihat putrinya seperti ini kan? Apalagi hubungan Rosé dan Lisa sudah sangat dekat.

Where Should I Go? [✓] | Taelice Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang