WSIG | 04 - A Shocking News

3.6K 552 12
                                    

Holaaa! Enjoy this chapter jangan lupa vote nyaa!

Lisa menatap pantulan dirinya di cermin, wajah cantik yang sudah terpoleskan make up natural semakin membuatnya mempesona, tubuh mungil yang di balut dress sederhana sepanjang lutut berwarna peach, dan tak lupa stilleto shoes berwarna senada.

Oh ya Tuhan gadis ini sangat cantik!

Dengan canggung Lisa menarik sekelumit senyum manis dari bibirnya, hari ini ia tampil berbeda dari Lisa biasanya, gaya feminim yang sangat jarang gadis itu tunjukkan, tatanan rambut rapi juga polesan make up tipis di wajahnya, dan itu sama sekali bukan stylenya.

Tapi malam ini biarlah Lisa menjadi seseorang yang sempurna untuk ibunya, biarkanlah ia menjadi saksi bagaimana bahagia seorang wanita yang ia panggil ibu itu, biarlah Lisa turut serta atas kebahagiaan ini, ia cukup senang karena Minyoung masih memperhatikan nya, dan Lisa semakin yakin bahwa ibunya selalu mencintainya dan akan tetap begitu.

Lisa tak sadar bahwa sedari tadi sang ibu memperhatikannya, Minyoung tersenyum hangat ia benar-benar berharap pernikahan ini akan membawa kebahagiaan baru untuk mereka, Lisa sudah terlalu banyak menanggung beban diusianya yang masih remaja, sebagai seorang ibu tentu saja Minyoung merasa begitu hancur dan gagal.

Pernikahan ini dihadiri oleh keluarga dekat saja, dekorasi yang sederhana jauh dari kesan mewah namun tetap memperlihatkan betapa terkenal dan kayanya seorang Lee Seojun, ini semua permintaan khusus dari sang mempelai wanita, Minyoung tak ingin menjadi sorotan publik dan mendengar hal-hal yang nantinya akan membuat pikirannya terbebani.

Yaa, singkatnya acara pernikahan ini sangat tertutup tapi tetap saja Seojun harus mengundang setidaknya satu wartawan untuk meliput, itu pun harus dengan sepengetahuannya.

"Lisa." Gadis cantik itu menoleh setelah mendengar panggilan lembut sang ibu yang menyapa pendengaran nya, Lisa lupa kapan terakhir kali Minyoung memanggilnya dengan penuh cinta, itu sudah sangat lama, tapi gadis itu sudah tak memperdulikan nya lagi.

"Eoh, Eomma kau sangat cantik!" Pekik gadis berponi itu girang, maniknya berbinar cerah Lisa, tak bohong saat mengatakan bahwa ibunya benar-benar cantik dan sempurna.

Minyoung datang dengan gaun putih yang memperlihatkan bahu mulusnya, Surai madu yang di Gelung rapi, perhiasan cantik yang berkilauan sungguh ibunya sangat cantik.

Minyoung menatap wajah sang anak sendu, ingin sekali ia merengkuh tubuh kurus putrinya hangat, ingin sekali Minyoung bercerita bahwa saat ini ia sangat gugup, walau ini bukan yang pertama tapi Minyoung merasakan hal yang sama seperti saat pertama kali Jae Wook meminangnya dulu.

Karena melihat sang ibu yang terpaku dan tak berniat mendekat, akhirnya Lisa memutuskan untuk berjalan kearah wanita itu. "Kau ingin aku memakaikannya?" Tanya Lisa ragu saat maniknya menangkap kain penutup kepala yang nantinya akan wanita itu gunakan.

Minyoung berdehem pelan tanda ia setuju dan seketika itupun Lisa kembali merekahkan senyumannya, gadis cantik itu berteriak girang.

Dengan hati-hati dan perlahan Lisa mulai memasangkan kain putih berenda itu hingga menutupi wajah cantik sang ibu.

"Kau sangat cantik Eomma! Kau adalah wanita paling cantik yang pernah aku lihat seumur hidupku! Jadilah wanita yang paling bahagia untuk malam ini dan selamanya, aku menyayangimu." Ujar gadis itu lembut.

Tanpa sadar Minyoung menjatuhkan air matanya, mengapa nasibnya harus seperti ini? Mengapa ia harus membuat putrinya terluka dan menanggung beban seberat ini?

"Aku lebih menyayangimu Lisa, maafkan Eomma." Jeritnya dalam hati.

Suasana haru antara ibu dan anak itu terpaksa harus di akhiri karena suara panggilan kepada kedua mempelai, ketika Minyoung hendak keluar Lisa mencekal pergelangan tangannya lembut. "Bolehkah aku menggandeng tanganmu hingga di altar nanti?" Ini yang sedari tadi Minyoung inginkan! Wanita itu pun mengangguk singkat.

Perasaan gugup seketika menguap hilang entah kemana saat tangan hangat dan lembut Lisa menyentuh lengannya.

Keduanya berjalan perlahan memasuki tempat diucapkannya janji suci pernikahan.

•••

Acara berlangsung dengan khidmat dan lancar, suara riuh tepuk tangan yang mengudara di seluruh ruangan menjadi penutup dari acara membahagiakan ini, beragam ekspresi yang para tamu tunjukkan, entah itu kebahagiaan, kebencian dan lain sebagainya.

Minyoung tak peduli akan hal itu, hati dan telinganya sudah membeku untuk mendengarkan berbagai kalimat cibiran dari orang-orang yang ia pikirkan hanya satu saat ini, kebahagiaan putrinya.

"Dimana putra dan Putri mu Seojun?" Tanya Minyoung disela-sela sesi pemotretan mereka.

Seojun meliriknya sebentar kemudian menyungging kan sebuah senyum manis. "Sebentar lagi mereka akan datang, dan .. dimana putrimu? Ah sebaiknya kita memanggil ketiga nya putra dan putri kita Minyoung-ah." Keduanya terkekeh kecil dan itu semua tak luput dari pandangan anak-anak mereka.

"Aku belum pernah melihat Appa tertawa seperti itu bersama seorang wanita, bukankah dia sangat bahagia atas pernikahan ini Oppa?" Tanya Chaeyoung sembari terus menatap pasutri baru didepan sana dengan perasaan yang campur aduk tentunya.

Ibunya meninggal tepat saat melahirkannya, sehingga Chaeyoung belum pernah sekalipun melihat bagaimana pahatan cantik wajah sang ibu tidak--- ia pernah melihatnya sekali, dalam sebuah figura besar dikamar sang ayah dan yaa, wanita itu sangat cantik, tengah mengenakan gaun pengantin mewah dan tersenyum lembut didalam foto.

Mungkin fotonya sudah tidak ada, digantikan dengan foto baru sang ayah bersama istri barunya.

Taeyong tersenyum singkat, pemuda itu memang jarang berekspresi berlebihan ia hanya tersenyum, mengangguk atau menggeleng samar, tapi satu hal, ia begitu menyayangi adik perempuannya. Semua Taeyong lakukan untuk kebahagiaan Chaeyoung, apapun itu.

"Em, apa kau bahagia dengan pernikahan ini?" Tanyanya.

"Aku? Tidak tau, Appa bilang wanita itu memiliki seorang putri, kita seumuran, tapi Oppa .." gadis itu berbalik, raut wajahnya berubah menyendu dengan manik yang mulai dipenuhi air mata, sontak itu membuat Taeyong kebingungan.

Chaeyoung mengangkat tangan sang kakak tergesa, ia menaruh telapak tangan itu tepat di kepalanya seraya menatap penuh harap manik jelaga itu. " ... Bisakah kau tak menganggap nya ada? Jangan biarkan dia memanggilmu Oppa! Hanya aku, hanya aku adikmu berjanjilah!!"

"Hey, Chae! Ada apa denganmu?!" Tanyanya khawatir.

"Kau hanya perlu berjanji Oppa! Ayo berjanjilah!!" Belum sempat Taeyong mengangguk, suara berat sang ayah menginterupsi keduanya.

"Nak ... Lihatlah, kita memiliki dua anggota keluarga baru." Kedua adik kakak itupun menoleh dengan cemas dan setelahnya keempat manik itu saling bertemu dalam artian berbeda.

"Dia wanita yang berhasil merebut hati Appa perlakukan dia layaknya seorang ibu terima dia dan hormati dia sebagaimana Kalian menghormati Appa dan ini ... Lisa adik kalian, sambut dia dengan sebuah senyuman, sayangi dia layaknya seorang adik, kalian paham?"

📍Sen, 26 Apr

Where Should I Go? [✓] | Taelice Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang