Tiga Puluh Tiga: Warung Sopo

866 154 21
                                    

Biru sudah siap menunggu Geraha dikantin, hari ini ia lebih dulu keluar karena Geraha tadi mengatakan ada urusan sebentar.

Biru memainkan ponselnya, sudah 15 menit dari jam pulang sekolah, namun Geraha belum juga datang.

Sampai akhirnya gadis itu tiba dengan keadaan yang bisa dibilang tidak baik-baik saja. Pakaiannya basah padahal hari ini hujan tidak turun sama sekali.

"Kok basah?" Itu kalimat pertama yang Biru katakan pada Geraha setibanya gadis itu dihadapan Biru.

Geraha terlihat basah kuyup dari ujung rambut hingga kaki, membuat Biru menatap khawatir padanya.

"Hari ini kita gak belajar dulu ,ya. Maaf bilangnya mendadak, gua ada urusan." Geraha berucap kemudian pergi begitu saja.

Biru hanya terdiam menatap gadis itu namun dengan cepat mencekal nya.

"Ada apa?" Tanya Biru dengan tegas, dengan maksud meminta penjelasan.

"Gua ada urusan." Geraha mengulang ucapannya.

"Iya urusan apa?" Tanya Biru lagi, ia benar-benar merasa ada yang tidak beres dengan Geraha.

"Pokoknya ada urusan, dan itu bukan urusan lo." Geraha berucap dengan sedikit emosi kemudian menghempaskan begitu saja tangan Biru yang masih berada dipergelangan tangannya.

"Tunggu dulu!" Tegas Biru sambil kembali menahan tangan Geraha.

"Oke bukan urusan gua, tapi pake jaket gua." Biru kemudian melepaskan jaket yang berada ditubuhnya lalu dipakaikan nya kepada tubuh Geraha.

Biru hanya tidak ingin Geraha kedinginan dan digoda beberapa orang jahat sebab baju gadis itu yang menerawang karena basah.

Geraha terdiam saat Biru memakaikan jaket pada tubuhnya setelah itu pergi begitu saja sebelum Biru mengeluarkan sepatah dua patah kata.

Sepeninggal Geraha, Biru berjalan meninggalkan kantin dan kawasan sekolah lalu melangkahkan kakinya menuju Warung Sopo yang memang letaknya tak jauh dari sana.

"Bagi." Biru merampas begitu saja kerupuk pedas kesukaannya yang berada ditangan Daffi.

Yang makanannya diambil hanya menghela nafas pasrah.

"Kok lo gak belajar?" Tanya Daffi penasaran.

"Kata Geraha hari ini enggak dulu." Penjelasan Biru membuat Daffi menyeritkan dahi bingung. Ini sangat mendadak.

"Mendadak banget," sahut Daffi lagi

"Gak tau. Tapi, tadi dia basah kuyup." Penjelasan Biru membuat Daffi melemparkan padangan bingung kepada Biru.

"Lo mau gua tanyain anak-anak apa yang terjadi sama Geraha?" Tawar Daffi. Urusan mencari informasi itu mudah sekali.

"Coba cari tahu." Pinta Biru.

"Ru, mumpung gak ada Zaki dan Fikri lo bisa jujur sama gua." Daffi menepuk bahu Biru, membuat Biru menatapnya penuh tanya.

"Jujur apaan?"

"Jujur kalau lo suka sama dia." Ucapan Daffi dibalas tawa oleh Biru.

"Gua? Suka sama Geraha? Gak usah bercanda, gua gak ada rasa." Biru membantah dengan yakin.

"Gak usah denial, gua bisa liat dari keperdulian lo sama cewek itu udah keliatan jelas. Gua tadi liat lo kasih jaket lo ke dia, apa itu bukan berarti lo ada rasa? Lo gak pernah gini sebelumnya sama cewek."

Biru terdiam, memikirkan semua ucapan yang keluar dari bibir Daffi. Apa iya sudah jatuh pada Geraha?

"Diem kan lo, berarti bener." Daffi berucap final.

Pasukan Biru [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang