Twenty-Third

784 86 44
                                    

Sebelumnya

Setelah mendengar perkataan atau lebih tepatnya cercaan dari kedua saudara disebelahnya tzuyu tidak berucap apapun. Ia sudah mengetahui jika irene akan datang.Dan hanya memandang punggung suaminya yang semakin jauh darinya dan semakin dekat pada selingkuhannya.

Selang beberapa menit tiba tiba perut tzuyu keram sontak ia langsung memegang lengan seokjin yang berada disebelahnya.

"Awh.."rintih tzuyu memegangi perutnya.

Karna terkejut seokjin langsung mengalihkan pandangannya pada tzuyu.

"Ada apa tzu ?"ucap seokjin sedikit panik.

"P-perutku keram."

"Astaga ,hyunjin ayo bantu aku untuk memapah tzuyu kedalam."ujar seokjin pada adiknya.

"Ah iya oppa."

Baru saja mereka bertiga akan membawa tzuyu ke dalam namun nyonya kim menghentikan mereka.

"Astaga kau kenapa tzu."ucap nyonya kim sedikit terkejut.

"Kata tzuyu ,ia mengalami keram di perutnya bibi." Seokjin yang menjawab.

"Ah kalau begitu cepat bawa tzuyu kedalam,eh tapi dimana taehyung."tanya nyonya kim.

"Ia sedang bertemu sekertarisnya bibi."lagi lagi seokjin yang menjawab.

"Untuk apa sekertarisnya kemari ,baiklah aku akan mencarinya dan kau hyunjin tolong bantu eomma mu dulu ditaman."ucap nyonya kim panjang lebar.

"Ah iya bibi."patuh hyunjin.

Tersisalah tzuyu serta seokjin yang membantu tzuyu untuk berjalan. Namun tzuyu menghentikan langkahnya sebelum masuk kedalam ,ia melihat irene sedang memegang lengan taehyung dan tertawa bersama , sontak ia mengeratkan genggamannya pada seokjin. Jin pun heran dan tak mengerti namun ia paham setelah melihat arah pandang tzuyu.

"Tak apa ,ada aku disini."ucap jin pelan.

Mereka pun melanjutkan hingga sampai di ruang tamu kediaman kakek kim.

"Bi tolong buatkan teh hangat."pinta jin.

"Baik tuan."

"Bagaimana keadaanmu ? Ternyata kita bertemu kembali."jin pun memecah keheningan diantara mereka berdua.

"Mungkin dari luar aku terlihat baik baik saja, namun aku lebih tepatnya hatiku sudah hancur. Aku tidak bisa mempertahankan rumah tanggaku." Tzuyu tersenyum kecut.

"Jangan berucap seperti itu."

"Tidak aku tidak membual ,aku akan bercerai setelah anakku lahir. Dia tak mencintaiku. Untuk apa aku bertahan?" Tzuyu pun menatap jin.

"Baiklah ,yang penting itu keputusan yang membuat kau dan bayimu bahagia."balas jin.

Tak lama teh yang diminta jin pun tiba.

"Minumlah dulu ,agar tubuhmu hangat."saran jin.

Tzuyupun langsung mengambil cangkir teh dan langsung meminumnya.

"Ngomong - ngomong apakah komunikasimu dengannya baik baik saja ?"tanya jin .

Tzuyu pun menggeleng dan meletakan cangkir teh yang tadi ia genggam.

"Aku sudah pisah ranjang dengannya ,dan aku lebih sedikit berbicara."tegas tzuyu.

Jin hanya mengangguk anggukan kepalanya.

"Dan bagaimana jika kau harus memeriksa kandunganmu? Apakah kau sendiri ke rumah sakit?" Tanya jin lagi lagi.

"Emmm.... sepertinya iya ,karena siapa lagi yang akan mengantarku. Aku tidak memiliki teman dekat."

who will you choose?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang