Dua Puluh : Biru, Purnama dan Arjuna

1.1K 171 46
                                    

Hari ini seperti kegiatan rutin bagi Geraha dan Biru setiap pulang sekolah, apalagi kalau bukan belajar bersama. Geraha merasa senang bisa mengajari cowok yang jelas-jelas sudah merebut hatinya. Sedangkan Biru, entahlah ia merasa belajar lebih menyenangkan ketika dengan Geraha. Keduanya juga sudah tidak lagi kaku.

Seperti saat ini, Biru sedang mengerjakan soal bahasa inggris yang diberikan oleh Geraha, sementara Geraha sedang mengerjakan PR yang baru saja dikasih hari ini.  Ya gadis itu bosan jika menunggu Biru tanpa melakukan apapun, jadi ia berinisiatif mengerjakan PR nya. Walau Biru menganggapnya terlalu rajin.

"Gua mau tanya," ucap Geraha tiba-tiba sambil menghentikan kegiatannya dan memandang lekat Biru yang ada dihadapannya.

Biru yang sedang fokus mengerjakan pun mengalihkan tatapannya dari buku kepada Geraha.

Suasana kantin yang tidak terlalu ramai dengan angin yang hari itu bertiup lumayan kencang menjadi latar keduanya saat ini.

"Apa?" Tanya Biru penasaran.

"Lo kenapa sama Baskara musuhan banget?" Tanya Geraha. Ia benar-benar penasaran, soalnya terlihat seperti ada dendam yang mendalam.

Geraha yang sadar bahwa pertanyaannya seperti ikut campur urusan Biru pun dengan cepat kembali membuka suara.

"Eh kalau gua terlalu ikut campur, maaf ya. Gak usah dijawab, nggak apa-apa." Geraha menyelesaikan kalimatnya. Biru pun menatap gadis itu lekat, ia sudah nyaman dengan kehadiran Geraha. Mungkin, bercerita tentang hidupnya sedikit pun tidak masalah. Toh, Geraha juga bukan gadis yang akan mengatakan kepada seluruh dunia apa yang Biru ceritakan.

"Gak apa-apa, gua akan cerita. Tapi, ini tugasnya? Soalnya sedikit panjang." Penjelasan Biru membuat Geraha melihat ke arah lembar jawaban Biru. Sudah lumayan banyak terjawab, hanya tinggal 5 soal lagi.

"Yaudah segitu aja, sini gua bawa pulang." Biru menyerahkan bukunya pada Geraha yang langsung disimpan gadis itu.

"Oke, sekarang cerita." Geraha melipat kedua tangannya dengan rapih seperti anak TK yang berlomba siapa paling rapih akan pulang duluan.

Biru tertawa dalam hatinya, Geraha tuh kadang galak tapi bisa juga menggemaskan. Benar-benar paket komplit.

"Jadi gini..."

Flahsback On*

1 tahun yang lalu...

Malam semakin larut, dengan cahaya bulan yang menerangi seluruh kegiatan dibumi. Biru menatap seorang ketua gangster yang terindikasi juga seorang mafia didepannya.

Malam ini mungkin akan menjadi malam yang sangat panjang bagi Biru dan teman-temannya. Hari ini ia ingin menuntaskan perselisihan diantara dia dan ketua gangster tersebut.

Semua berawal dari salah satu sahabat yang juga sudah ia anggap seperti Kakak bernama Purnama. Purnama datang pada Biru dengan wajah babak belur dan hampir meninggal dunia 2 minggu yang lalu, dan ia mengaku bahwa pelaku pengeroyokan ini disebabkan oleh gangster yang sedang ada dihadapan Biru.

Orang-orang menyebut mereka 'Gangster Kelam'. Dengan Bang Jum sebagai pendiri serta penggeraknya. Banyak yang bilang, Bang Jum itu tidak akan segan-segan membunuh lawannya jika memang itu harus dilakukan. Biru? Ia tidak akan gentar sama sekali. Baginya ancaman itu adalah motivasi untuk semakin mengahancurkan lawannya.

Purnama bercerita, ia tidak tau apa motif Bang Jum dan kelompoknya datang lalu mengeroyoknya. Padahal, Purnama merasa tidak melakukan kesalahan apapun. Biru percaya, karena Purnama sendiri adalah tipe seseorang yang tenang dan enggan mencari keributan. Berbeda dengan dia. Ya walau jika sudah terjun dalam perkelahian Purnama termasuk kedalam seseorang yang handal. Tapi, kalau dikeroyok 50 orang? Mustahil untuk bertahan.

Pasukan Biru [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang