Dua Puluh Delapan: Pertandiangan

1K 166 28
                                    

Hari terakhir sebelum besok menikmati hari libur pekan mingguan, membuat semua murid merasa jauh lebih bersemangat menghadapi hari.

Terbukti semua teman-teman Geraha datang lebih awal dari biasanya. Banyak yang terlihat sedang berbincang, atau bahkan memilih kembali tertidur. Seperti yang Biru lakukan.

"Geraha!" Panggil seseorang. Geraha lalu menoleh dan mendapati sosok seorang gadis bernama Ratu yang menjabat sebagai bendahara kelas.

"Ya?"

"Gua mau minta tolong dong. Boleh?" Tanya Ratu hati-hati yang diangguki Geraha.

"Tolong apa?"

"Tolong lo mintain uang kas sama Biru. Gua, takut." Cicit Ratu diakhir kalimat. Geraha paham kenapa gadis itu takut. Jika tidak terlalu dekat dengan Biru, ia juga pasti akan takut dengan cowok itu.

"Oke, nanti uangnya gua kasih lo. Nunggak berapa minggu?" Tanya Geraha

"3. Makasih ya Ger sebelumnya." Geraha lalu mengangguk mendengar ucapan terakhir Ratu sebelum gadis itu pergi.

Geraha kemudian berjalan menghampiri meja Biru. Dilihatnya cowok itu sedang menumpukan kedua tangannya diatas meja dan menenggelamkan wajahnya disana. Nampak seperti semalam tidak tertidur.

"Biru." Geraha memanggil cowok itu. Namun Biru tak menjawab, tetap terdiam dengan posisinya.

"Biru, hei!" Geraha kembali memanggil cowok itu.

"Yaudah nanti aja deh." Geraha menyerah, kemudian berniat kembali ke tempatnya. Namun, Biru sudah lebih dulu bangun.

"Ada apa?" Pertanyaan itu lolos dari bibir Biru.

Geraha berbalik dan menatap wajah Biru yang terlihat sangat lelah. Kantung matanya tercetak jelas dibawah mata cowok itu.

"Lo gak tidur semaleman?" Tanya Geraha.

"Tidur. Kenapa manggil?"balas Biru sambil membenarkan letak duduknya dan menatap Geraha lekat.

"Lo nunggak kas 3 minggu." Biru menaikan sebelah alisnya.

"Lo sejak kapan jadi bendahara?" Geraha berdecak mendengar ucapan Biru.

"Bendahara kelas kita takut sama lo. Mangkanya, lo tuh jangan galak-galak ah. "

"Cupu. Harusnya bendahara lebih galak." Komentar Biru yang hanya dibalas gelengan kepala oleh Geraha. Pusing menghadapi Biru, ada saja kelakuannya.

"Berapa sih?" Tanya Biru.

"Pusing gua sama lo, bahkan uang kas kelas aja gak tau berapa. Lo tuh sebenernya murid kelas ini bukan sih." Geraha berucap dengan kesal.

"Udah?" Tanya Biru membuat Geraha bingung.

"Apaan?"

"Udah ngomelnya? Masih pagi loh. Nih uangnya, kalo kelebihan masukin aja untuk minggu berikutnya." Biru memberikan selembar uang seratus ribu pada Geraha yang diterima gadis itu.

"Ck! Dasar tukang tidur," ucap Geraha.

"Mending tidur apa berantem?" Tanya Biru.

"Tidur sih, hehe.." Geraha tertawa menatap Biru.

Ia memang lebih suka melihat Biru tertidur dikelas dibandingkan bertengkar. Merepotkan dan mengkhawatirkan.

Geraha lalu pergi, membuat Biru melanjutkan kembali tidurnya yang terganggu.

Ia sebetulnya berbohong pada Geraha yang mengatakan semalaman ia tertidur. Karena nyata nya, ia semalaman terjaga. Penyakit insomia dia mulai kembali.

Pasukan Biru [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang