Selamat Hujan!
[2]
"Oi Hawks."
Lelaki yang sedang menata berkas sambil duduk di kursi khusus ruang tunggu Departemen Pahlawan itu menoleh, "Mirko-san, tumben kau datang ke departemen!"
"Mau menemui petinggi?"Mirko mengangkat alis. Berkacak pinggang melihat Hawks memegang data pribadi dengan foto 3x4 milik adiknya.
"Mereka memaksaku datang kesini padahal aku baru saja menyelesaikan urusan di UA."Hawks mengeluh, "Mana disini malah disuruh nunggu lagi. Pengen ngomong kasar tapi inget nyawa."
"Kasar."
"Terimakasi sudah mewakilkan."
"Aku tadi melihat guru UA, siapa dia?"Mirko duduk dengan santuy di sebelah Hawks. "Apakah memang sedang segawat itu?"
"Oh, Eraser Head, tadi dia bersamaku kesini. Banyak yang harus diurus. Astaga kenapa Legue Villain malah menghentikan aktivitasnya. Bener-bener menjengkelkan, aku tak punya awalan untuk melakukn pencarian!"
"Apakah mereka tahu kalau (Name) adik angkatmu sehingga mereka mengincarnya?"Mirko bergumam penasaran.
"Sepertinya tidak,"Hawks bergumam, "Yang tahu hanya pihak UA saja dan beberapa orang. Bahkan media baru tahu kemarin bukan? Lain cerita kalau ada kebocoran informasi."
"Lho,"Mirko mengangkatt alis, "Kukira banyak orang yang tahu?"
"Mereka hanya tau (Name) adalah murid magangku."Hawks mengangkat bahu, "Ah sial, aku sedikit salah perkiraan."
"Hei, ada yang bisa kubantu?"
"Hah?"Hawks memandang Mirko kaget. "Kau kesurupan apa njir?!"
Mirko menabok Hawks memakai kakinya. "Gila, aku serius!"
"Aku sedikit curiga,"Hawks menatap Mirko dengan pandangan menyelidik, "Kau tidak akan menyuruhku menraktir kan?"
"Ini hanya sekedar balas budi."Mirko menghembuskan napas, "Aku menaruh respek pada (Name). hei, aku pernah melawannya dan dia berbakat. Tapi itu karna aku mengalah pada level anak SMA."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐄𝐀𝐒𝐎𝐍 𝐈𝐈
Teen Fiction[Book II REASON] * °Apa sebenarnya alasanku hidup selama ini° * Berjuang untuk hidup dengan terus menerus mencoba mempertahankan alur asli cerita, (Name) tidak sadar bahwa kehadirannya sendiri sudah...