[Book II REASON]
*
°Apa sebenarnya alasanku hidup selama ini°
*
Berjuang untuk hidup dengan terus menerus mencoba mempertahankan alur asli cerita, (Name) tidak sadar bahwa kehadirannya sendiri sudah...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
*
Aku menggaruk pipi, sedikit salah tingkah dengan sikap blak-blakkanku barusan.
"Intinya aku masih ingin bertanggung jawab karna yang menyebabkan ini semua adalah aku. Tenang Bakugo, aku tidak akan mati sebelum menyelesaikan semua permasalahan ini."Aku tersenyum kikuk, memecah hening.
Alur, storyline, tahapan, semua yang ada di serial asli, semuanya hancur lebur. Aku dikhianati angan-angan, dihempaskan harapan semua akan baik-baik saja. Bahkan terlena karna terlalu sombong menganggap diriku hebat sekali mampu menyeimbangkan alur.
Jadi kalau ada yang bisa disalahkan...,
Aku salahkan olip lah, ngapain salahin diri sendiri.
"Intinya, meski aku tidak ingin jadi hero, aku akan tetap berusaha menjadi hero untuk orang-orang yang ingin kulindungi. bisa kita bekerja sama untuk sekali ini saja?"
Jirou berjalan mendekat, tersenyum tulus, "Terimakasih sudah menganggap kami teman. Sungguh terimakasih."
"Benar,"Mina menangis, "Selama ini kukira (Name)- (Name)..., seperti itu.. huhu, aku selama ini selalu bertanya apakah kita benar-benar sudah berteman?"
"Hey, meski baru beberapa bulan, kita bahkan sekarat bareng, bagaimana mungkin aku tidak menganggap kalian bagian dari hidupku?"Aku terkekeh ringan, "Gomen, aku hanya tidak tahu bagaimana cara mengekspresikannya."
"Jadi, bisa tolong dengarkan permintaan si bodoh ini? Aku janji aku tidak akan mati."
*
"Menyerahkanmu dengan sukarela ke villain yang akan datang. Jadi kita hanya diam?!"
"Secara garis besar, iya. Tapi itu akan menimbulkan kecurigaan di pihak lawan. Tapi aku tak ingin ada korban jadi tolong menghindar saja."
Todoroki menghela napas, masih tidak setuju, "Jaminan bahwa kau akan kembali?"
Aku tersenyum tipis, mengangkat satu jariku, "Tujuh hari lagi. Aku jamin itu."