Spill dong, motivasi (tamparan) kalian buat diri sendiri
*
Aku membeku. Mataku membuka lebar, meski aku tak pernah sama sekali berjumpa dengan sosok di depanku tapi tanpa sadar aku langsung bisa menebak siapa gerangan itu.
"Ini lucid dream?"Aku meraba pipiku sendiri.
Tapi bener sih lucid dream, soalnya kalau mimpi didatangi doi namanya cupid dream.
eaa
Sosok di depanku tertawa, "Ini lebih nyata dibandingkan sebuah mimpi."
Benar-benar mengagumkan. Walau hanya terlihat seperti bayangan bersinar, tapi auranya terlalu mempesona. Ini seperti menggambarkan sosok laut yang benar-benar indah disaat kita menjelajahi karang-karang dan taman bawah laut. Bahkan aku sekalipun tak bisa lepas dari jerat mempesonanya.
Aku kehabisan kata-kata.
"Sepertinya kita tak perlu berkenalan lagi dan kurasa kau juga sudah sangat pintar bisa menebak siapa aku."Sosok itu tersenyum.
"Iya. Sepertinya."Aku mengusap dahi. Merasa sedikit canggung. "Aku sedikit tidak percaya. Maaf sebelumnya."
"Bukankah selama ini aku yang kau cari? Kau ingin menanyakan banyak hal bukan?"
"Eh bisa?"Aku mendongak antusias. "Ini tidak seperti di novel-novel yang malaikatnya tidak mau memberitahu rahasia langit?"
Dewi laut menggeleng, tertawa renyah, "Aku sudah bukan bagian dari langit. Ini hanya sebatas serpihan ingatan saja. Tentu saja aku bisa memberitahumu, sebagai bagian dari garis reinkarnasi, kau berhak untuk tahu."
"Ini terlalu mendadak."Aku memegangi dahi, seketika pusing, "Aku punya banyak pertanyaan tapi aku lupa semuanya. Aku harus mengambil daftarnya dulu di asrama."
"Kau lucu sekali,"Sosok perempuan cantik itu tertawa renyah, "Kukira responmu akan sedikit ketakutan atau segan seperti yang lain. ini sedikit di luar dugaan."
"Dengan yang lain?"Aku mendongak cepat. Tangan kananku yang sedang memegangi dahi reflek berhenti. Menatap cepat sosok di depanku dengan pandangan antusias, "Kau bertemu dengan emosi?"
Dewi kembali tertawa, menggeleng, "Bukan dia yang kumaksud, yang kumaksud adalah penerima garis reinkarnasi sebelummu."
"Ada?!"Mataku membuka cepat, "Ada selain aku!?"
Siapa orang sial itu? Aku ingin berbagi nasib
"Kau pewaris ke tujuh, (Surname). Kukira kekuatanku sudah memberitahumu bahwa kau bukan satu-satunya pewaris."
"Kekuatan- oh quirk, oke aku paham."Aku mengangguk-angguk paham.
Quirk = kekuatan = jiwa. Rumus gila tapi kagetnya, aku hafal.
Kuakui ini gila tapi aku emang sudah tidak waras jadi gasslah yakali engga, "Oke, jadi dari yang aku pahami. Kau adalah dewi lautan yang hilang ingatan karna mengambil salah satu nyawa manusia untuk dijadikan wadah lantas bertarung dengan si Chaos dan gugur seperti buih. Tapi kenapa kau bisa menurunkan kekuatanmu?"
Dewi tertawa, tangannya melambai. Serbuan air bergerak melantun, seperti sedang bersenandung, desir dan deburnya terdengar riang sekali. Ikan-ikan bercahaya terbang melewatiku, berputar laksana sedang bermain. "Kukira aku sudah menunjukkanmu lewat mimpi saat proses langka itu terjadi untuk kedua kalinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐄𝐀𝐒𝐎𝐍 𝐈𝐈
Teen Fiction[Book II REASON] * °Apa sebenarnya alasanku hidup selama ini° * Berjuang untuk hidup dengan terus menerus mencoba mempertahankan alur asli cerita, (Name) tidak sadar bahwa kehadirannya sendiri sudah...