Keputusan Tak Masuk Akal

2.5K 187 7
                                    

Assalamualaikum temen temen yang saya cintai❤

Ada yang kangen sama Hafidzah?
Ada yang kangen sama Gus Fikri?
Ada yang kangen sama orang yang hafidzah tabrak di mesjid gak?
atau mungkin kangen sama Author absurd ini yah😆

Kuy ah langsung ke cerita aja, semoga suka yah.

Happy reading❤



Setelah acara maulid Nabi Muhammad saw beberapa hari berlalu, pesantren kembali berjalan dengan kegiatan seperti semula. Santri-santri disibukan kembali dengan kegiatannya.

Berhubung sekarang hari jum'at pagi, jadi tidak ada jadwal kegiatan belajar mengajar. Mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing ada yang muroja'ah, bersih-bersih asrama, ngobrol, mencuci dan lainnya.

"Aku udah selesai, duluan yah." ujar Hafidzah seraya mengangkat ember berisi pakaiannya.

"Cepet banget nyucinya, gak bersih yah." tuding Ilmi membuat Hafidzah merengut kesal.

"Enak aja, ini udah bersih banget. Nyucinya juga pake air tujuh sumur sama kembang tujuh rupa," balas Hafidzah lalu pergi meninggalkan teman-temannya.

"Tungguin aku, Za!" Teriak Nisa. "Ini tinggal ngebersihin kok," tambahnya.

"Gak mau ah lama," sahutnya dari luar.

Nisa berdecak kesal. "Bentar, Za."

"Yaudah deh aku tungguin dekat tangga, oke?"

Hafidzah berjalan gontai menuju tangga seraya menjinjing ember pakaiannya. Untung di dekat tangga ada kursi panjang yang terbuat dari rotan, jadi Hafidzah tidak harus berdiri lama. Gadis itu duduk di sana sendirian, lorong dekat tangga menuju rooftop yang biasa dipakai santri menjemur nampak sepi, hanya satu dua orang santri saja yang lewat.

"Nisa mana sih lama banget, katanya sebentar." ucapnya kesal, sudah cukup lama ia menunggu. Menunggu itu memang gak enak yah manteman, apalagi menunggu yang tak tidak pasti awokawok....

Tiba-tiba seorang santri turun terburu-buru dari rooftop dengan wajah yang terlihat panik.

"Mbak, ada apa?" tanya Hafidzah penasaran.

"Itu di atas...."

"Ada apa ini?" tiba-tiba Nisa muncul dari arah belakang.

"Itu ada yang mau bunuh diri di rooftop" jawabnya panik.

"Astagfirulloh."

"Siapa mbak?" tanya Hafidzah lagi.

"Gak tau mbak, tadi orangnya berdiri didekat pembatas." tuturnya.

"Ayok kita ke atas," cetus Nisa seraya menarik tangan Hafidzah.

Hafidzah dan Nisa bergegas menuju rooftop untuk menghentikan tindakan bodoh santri itu. Mereka menyapu pandang sekeliling rooftop, mencari keberadaannya.

"Itu," tunjuk Hafidzah kepada perempuan yang berdiri di ujung tembok pembatas.

Mereka berjalan pelan menghampiri santri itu. "Berhenti, jangan mendekat atau saya melompat sekarang juga." tuturnya menghentikan langkah keduanya.

Hafidzah mengerjapkan, suara gadis itu terdengar tidak asing. Tapi itu tidak mungkin, gadis yang ia kenal tidk mungkin melakukan hal bodoh macam ini.

"Suaranya kayak gak asing," ujar Nisa.

My GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang