[33]

3.5K 605 371
                                    

 ┍━━━━━━━✁━━━━━━━┑

"Jika ini hanya mimpi, bisakah aku tertidur untuk selamanya?"

┕━━━━━━━✃━━━━━━━┙

≪•◦ ❈ ◦•≫


"Mau nonton ga? Movie keduanya rilis hari ini lho."


"Aku skip deh,"Aku emnghela napas panjang. "Lagi.., males."


"Oke besok kiamat."Rea berkata datar, memasukkan buku-bukunya ke dalam tas."Sakit?"


"Kaga."Aku menggerutu, "Lagi pengen tiduran. Mager tingkat dewa, aku mau menyimpan tenaga untuk menghadapi thanos."


"Kalo maksud thanosmu itu Pak Hendra Kimia, selamat anda masuk neraka jalur prestasi."


"Ya gimana ya, sopankan bilang kalau aku kesurupan pak habibi gara-gara bisa jawab satu soal?"


Rea mengusap dahi, sebenarnya reaksi dia sama seperti guru kimia mereka, kaget. Masalahnya tuh, si (Name) lagi melamun, dipanggil maju maksud hati biar mampus. Tapi sampai depan malah bisa ngerjainnya. Ya doi emang pinter sih, tapi pinternya kondisional, kadar begonya malah lebih tinggi. Kaget aja gitu pas tau si (Name) bisa ngerjain, apalagi ini kimia. Salah satu mapel yang punya banyak haters.


"Serius gamau join? Si Mawar yang traktir lho."


"Suruh kasih mentahan duitnya aja."


"Dih sarap."


Aku terkekeh, melanjutkan membereskan tas, siap untuk pulang.


"Oh iya Re."


"Hm?"


"Kadang kamu ngerasa ga sih? Kalau aku terlalu bergantung banget dengan Bayu?"


Rea terkesiap, tapi dengan lihai tetap memasang muka datar, menoleh, "Aku gak paham?"


"Maksudku, tiap sekolah nebeng, kalau ada apa-apa dia siap sedia 24/7 buat bantuin, bareng terus dari zaman ingusan. Aku gabisa naik motor, kalau ada apa-apa mesti harus ngehubungin Bayu dulu. Kayak..., apa ya? Lama-lama aku seperti bergantung terus. Dan besok-besok kita kan gabakal bareng terus seperti ini. ada masanya kita punya kehidupan sendiri kan?"


Daripada kau yang bergantung, bukannya lebih tepat kalau dibilang Bayu yang justru terlalu bergantung?


Rea tak ingin mengungkapkan isi hatinya, ia hanya menepuk pundak teman karib dari masa rok biru itu. "Kalau gitu ngomong. Ngomong langsung. Kalau gak ngomong, masalahnya gak bakal selesai."


"Gak enak ah, nanti malah canggung."


𝐑𝐄𝐀𝐒𝐎𝐍 𝐈𝐈Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang