Assalamualaikum
Maafkeun ya Update nya lama hehe___________________________
Setelah shalat dan kulsub (kuliah subuh) Hafidzah sudah berada di kamar sendirian, ntah kemana ke empat temannya itu. Ketukan pintu terdengar di kendang telinga Hafidzah, ia bergegas membukakan pintu.
Tidak ada siapa-siapa di balik pintu itu, ia mendengus kesal.
"Siapa sih pagi-pagi kieu ngajailan batur, eweh kerjaan pisan." gerutunya didalam hati.
(Siapa sih pagi pagi gini ngejailin orang, gak ada kerjaan banget.)Ketukan pintu terdengar kembali, gadis itu dengan sengaja tidak membukakan pintunya. Jika itu teman sekamarnya, pasti sudah masuk dari tadi. Pada ketukan yang ketiga kalinya, dengan rasa kesal Hafidzah pun berjalan menuju pintu dengan langkah mengendap-ngendap.
"Kalo ketahuan pelakunya, habis kalian." monolognya kesal.
Pintu terbuka pelan. Dan.....
Ke empat temannya menyerobot masuk hingga Hafidzah terlonjak kaget, andai Alma tak sigap menahan tubuh Hafidzah pasti tubuh mungilnya itu sudah mendarat di lantai.
"Kenapa lama buka pintunya?" ucap Mbak Ilmi ketus.
"Afwan, mbak. Soalnya dari tadi ada yang ngetuk pintu tapi nggak ada orang, yaudah pas ada yang ngetuk lagi aku biarin." ujar Hafidzah mendengar nada bicara Ilmi yang terdengar ketus.
Lama-lama berada di kamarnya, ia bisa gila. Teman-temannya itu bersifat judes dan cuek pada dirinya, membuat Hafidzah jengah. Ia pun memilih untuk keluar mencari udara segar, gadis itu berjalan di lorong asrama menuju taman belakang . Biasanya di taman belakang tidak begitu banyak santri yang berseliweran, cocok buat ngulang hafalan dan termenung.
Hafidzah duduk di bawah pohon lengkeng yang sedikit rindang. Kepalanya ia tenggelamkan dalam kedua tangannya, sebuah buku dan al-qur'an kecil ia letakan di samping kanan. Hangatnya matahari mulai menyengat, gadis itu berpindah tempat ke gazebo yang lebih teduh.
Di asrama, teman sekamarnya yang berhasil membuat Hafidzah kesal sedang berbincang. "Kira-kira dia kemana?" ucap Nisa saat menyadari Hafidzah tidak ada di tempatnya.
"Palingan nangis di kamar mandi saking keselnya kita cuekin," ucap Mbak Ilmi.
"Gak mungkin, dia gak secengeng itu. Tapi bisa jadi sih, Mhahaha" ucap alma seraya menyemburkan tawanya. Teman-temannya ini sangat tidak berperi kemanusiaan sekali.
"Jangan keras-keras tertawanya," Mbak Ilmi melempar penghapus tepat mendarat dijidat Alma. Ia mengelus keningnya yang sedikit nyeri sembari cemberut.
"Ngomong-ngomong rencana selanjutnya apa nih?" seru Halimah. Ilmi mengisyaratkan agar mereka mendekat ke arahnya, lalu membisikkan sesuatu. Mereka tertawa lepas setelah Ilmi memberi tau rencana selanjutnya.
Kapan lagi bisa ngerjain Hafidzah habis-habisan. Pikir mereka.
"Tapi ini lagi ramadhan, aku kok takut ya kalo ngerjain Hafidzah." ujar Alma.
Mereka kembali dengan kegiatannya masing-masing. Setelah itu, mereka bergegas ke mesjid karena sebentar lagi udah masuk waktu dzuhur. Tak lupa juga mereka melancarkan rencana berikutnya, mukena Hafidzah mereka sengaja sembunyikan.
Hafidzah melirik jam yang melingkar dipergelangan tangannya. Jarumnya sudah menunjukan pukul 11.40.
"Bentar lagi dzuhur," gumamnya seraya bangkit menuju ke asrama. Sebenarnya keempat temannya belum benar-benar pergi ke mesjid, mereka sedang mengintip kedatangan Hafidzah dari bawah tangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Gus
Ficção AdolescenteSkenario Alloh jauh lebih indah, dari pada skenario makhluk nya. -_My Gus [HARAP FOLLOW AKUN AUTHOR DULU]